Mohon tunggu...
bunda alif
bunda alif Mohon Tunggu... karyawan swasta -

hanya seorang bunda..yang sedang belajar menulis... belum menemukan konsep yang pas apakah akan menulis dijalur..rock..pop ataukah dangdut atau mungkin keroncong....upss.... @#@!!#!!%$

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hari Anak Nasional.. Untuk Anak yang Mana??

23 Juli 2011   03:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:27 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bunda...

jangan kau peringati keberadaan kami setiap tahun

jangan kau megah2kan kemeriahan itu

jangan kau dendangkan lagu tabuhkan genderang..

berpesta pora..

Bunda...

jangan kau dirikan tenda..

hadirkan pejabat..

dari desa hingga kota..

beragam makanan dan minuman kau hidangkan

tarian dan nyanyian kau suguhkan

sambil berteriak lantang selamat hari anak nasional

semua itu sungguh tak perlu bunda..

bila...

disini kami masih bertelanjang dada..

bertelanjang kaki

mengais sisa makanan

menangis minta dikasihani

kami lapar..

kami haus..

luka di kaki kini bernanah..

legam hitam muka kami..

kami di cibir.. kami di usir..

berapa banyak kami yang lahir sia-sia

hanya jadi pengemis dan gelandangan

bunda..

imunisasi bagi kami yang baru lahir itu cuma angan

tubuh kecilku hanya tidur dalam gerobak kayu

yang didalamnya ada bundaku, kakakku

dan ayahku yang berpeluh keringat..

atau mengigil dingin..tanpa alas kaki

tidur diluar..hanya beralas koran

bunda..

buku usang kertas kumal tulisan buram

jadi bahan bacaan kakakku..a...b...c ..d ..ia mengeja

bersekolah gratis itu mimpi buat kami

walalu nyata adanya..

bunda... kami tak tahu hari ulang tahun kami

dan hampir pasti kami tidak pernah peduli

tanggal berapa  peringatan hari anak nasional

apa gunanya hari itu buat kami bunda

bila disini..kami hidup dan mati sia-sia...

by.bunda alif

230711

(dicopas dari fb sendiri... ^_ * )

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun