Pesanmu tak tertulis membuat makna berwarna-warna
Pesan putih berwarna abu
Pesan hitam berwarna putih
Ku sodorkan kanvas dan tinta berwarnaÂ
Namun kau tak juga bergeming untuk menuliskan rasamu
Membiarkan warna menerjemahkan rasa
Tak kan bosan........Â
Aku masih di sini dengan nampan kertas-kertas dan pena menanti kau menulis isi hatimu
Namun bising suaramu yang terus ku dengar semakin menyesakkan ruang kepalaku
Tak susah menggoreskan pena
Tak sulit memilih tintaÂ
Namun kau tak ingin diam karena kau pikir suaramu merdu bersenandung menjadi nyanyian sumbang
Warna yang tercipta semakin tak berwarnaÂ
Warna-warna bercampur menjadi lukisan bergambar hantu
Suaramu terus terdengar di setiap sudut ruangan
Menggema di kesepian pagi merusak ketenangan hati
Aku masih di sini dengan gelas berisi tinta dan pena yang baru menanti kau menulis pesan hatimu
Dengan harap pesan cinta akan bermakna cintaÂ
Pesan duka akan bermakna lukaÂ
Pesan senyum tak kan terbaca air mata
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H