Tak ada yang lebih mengharukan dari seluruh peristiwa yang terjadi di bulan Agustus 2018 selain "Pelukan Prabowo dan Jokowi" bersama seorang atlet Pencak Silat bernama Hanifan Yudani Kusumah. Dengan sehelai bendera Merah Putih Hanifan merangkul Prabowo lalu mengajak Jokowi bersama dalam satu pelukan dan seluruh penonton berteriak lalu menangis dibuatnya.
Itulah momentum silahturahmi politik dan menjadikan suhu politik yang sempat memanas sejak adanya "geger hashtag Ganti Presiden" yang digerakkan kelompok tertentu di berbagai kota.
Gerakan tersebut kemudian memancing kelompok pendukung Presiden ataupun kelompok masyarakat umum menjadi saling tikai, dan perdebatan dimana-mana termasuk di media sosial. Lalu pelukan itu sontak menjadi sebuah sikap saling sadar bahwa "Indonesia Itu Satu Kesatuan".
Sebuah peristiwa politik bisa menjadi sebuah kebetulan, bisa juga menjadi sebuah desain terencana atas segala momentum, namun yang jelas dalam sebuah peristiwa politik selalu ada tokoh penggerak dibaliknya. Dari Asian Games yang meriah, kemenangan besar atlet-atlet Indonesia, acara Asian Games yang mampu menghentak kesadaran publik bahwa Indonesia bangsa yang hebat, sampai dengan Pelukan Jokowi dan Prabowo di tengah Pencak Silat.
Di balik itu ada koordinator yang menggerakkan semua lini pemerintahan agar saling satu rampak barisan, siapakah yang melakukan komunikasi politik sehingga tercapai situasi seperti itu, sampai pada gerak cepat pembentukan Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi yang massif dan terstruktur. Orang yang paling bertanggung jawab atas segala dinamika politik adalah Puan Maharani.
Nasib Puan sama dengan ibunya Megawati Sukarnoputeri, selalu menjadi sasaran bully publik dan dianggap sebagai politisi yang hanya mendompleng nama besar Megawati juga bagian dari sejarah oligarki negeri ini, sehingga namanya selalu menjadi bagian utama arus nyinyir publik.
Namun di kalangan elite-elite politik, Puan adalah sebuah fenomena baru. Dialah politisi muda yang mampu diterima di semua kalangan, di tengah tajamnya friksi politik akibat pembelahan yang kuat antara "kaum oposisi" dengan Pemerintah, nama Puan dijadikan perekat paling kuat diantara semua kubu politik baik pendukung Pemerintah maupun Oposisi.
Takdir Puan seperti Taufik Kiemas, yang selalu menjadi penjalin komunikasi politik dan memecah kebuntuan politik, bakat Taufik Kiemas (TK) sebagai pelobi yang bisa tertawa bersama dimana saja, menurun ke Puan dan nama Puan dianggap sebagai "kepercayaan politik dari Kubu Banteng" ketika berdiplomasi dengan "kubu luar Banteng".
Bagaimanapun PDI Perjuangan adalah Partai besar dimana tiap langkahnya menjadi perhitungan Puan dengan Partai-Partai lain dan kekuatan politik besar non Parpol.
Tiga Bakat Puan Maharani di Balik Desain Politik NasionalÂ
Ada tiga bakat Puan Maharani yang saat ini memberi pengaruh besar dalam konstelasi politik nasional. Bakat Pertama, konseptor, bakat kedua, Koordinator dan Administrator serta bakat ketiga adalah Solidarity Maker.
Puan adalah konseptor dibalik banyak kebijakan politik, ia menyusun strategi lalu merangkul banyak ahli untuk masuk dan menyusun narasi strategi lalu membuat sebuah gerakan politik yang banyak mengejutkan publik. Di kalangan kelompok profesional ahli branding, adalah suatu hal yang membanggakan bila mampu bekerjasama dengan Puan Maharani dalam menge-golkan tujuan politik dengan mengangkat dan mengalirkan sebuah "persepsi politik" menjadi satu kesatuan yang solid, gampang dimengerti publik dan menciptakan rasa solidaritas untuk bergerak.
Ia mampu secara berulang-ulang melakukan insepsi ke alam bawah sadar publik dengan jargon politiknya. Juga lewat jargon politik ia melakukan sebaran makna ke publik dan memperluas gagasan yang mampu menggerakkan.
Inilah kemampuan diseminasi Puan yang utama, dan dirasakan banyak politisi di segala macam tingkatan politik. Dan kelompok elite penggerak Partai di luar PDIP juga mengakui kemampuan utama Puan dalam melakukan diseminasi perluasan ide dan gagasan sehingga menciptakan sebuah konsep bersama.
Puan Sebagai Koordinator dan AdministratorÂ
Kemampuan Puan sebagai Koordinator dan Administrator dalam organ-organ politik yang tertib menjadi kemampuan yang menonjol dan bakat politik ini tampaknya menurun dari Ibunya, Ketua Umum PDIP Megawati yang memang mempunyai kemampuan menciptakan desain organ politik yang tertib namun memiliki kekuatan riil yang menggerakkan.
Kemampuan Puan dalam hal ini sangat terlihat di wilayah politik Jawa Tengah, yang bagi orang politik mengerti bahwa daerah itu adalah "wilayah Puan Maharani", di Jawa Tengah organ-organ politik PDI Perjuangan terkenal sangat kuat tertib administrasinya, memiliki jaringan kuat dalam menggerakkan fungsi real politik dan mampu dengan cepat melakukan konsolidasi politik bila ada gerakan yang harus dilaksanakan di Jawa Tengah kekuatan Puan Maharani dalam melakukan uji teori dalam tindakan sangat terasa.
Pengaruh Puan dalam menertibkan organ-organ politik di internal Partai lalu mengoordinasikannya dan menjadikan basis landasan gerakan, ia ciptakan dalam kolom-kolom politik nasional dalam melakukan penggerakan politik. Seperti di Tim Kampanye Nasional (TKN), Puan dengan senyap melakukan pengorganisasian, menghubungi para Sekjen-Sekjen Partai Pendukung, dan membangun kekuatan bersama dengan cepat dalam melakukan politik platform dukungan Jokowi di semua lini kantong-kantong politik dengan cepat.
Puan-lah yang berada di balik kemampuan koordinasi politik TKN, mulai dari melobi Jusuf Kalla, melobi Chaerul Tanjung, melobi semua kekuatan tinggi politik, Â sampai dengan membangun jaringan-jaringan relawan yang bersatu di dalam gerakan Tim Kampanye Nasional.
Tak banyak politisi muda saat ini yang memiliki jaringan sekuat Puan dalam berbagai macam "pintu masuk" politik dan membuat banyak kesepakatan politik yang beragam. Ia memanfaatkan benar jaringan ayahnya yang bisa masuk ke mana-mana, ia dekat dengan Prabowo dan memanggilnya dengan "Mas Bowo" , ia sangat dekat dengan Jusuf Kalla dan kerap menyapa Pak JK dengan sebutan "Oom JK".
Ia sangat dihormati JK karena kharisma ayahnya, ia juga bisa membina hubungan baik dengan SBY, Â Puan juga dekat dengan semua politisi papan atas di negeri ini. Dengan kemampuan dan modal sosial seperti ini ia dengan cepat membuat sebuah organ tim sukses TKN yang melibatkan unsur berbagai Partai dan organ-organ relawan serta gerakan terpusat, sistematis dan memiliki jenjang pengaruh panjang sampai tingkat daerah, disinilah ia mampu menjadi Solidarity Maker baik atas elite politik maupun massa tingkat bawah. Â
Puan seperti perekat atas segala friksi politik yang terjadi, ia bekerja dalam senyap dan tidak menggunakan kegaduhan media, ia mampu merangkai teka-teki politik menjadi sebuah jawaban politik, ia mampu menciptakan kondisi suasana kondusif seperti Taufik Kiemas.
Kemampuan Puan dalam menyodorkan panggung publik di balik pelukan Hanifan yang merangkul Jokowi dan Prabowo, sebelumnya Puan-lah yang mengajak Prabowo untuk hadir di panggung sebagai penghormatan pada Prabowo yang telah membawa Pencak Silat ke dalam puncak kejayaannya.
Puan juga yang meminta Jusuf Kalla untuk hadir dan disambut dengan kegembiraan politik JK, Puan juga menggandeng ibunya ke podium bersama Presiden Jokowi, lalu keajaiban itu terjadi "Rangkulan Hanifan sebagai lambang generasi muda yang ingin rasa persatuan, memeluk Jokowi dan Prabowo lalu jutaan rakyat berdiri penuh keharuan membayangkan kembali "Persatuan Nasional" dan Puan telah melakukan politik panggung itu dengan baik dan penuh kehormatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H