Mohon tunggu...
RARA
RARA Mohon Tunggu... -

Karena hidup hanya sementara. Lakukan yang terbaik . YAKIN AJA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Maria Stephani Sopiyah, Kartini di Hatiku .

21 April 2012   13:22 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:19 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nama lengkapnya baru saya tahu beberapa hari yang lalu ketika juru foto menyanyakan nama lengkapnya dan mengukir nama itu di peti. Saya yang sejak kecil memanggilnya mbah uti , selama ini hanya tahu namanya dari orang - orang yang memanggilnya sebagai Mbah Kirmin . Nama almarhum suaminya , mbah kakung saya .

Sosoknya yang bersahaja , dan selalu mengerjakan segala sesuatu denga cara sempurnya dilatar belakangi dengan profesi dan sekolahnya dulu . Mbahuti dulunya tinggal di asrama bersama biarawati -biarawati yang selalu mengajarkan disiplin , tata krama , dan sopan santun yang kuat . Profesi mbahuti semasa aktif dulu juga sebagai guru , yang terbiasa mendidik dan menjadi suri tauladan bagi murid - muridnya .

Mandiri dan berwibawa , sebagai seorang wanita  mbahuti adalah kartini sejati bagi saya . Menikah dengan seorang tentara pada jaman perang dahulu memberi konsekuensi yang berat baginya , sering ditinggal mbah kakung ke medan perang , mengurus segala sesuatunya sendiri . Seringkali mbah kakung tidak dapat menemaninya pada saat sedang mengandung , bahkan proses persalinan . Mbahuti dulu pernah bercerita saat - saat ketika ia melahirkan dan harus menginap di rumah dokternya  , saat  ia mengurus segala sesuatunya ketika sedang kepayahan , namun dari semua ceritanya itu tidak ada keluh kesah sama sekali . Semua kata - kata yang ia ucapkan murni bercerita tanpa terselip keluhan atau rasa disusahkan . Tujuh anak yang mbahuti lahirkan pun saat ini telah menjadi orang besar , tidak hanya dari segi ukuran karena semuanya memiliki berat badan yang ekstra , namun semuanya telah sukses dan selalu jadi kebanggaan buatnya . Apabila sedang berkumpul bersama teman - temannya tak jarang ia selalu menceritakan putra - putrinya dengan penuh rasa bangga dan tak henti - hentinya mengacungkan jempol .

Sosoknya yang keras . Dari papa saya , saya tahu bahwa dulu mbahuti adalah ibu yang super disiplin . Ketika jam makan semua harus segera berkumpul dan makan bersama , saat jam tujuh semua putra - putrinya termasuk beberapa keponakannya yang tinggal dirumah dan disekolahkannya harus mematuhi jam belajar . Tidak ada yang boleh ramai , semua harus belajar .

Penuh perhatian . Setiap saya berkunjung beliau selalu memastikan saya untuk makan. Ketika SD dulu , kulit saya sempat melepuh terkena serangga , kebetulan saat itu saya menginap di rumah mbahuti . Ia dengan telaten mengoleskan minyak tawon pada kulit saya agar cepat sembuh , ia mengoleskan minyak tawon ketika saya sedang tidur . Setiap saya dan papa mama akan pulang ke rumah , mbahuti selalu memeluk saya erat kami satu persatu sambil mendoakan , tidak akan saya lupa kata - kata yang senantiasa mengiringi kepulanganku           " SEMOGA SUKSES SEGALANYA, TUHAN MEMBERKATI  "

Kasih sayangnya , ketegaran ,kesabaran , disiplin , semangat dan kekuatan doanya luar biasa memberi inspirasi dalam hidup . Ia adalah wanita hebat yang telah melahirkan ,mendidik , dan membesarkan putra - putri yang hebat pula . Kesetiaanya pada mbah kakung bagiku amat sangat membanggakan, walau seringkali harus ditinggal untuk perang , selalu ia mendoakan mbah kakung , dengan sabar ia menunggunya pulang ,sabar merawat mbah kakung saat terbaring lemah karena stroke , dan menangis tersedu saat tahun 2000 mbah kakung wafat .

Keikhlasanya dalam kesabaran dan ketekunan menanggung segala seuatu adalah bukti kasih yang nyata dalam hidup saya .

17 April pukul 23.40 menjadi saat dimana kami keluarga yang menyayanginya harus merelakannya pergi . Namun demikian , mbahuti tidak akan pernah hilang dari hati kami .

Selamat jalan mbahuti ...

Selamat jalan Maria Stephani Sopiyah ..

Selamanya kami  mencintaimu . Selalu ...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun