Selama pandemi ini, banyak orang yang menghabiskan waktu di rumah aja. Ada yang sibuk dengan hobi bercocok tanah, bersepeda, menjahit, membuat craft, hingga memasak.
Saya salah satu yang menggunakan kesempatan banyak di rumah dengan kembali belajar aneka masakan.
Dulu saya pernah sukses bikin roti. Udah lama sekali saya ga pernah lagi membuatnya.Â
"Bund, roti buatan kamu tuh enak, kita jualan roti yuk"Â
"Tapi aku masih belum bisa membuat tampilannya cantik"
"Ah ga masalah, bisa kog nanti lama-lama"
Bertahun-tahun suami meyakinkan saya untuk berjualan roti, tapi saya ga kunjung yakin sama kemampuan diri sendiri.
Saat pandemi dan lebih banyak menghabiskan waktu di rumah, saya mulai lagi mengasah kemampuan membuat roti. Mumpung sudah punya mixer dan oven.
Tapi, hingga memasukin Ramadan ini, saya masih belum punya keberanian untuk mencoba. Masih tetap belum yakin bisa membuat roti yang cantik dan emplokable
Selama Ramadan ini saya sih tetap pengen bisa membuat roti yang punya nilai jual dan layak ditampilkan.
Kelemahan saya masih belum bisa konsisten membuat bentuk rotinya sama dan kuning cantik.
So, saya masih harus trial n error beberapa resep untuk menemukan roti yang pas untuk saya jual. Membuat formula dan takaran yang tepat, plus berlatih membentuknya menjadi cantik.
Selama ini, kelinci percobaannya sih keluarga. Kalau mereka mahu selalu akan bilang enak dan lembut. Tapi kalo orang lain, belum tentu kan?
Sekali waktu, adik ipar datang saat saya sedang mencoba membuat roti untuk kesekian kalinya. Saat ia mencoba roti buatan saya, "mbaaa, ini enak banget rotinyaaa, lembuuut"
Dan suami dong langsung nyamber, "tuh kan kamu dibilamgin ga percaya"
Hahaha, iya deh, saya memang ga cuma butuh meningkatkan keahlian mempercantik tampilan rotinya, tapi juga meningkatkan keberanian buat "menjual".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H