Mata laut ditutup ibunya, lalu disuruh berpendapat. Padahal saat itu laut baru saja sampai rumah. Tapi setelah memperhatikan sejenak, akhirnya laut menebak, dia menebak masakan dengan benar!Â
Mereka senang, suasana keluarga yang sangat terlihat harmonis. Memasak bersama-sama, makan bersama-sama. Saling memberi saran dan masukan, dan lain-lain.
Juga, buku ini mengajarkan tentang arti cinta. Tidak hanya cinta pada lawan jenis atau keluarga. Ada cinta lagi yang perlu diperhatikan saat kita hidup bersama orang lain.Â
Yaitu cinta pada tanah air, cinta pada kemanusiaan, juga cinta pada perjuangan melawan ketidakadilan. Banyak pelajaran dalam buku yang jika direnungkan, sebenarnya sangat cocok dengan keadaan di Indonesia. Sekalipun buku ini adalah fiksi.
Sebagai penutup, saya ingin berkomentar mengenai sampul. Laut Bercerita dikemas dengan desain sampul yang indah.Â
Gambar yang menunjukkan perpaduan antara biru air, bertaburan gemerlap warna dari ikan-ikan dan terumbu karang terumbu karang. Walaupun ada sepasang kaki yang tampak mengerikan, karena dirantai dan kenapa juga kaki berada di laut.Â
Namun objek yang dominan dalam sampul adalah keindahan. Ikan-ikan kecil kuning yang banyak. Seolah sedang bercanda dan meluncur ke sana ke mari.Â
Karang yang mengusir gelap dan meramaikan suasana. Biru laut yang terlihat hangat seolah merangkul semuanya. Semoga anda tahu, itu semua sangat cocok dengan isi buku.
- Judul: Laut Bercerita
- Penulis: Leila S. Chudori
- Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia
- Cetakan: Kedelapan, November 2019
- Tebal: x + 379 hlm; 13,5 cm x 20 cm
- ISBN: 978-602-424-694-5
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H