Lidah bercelat. Tajam dan sengatnya melebihi bencana
Laiknya firman pada sang takdir tentang suara kata pada bahasa
Sebatas isyarat petir pada hujan atau getir pikiran pertanda
Gempa dalam dada
Kekacauan di mataku adalah risau terpatri gemuruh dendam
Dan amarah gairah geram berumpat kalimat mesra
Terpoles beragam alas an-alasan gombal para pembual
Nikmatilah hai hati, resah risau yang berdesau
Biarlah berkelana sejauh pisau mengerat uraturat lehermu
Bersiaplah, takdir segera memasung celat lidah yang tercuat
Dan kau akan tahu bahwa yang dating adalah “kutukan”
Keboen Laras, 04 0ktober 2010
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI