...
Mungkin bukan cuma gue yang masih melihat kondisi di mana tempat duduk prioritas tidak diberikan untuk empat kategori yang ada di atas itu.
"Datang sebagai penumpang, lalu duduk sampai tujuan."
Padahal nggak jauh-jauh amat, cuma dua stasiun kok.
"Gak peduli amat lah sama orang, yang penting gue duduk. Mau dimintain tempat duduk? Gue tinggal pura-pura tidur aja. Udah sampai? Bangun."
...
Memang tidak menutup kemungkinan suatu saat kita akan naik KRL ini dengan kondisi yang capek dan butuh tempat duduk, tapi selama kita bisa memberi, kenapa enggak?
Gue selama tiga tahun mengenyam pendidikan di Jakarta, gue rasakan betul apa yang terjadi  di KRL ini di jam pulang kantor. Apalagi, selama tiga tahun itu, gue belum sempat merasakan kereta yang tiap 10-15 menit udah ada di tiap stasiun kayak sekarang. Waktu gue SMA dulu bisa sampe 30-45 menit, tuh. Mau tunggu kereta di selanjutnya? Ya siap-siap aja berenang di dalam lautan manusia.
Selama tiga tahun merasakan indahnya perjalanan menggunakan KRL, gue juga terlatih menjadi atlet renang di dalam kolam manusia. Enaknya kalau rame itu...
"Gak pegangan juga bisa senderan."
Tapi, enaknya bersandar di tengah lautan manusia itu tidak akan bisa dirasakan oleh orang yang masuk dalam kategori prioritas tadi.