Tiga pukulan mengenai wajah Reezky. Sedangkan Reezky hanya mampu membalas satu pukulan di tubuh musuhnya. Saat Reezky hampir menghantam muka lawannya, salah seorang yang lainnya melempari kaki Reezky dengan batu dan membuatnya kesakitan. Hanntaman keras berada tepat ke wajah Reezky.
Darah .... beberapa tetes keluar dari kulitnya.
"Aku tidak kuat Aery, aku akan menemani Reezky ke depan menghadapi mereka."
"Jangan, Silvi!" balasku kaget dengan perkataannya karena sejak tadi Silvi terlihat gemetar ketakutan dan lelah.
Namun pecuma, dia tetap berjalan tanpa menghiraukan. Meninggalkanku sendiri di samping motor dengan keadaan yang masih sakit dan lemas.
"Setidaknya, aku tidak akan menyesali perbuatanku."
"Tunggu! Silvi! Jangan! Kamu hanya akan menjadi bulan-bulanan mereka!"
Berkali-kali kuteriaki Silvi untuk kembali namun sama sekali tidak berarti. Silvi tetap berjalan mendatangi para bedebah yang senang menyakiti kami.
Aku berusaha berdiri dan berjalan membantu mereka. Namun hanya beberapa langkah saja tubuhku ambruk. Tidak kuat berdiri menuju Reezky dan Silvi yang mengorbankan dirinya demi menyelamatkanku.
Kini, aku hanya bisa mengutuk diri yang terlampau payah dan tidak berguna di saat situasi begitu mendesak. Reezky dan Silvi terlihat tidak kuat melawan mereka.
Musuh terlalu banyak dengan senjata yang lengkap di tangan masing-masing. Menghantam Reezky ..., menghantam Silvi .... silih berganti dan membuat luka-luka berdarah.