Buat Anda yang punya suami dengan kebiasaan buruk, entah itu suka chattingan dengan wanita lain, suka berjudi, ngelayap keluar malam, jarang di rumah, dan sebagainya, tentunya sedih ya rasanya sehari-hari harus melihat pemandangan "miris" perilaku suami?
Nah, oleh karena itu, di sini saya akan spill beberapa cara yang bisa Anda praktikkan jika ingin suami berubah.
Tapi sebelum saya spill caranya, ada beberapa prinsip yang perlu Anda pahami.
Yang pertama, secara naluriah, manusia itu inginnya mencari kenikmatan dan tidak mau sengsara.Â
Yang kedua, secara alami, laki-laki itu tidak suka dinasihati atau digurui oleh istrinya. Ketika istri mengkritik, menasihati, egonya akan terusik.
Dia akan merasa, "ini apa-apaan sih?? Tahu nggak, dia lagi ngomong sama siapa??"
Dan yang ketiga, umumnya suami atau laki-laki itu nggak mau berubah hanya demi menuruti keinginan istri (kecuali kalau dia cinta tulus pada istri).
Waduh, kok, dari 3 prinsip itu, kok hawanya, berita buruk semua ya?
Jangan khawatir. Dengan memahami 3 prinsip ini, Anda akan tahu bagaimana menstimulus atau memberikan pengaruh supaya suami mau berubah.
Sehingga, kita nggak perlu pakai cara-cara lama seperti menasihati, ngasih tahu, melarang-larang, marah-marah, ngomel, dan sebagainya.
Kita nggak perlu lagi teriak, "Kamu ini emang susah dibilangi ya! Kan udah aku bilang, jangan keluyuruan!"
Nggak ada lagi yang kayak gitu. Insya Allah.
Lalu gimana caranya?
Yang pertama, karena manusia itu nalurinya pengen cari kenikmatan dan menghindari sengsara, maka ketika suami suka melakukan kebiasaan buruknya (entah chattingan sama wanita lain, keluyuran, berjudi, atau kemaksiatan lain misalnya), jangan dilarang.
Kedengarannya ekstrim ya?
Ketika kita melarang-larang suami, efeknya suami bakal menganggap kita sebagai perusak dan pengganggu kenikmatannya.
Apalagi kalau kita melarangnya sambil ngomel.
Biasanya suami malah semakin tertantang, karena egonya terusik.
Lalu gimana caranya? Kan tidak mungkin kita pakai cara klasik memarahi suami?
Dengan meluapkan kemarahan pada suami, mungkin suami akan lebih mendengarkan Anda.
Di beberapa kasus, cara ini boleh dibilang, cukup ampuh.
Tapi di sisi lain, cara ini juga seringkali kurang efektif ketika harus berhadapan dengan suami ber-ego tinggi.
Karena itu, akan lebih baik jika Anda menawarkan kenikmatan-kenikmatan lain buat suami.
Jadi, tugas Anda sebagai istri sebenarnya adalah mengalihkan perhatian suami pada sumber-sumber kenikmatan lainnya.
Ambil contoh aja deh. Suami Anda hobinya main judi, main kartu, ngabisin uang sama temen-temennya.
Nah, Anda kasih suami kesenangan main kartu di rumah. Anda ajak suami main kartu di rumah sama Bunda.
Ajak taruhan.
Misalnya, kalau suami menang, taruhannya nanti Anda bakal kasih layanan di ranjang yang special, atau layanan pijatan.
Misalnya begitu.
Selanjutnya, bikin suami Anda ketagihan main kartu sama Anda dengan taruhan yang saya sebutkan tadi.
Nanti kalau dibiasakan, dan suami bisa menikmati main sama Bunda, lama-lama dia akan males keluar rumah.
Nah, dengan cara ini, suami Anda akan tetap mendapatkan kesenangannya, Anda juga bisa mendapati suami di rumah, dan permainan kartu yang tadinya berdosa, sekarang jadi berpahala.
Hanya saja, cara ini perlu dilakukan secara istiqomah.
Ingat rumus ini: Orang itu sulit berhenti dari maksiat sebelum dia merasakan nikmatnya taat.
Jadi kuncinya, berikan kenikmatan di jalan yang benar.
Nah, yang kedua, karena di sini ada prinsip bahwa laki-laki itu tidak mau dinasihati, dan suami tidak mau berubah demi istri, maka jangan menasihati suami.
Dan jangan menyuruh atau berharap suami berubah demi Bunda.
Tapi, sentuh kesadarannya.
Kalau kesadarannya sudah tersentuh, insya Allah suami akan berubah dengan sendirinya.
Bahkan bisa jadi dia berubah ke arah yang jauh lebih baik dari harapan kita.
Caranya gimana?
Pupuk egonya. Tumbuhkan harga dirinya.
Anda bisa contoh salah satu klien yang saya bimbing.
Suaminya menjalin hubungan dan ingin menikahi seorang wanita yang katanya ingin berhijrah dan butuh bimbingan.
Saya paham, si suami ini merasa diagungkan karena merasa dijadikan pemimpin.
Dan inilah yang bikin si suami kepincut sama si pelakor.
Lantas saya sarankan klien saya untuk berhenti mengejar-ngejar suaminya.
Sebagai gantinya, saya minta beliau untuk memenuhi kebutuhan ego suaminya, yaitu dengan seolah memposisikan dirinya sebagai "murid agama".
Kenapa saya menganjurkan tips ini? Karena saya paham, si pelakor ini senjatanya juga lewat minta dibimbing agama.
Maka saya suruh klien saya ini menganggap suaminya sebagai "guru agama" untuk dirinya.
Beliau banyak bertanya, banyak minta pendapat, banyak mendengarkan, banyak memuji, dan mengagumi pengetahuan suaminya.
Kemudian beliau imbangi dengan ikhtiar spiritual mendekatkan diri pada Allah dengan banyak bermunajat dan berdzikir sesuai yang saya ajarkan.
Alhamdulillah, dengan keistiqomahan beliau menjalankan trik ini, Allah berikan kesadaran buat suami beliau sehingga menghentikan hubungannya dengan wanita lain dan mau fokus ke klien saya.
Kenapa bisa begitu? Karena di sini suami beliau mendapatkan apa yang dia butuhkan, yaitu pemupukan ego. Dibesarkan harga dirinya.
Ketika kebutuhan ego ini sudah dia dapatkan, insya Allah selanjutnya egonya bisa kita setir seperti yang kita inginkan.
Setelah kita kasih layanan ranjang, kita sering beri pujian, selanjutnya kita tinggal bilang saja dengan setengah merayu,
"Mas, kamu kan imam keluarga yang baik.
Aku percaya banget kamu itu punya kontribusi banyak buat keluarga.
Aku sebagai istri tuh membayangkan, kamu bisa jadi sosok yang begini, begini, begini.. aku yakin kamu tuh bisa.. bla, bla, bla, bla..." dan seterusnya.
Kata-kata seperti itu mungkin terdengar klise.
Tapi ketika dipraktikkan, efeknya akan terasa.
Klien saya sudah banyak yang membuktikannya.
Nah, proses ini memang nggak mudah, Bun. karena kita seolah-olah terkesan harus selalu mengalah. Tapi, mengalahnya kita di sini itu bukan menyerah.
Tapi mundur satu langkah, untuk maju 4 langkah ke depan.
Tahu-tahu, suami mau sadar, dan mau berubah lebih baik, tanpa kita harus ngotot menceramahi atau mengejar-ngejar suami secara mental.
Jadi itu tadi beberapa cara yang bisa Anda lakukan kalau Anda ingin suami berubah lebih baik.
Memang ini kelihatannya mudah, tapi butuh effort juga ya. Tapi insya Allah, tidak ada salahnya untuk dicoba.
Semoga bermanfaat. Kira-kira para Bunda biasa pakai cara apa nih untuk "mengubah suami"?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H