"Aku tidak percaya Aurel. Sungguh, kamu bohong kan? Bukankah kita bertiga adalah sahabat yang akan selalu bersama ...."
"Itu dulu saat kecil. Saat dia baik. Namun sifatnya berubah seiring waktu! Dia selalu melarang ini melarang itu! Dia mengekangku dan membuatku tak bisa apa-apa! Mulutnya selalu merendahkanku! Kamu tahu rasa tersiksa direndahkan sepanjang waktu?! Tasya?"
"Tapi kamu bisa bilang kepadanyan bukan membunuhnya! Semua yang kamu ucapkan tidak benar kan?" Aku mendekatkan wajahku. Menatapnya. Namun ekspresi yang tak kuharapkan keluar dari wajah Aurel.
"Pergi dari sini!"
Aurel berteriak marah dan mendorong tubuhku untuk ketiga kalinya. Lemas kurasakan. Bahkan kali ini aku tak dapat berdiri dan berkata lagi.
"Tasya! Kamu tidak apa-apa?! Aku bantu berdiri."
"Kami telah mencurigaimu, Aurel. Kamu harus ikut bersama kami dan mempertanggungjawabkan semua yang telah kamu perbuat," ucap Ardi.
"Tidak, Ardi! Tunggu! Aurel tidak bersalah! Kumohon bantu dia," suaraku terasa berat. Di dalam kepalaku campur aduk dan tubuhku semakin tak berdaya.
***
Teman? Apa sebenarnya yang dimaksud teman?Â
Sahabat? Apa makna sahabat sesungguhnya?Â