Aku takut mencintaimu
Dengan diriku yang tak sehebat kamu
Aku takut mencintaimu
Dengan  kekuatanku yang tak sekuat kamu
Aku takut mencintaimu
Dengan harapanku yang tak setinggi punyamu
Akan cinta yang indah , akan doa yang tak ada putusnya
Agar kau tahu aku hanya takut mencintai
Bolehkah
Bolehkah aku menjadi jahat
Memanfaatkan rasa sukamu padaku
Demi mengusir kesepianku ,tanpa aku membalas cintamu
Tanpa aku peduli denganmu , tanpa aku menghargaimu
Pasti kau benci bukan ?
Aku bertanya padamu .
Lalu kau diam .
Ijinkan aku
Merasakan kesejukan saat kau memanggil namaku
Merasakan bahagia saat kau ada di dekatku
Memeluk kasih sayangmu
Ijinkan aku …
Tapi rasa dan dekapan itu tak benar – benar kurasakan
Aku tak merasakannya.
Atau aku yang tak peka ? atau kau yang tak mengijinkanku .
Aku minta , ijinkan aku .
Melambai pada debu
Melambat kereta menuju stasiun
Menjemputmu untuk pergi mengikutinya
Ku Melambai padamu bagai pohon
Tak dapat ku mengejarmu
Seperti ada dinding sel dan plastida yang menahanku
Benakku menjerit bagai binatang
Tapi terbungkam karena cinta
Pergilah …pergilah …..
Gapailah semuanya
Hiduplah , sehatlah , bahagialah
Untuk aku .
Memancing ragu
Detik detik suaranya nyaring dari jam dinding
Mataku tak dapat kupejamkan
Keresahan tergugah saat kudengar suara sanubari memanggil
Demi memikirkanmu
mu siapa ? mu atau Mu ?
mu .
lalu aku berdoa pada Mu , memintamu .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H