Mohon tunggu...
Khoirul Muttaqin
Khoirul Muttaqin Mohon Tunggu... Wiraswasta - IG: @bukutaqin

Halo 🙌 Semoga tulisan-tulisan di sini cukup bagus untuk kamu, yaa 😘🤗

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Ulasan Buku Berjudul "Sadness: Teman Bersedih" by Wafi Hakim Al-Shidqy

8 Oktober 2021   06:33 Diperbarui: 8 Oktober 2021   06:38 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Isi buku/Dokumen pribadi

Pada awal memilih buku ini, sebenarnya ada rasa ogah-ogahan di dalam hati. Kenapa harus tema sedih buku yang akan saya baca? Padahal apa yang kita baca akan membekas di dalam pikiran. Selanjutnya pikiran akan mempengaruhi tingkah laku pemiliknya. Apakah membaca hal-hal sedih itu bagus? Saya bertanya pada diri sendiri (dan jawaban hati adalah tidak). Tapi selanjutnya saya tetap saja mengambilnya dengan beberapa alasan.

Namun setelah membaca buku ini, ternyata isinya tidak seperti yang saya bayangkan di awal. Paginanya tidak mengajak sedih dalam artian negatif seperti dugaan saya. Sebaliknya, ia mengajak bersedih dalam artian positif. Membuat saya langsung,

 "Oke, tidak apa-apa. Ternyata bagus sudut pandang yang penulis gunakan."

Namun sebelum lebih jauh ke pembahasan. Saya ingin memberikan gambaran tentang buku ini. Pertama, mengenai isi dari buku ini. Kedua, Sudut pandang yang penulis gunakan, dan ketiga, gaya kepenulisan. Sedangkan mengenai sampul, agaknya kita memiliki selera masing-masing bagaimana desain yang bagus.

Mengenai isi dalam buku ini, penulis memberikan narasi-narasi dengan tema utama bersedih. Tentu saja, sesuai dengan judul yang tertera pada buku. Namun jika dilihat lebih mendalam lagi. Penulis membuat buku ini menjadi lima bagian: Aku dan kamu, pahamilah, bersedih, dengarkanlah, dan pintaku. 

"Saya sedikit kesulitan menjelaskannya, namun dalam bahasa saya, buku ini semacam mengajak pembaca untuk bersedih karena kita diperbolehkan untuk bersedih. Selain itu penulis menjelaskan jika bersedih bukanlah sesuatu yang harus dihindari. Karena bersedih sudah menjadi siklus kehidupan yang pasti akan kita lalui."

Penulis mengangkat tema-tema tentang kehidupan sehari-hari dan mempopulerkan ulang. Misalnya tentang perjuangan, rasa sakit, kematian, dihina, dibentak, dikecewakan, dan lain-lain. Kebanyakannya adalah tentang hubungan antara satu orang dengan yang lain disertai harapan yang tidak sesuai kenyataan. Misalnya, tentang perasaan insecure yang melanda kita.

Sudut pandang yang penulis gunakan, adalah sudut pandangnya sendiri. Buku ini berupa non fiksi namun penulis menggunakan kata "aku" dalam setiap narasi yang digunakan. Ia mengingatkan pada pembaca dengan banyak mengutip kata-kata islami dan menyemangati. Misalnya kata-kata yang digunakan tentang hadis-hadis yang telah diriwayatkan.

Lebih jauh daripada itu, sebenarnya sudut pandang yang penulis gunakan terasa unik. Ia menyemangati orang dengan cara menyuruh untuk bersedih. Lalu memberitahu apabila "Kamu itu kuat, bersedih itu tidak apa-apa. Bersedihlah dan selanjutnya kamu harus bangkit". Barangkali seperti buku La Tahzan (Penerbit Qhisti Press) dengan sudut pandang Sebua Seni Untuk Bersifat Bodo Amat (Penerbit Grasindo).

Sedangkan gaya kepenulisan yang penulis gunakan dalam buku ini seperti pada umumnya. Pada setiap bab yang disuguhkan, mula-mula penulis memberikan kutipan dari kitab suci Al-Qur'an dan hadis. Lalu memberikan pemaparannya yang memotivasi pembaca untuk "tidak apa-apa bersedih". Lalu ditutup dengan dua kutipan.

Dalam memberikan narasinya, penulis selalu mengingatkan pembaca akan kekuasaan Allah SWT. Sehingga hal ini diharapkan bisa membuat pembaca merasa tenang dan lebih percaya diri. Meskipun pembaca sedang mengalami masalah yang membuatnya sedih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun