Jika Bunda sedang diuji dengan perselingkuhan suami, dan Bunda sendiri masih ingin mempertahankan rumah tangga,
kali ini saya ingin bongkar, beberapa kondisi yang lebih memungkinkan buat para suami untuk taubat selingkuh.
Dari sekian banyak pengalaman klien saya yang saat ini sudah diberikan keberhasilan oleh Allah menyadarkan suaminya dari perselingkuhan,
saya simpulkan ada beberapa kondisi yang mendukung suami untuk lebih cepat taubat dan berhenti selingkuh.
Apa saja itu?
Yang pertama, yaitu ketika istri menyadari bahwa dia tidak punya kendali atas perilaku suaminya. Masya Allah. Ini seolah-olah kontras dengan tujuan ikhtiar kita ya.
Lho, kita sebagai istri kan pengennya bisa menyadarkan suami Bun, supaya dia mau berhenti selingkuh?
Kok malah disuruh menyadari bahwa kita nggak punya kendali atas suami?
Mungkin Bunda bertanya-tanya seperti itu ya?
Ya, FAKTANYA Seperti itu Bun.
Justru ketika kita merasa bisa mengubah suami, ketika kita merasa diri kita mampu, efeknya kita akan mengandalkan kekuatan kita yang terbatas, energi kita yang terbatas, dan cenderung ngotot,
'pokoknya suami harus cepat putus dari selingkuhannya!'Â
Dan ketika kita ngotot, energi aura dalam diri kita akan cenderung negatif.
Dan di saat yang bersamaan, aura positif kita akan melemah. Daya tarik kita ikut melemah.
Coba Bunda perhatikan gimana wajah orang-orang yang suka ngotot, ngeyel, dan keras kepala?
Pasti nggak enak lihatnya. Ini karena auranya serba negatif.
Tapi ketika kita menyadari sepenuhnya, bahwa perilaku suami, perselingkuhan suami itu semua di luar kendali kita - kita menyerahkan urusan suami ke Allah,
nah di situlah justru akan muncul energi yang lebih positif, yang sumbernya langsung dari Allah.
Hanya saja, energi positif ini perlu diusahkan dengan menjalankan ikhtiar mendekat sama Allah seperrti yang diamalkan oleh klien-klien yang saya bimbing.
Mereka ini punya amalan-amalan khusus untuk bertaqarrub mendekat pada Allah dan mengakses "energi ilahi", dalam rangka membantu memudahkan ikhtiar beliau menyadarkan suaminya.
Nah jadi kalau kita ada di fase kesadaran semacam ini, biasanya langkah lahiriah kita akan lebih mudah.
Nah, kemudian yang kedua, suami akan lebih cepat menyadari kesalahannya dan besar kemungkinan untuk taubat selingkuh ketika kita sendiri menyadari bahwa hal yang bisa kendalikan adalah diri dan perilaku kita. Dan kita mau fokus ke situ.
Nah, ketika Bunda sudah bisa menyadari hal ini, dan bersedia fokus ke hal-hal yang masih bisa Bunda kendalikan, Bunda akan perubahan positif.
Mula-mula dari diri Bunda sendiri. Bunda lebih bahagia, anxiety dan kecemasan Bunda soal suami berkurang, dan aura Bunda kembali terpancar.
Banyak istri yang sibuk memikirkan,
"Kapan ya suamiku mau berhenti selingkuh. Kenapa sih dia masih telfonan sama wanita itu?"Â
Artinya Mereka sibuk pada hal-hal yang di luar kendalinya,
sampai lupa pada apa yang masih dia kendalikan.
Dan kalau mau jujur, sebenarnya inilah sumber kecemasan kita.
Tapi ketika kita bisa membedakan, mana yang harus kita fokuskan,
insya Allah kita akan lebih tenang dan kuat secara batin,
dan insya Allah peluang buat suami Bunda untuk berhenti selingkuh itu lebih tinggi.
Kenapa begitu?Â
Karena ketika Bunda fokus pada diri sendiri, Bunda nggak akan sempat memikirkan sakit hati dan emosi negatif Bunda ke suami.
Misalnya Bunda fokus merawat diri supaya lebih sehat, lebih bugar, lebih bahagia, menyibukkan pikiran dengan hal-hal positif, Â akhirnya jadi kebawa enjoy.
Saya tahu ini tidak mudah untuk dilakukan.
Tapi, bukan berarti tidak mungkin.
Nyatanya, sebagian besar klien saya bisa melakukannya.
Tentu dengan didampingi dengan bimbingan yang intensif dan rutin.
Nah, ketika Bunda sudah bisa enjoy dengan hidup Bunda sendiri, coba perhatikan apa yang akan terjadi!
Tindakan Bunda ke suami akan lebih ngena.
Kata-kata Bunda akan lebih enak diterima suami.
Sentuhan-sentuhan Bunda akan lebih terasa di hati suami.
Nah,selain itu, ketika Bunda ada di tahap ini, suami Bunda justru akan terheran-heran sama Bunda.
Suami Bunda mungkin akan berpikir,
"Lho, dia kok lempeng2 aja sih? Eh, dia kok masih happy-happy aja sih?" dan sebagainya.
Kenapa?
Karena di sini suami Bunda merasa "ada yang aneh" dengan diri istrinya.
Yang biasanya suka merecoki urusan suami dengan pelakor, yang biasanya mengkritik suami atas perselingkuhannya,
yang biasanya kepo sama urusan suami, biasanya mencecar dan menginterogasi suami,
sekarang kok berubah cuek, nggak ada suaranya..?Â
Ada perubahan "pola perilaku" Bunda yang berbeda dari biasanya.
Dan perubahan perilaku inilah yang akan menarik perhatiannya.
Nah, ketika suami sudah "tertarik" perhatiannya ke Bunda, artinya sudah ada celah yang terbuka lebar.
Dan ini bisa Bunda manfaatkan untuk mengambil kembali hati suami dari selingkuhannya.
Lalu, pola perilaku dan tindakan apa saja sih, yang perlu saya lakukan, Bun
Nah ini macem-macem. Tentu berbeda-beda antara istri yang satu dengan yang lain.
Karena itu akan lebih bijak dan maksimal hasilnya kalau Bunda ikut bimbingan konseling rumah tangga secara intensif dengan yang ahli di bidangnya.Â
Nah, pertanyaannya sekarang, sudah seberapa jauh kita melangkah untuk berikhtiar dalam menyadarkan suami dari perselingkuhan?
Boleh ditulis di kolom komentar ya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H