Mohon tunggu...
Bunda Hafidz
Bunda Hafidz Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati anak

Bunda dengan tiga putra

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tentang Rindu

30 Agustus 2024   11:35 Diperbarui: 30 Agustus 2024   11:54 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sepi ini paling pedih 

Laksana belati menghujam berkali-kali 

Tetes tangis jatuh yang menderu dalam ruang dan waktu

Menjelma malam yang paling sendu

Bagaimana membuang rasa rindu yang terus bergemuruh

Gemericiknya memenuhi jantung hatiku

Mengalir deras bagai aliran sungai

Merajai jiwaku tanpa usai

Mentari pagi tak mampu meredam rindu hatiku yang begulung-gulung

Menggapai sosok-sosok wajah tampan dan jelita.

Tak tergapai dengan lenganku untuk sebuah pelukan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun