Mohon tunggu...
Eva Reviyanti
Eva Reviyanti Mohon Tunggu... Guru - Berani melakukan hal baru

Seorang mahasiswi dan praktisi pendidikan anak usia dini yang sedang belajar pengembangan dalam bidang menulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Toxic Relationship: Bertahan karena Status Berdampak pada Pola Asuh Anak

29 Januari 2022   08:18 Diperbarui: 29 Januari 2022   16:01 1231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi toxic relationship (Sumber: Shutterstock via edukasi.kompas.com)

Ketiga, cari waktu yang tepat untuk berbicara, sadari masing-masing jika situasi dan kondisi tersebut tidak sehat bahkan saling melukai.

Keempat, jika sudah bicara tapi tidak menemukan titik terangnya dan kondisinya semakin parah, jangan ragu mencari bantuan pada professional, bisa kepada konselor pernikahan, psikolog, pemuka agama atau bisa juga orang yang kita percaya dapat memberi support.

Kelima, jika semua telah dilakukan tapi masih tetap toxic, berarti jalan terakhir yang bisa dilakukan adalah menjauh sementara waktu sebagai ajang intropeksi dan refleksi dirinya masing-masing atau pisah sekalian. Perceraian menjadi pilihan terakhir jika memang terpaksa tidak menemukan jalan keluarnya.

Sebesar dan serumit apapun permasalahannya, pasti selalu ada cara untuk mengatasinya. Tidak ada pernikahan yang sempurna, tapi ketika kita dapat mengendalikan bahkan menurunkan ego masing-masing, pasti kita akan mendapatkan kebahagiaan. 

Sejatinya hubungan bukan untuk saling menyakiti namun untuk saling membahagiakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun