Nah, itulah akar masalah anak ini. Ia kedinginan. Lantas kedinginan tersebut memicu keluarnya kentut yang sama sekali tidak ia sengaja. Semakin dingin udara yang menembus kulitnya, semakin sering ia mengeluarkan kentut.
Memang benar udara di tempat saya mengajar saat ini sangatlah panas. Sehingga yang saya lakukan adalah dengan mendinginkan ruangan hingga suhu 16 derajat celcius. Saya berfikiran apabila anak-anak masuk kelas akan merasa nyaman dengan suhu yang sejuk -- sebab di luar ruangan sangat panas. Saya tak pernah memikirkan apabila salah satu dari anak didik saya mendapat masalah dengan sejuknya ruangan itu.
Tidak mungkin pula saya menaikkan suhu karena anak yang lain akan merasa kurang nyaman dengan suhu yang panas. Maka, saya menyarankan mamanya untuk membekali dia dengan jaket dan kaos kaki. Dia wajib memakainya selama kelas berlangsung.
Saya mengamati detail setiap perubahan kecil yang dialami oleh anak ini. Termasuk reaksi tubuhnya dengan saran baru itu. Lantas, masalah ini ternyata menemukan solusinya. Dia sudah tidak kentut lagi di kelas.
Dari sinilah, saya memahami bahwa variabel dalam Pendidikan sangatlah kompleks. Bahkan hal sekecil suhu ruangan ber-AC pun harus dipikirkan matang-matang. Sebab, hal kecil ini dapat mempengaruhi keefektifan pembelajaran dalam sebuah kelas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H