Mengingat jika buku ini adalah teenlit dan bergenre urban thriller. Buku ini cukup bagus karena mengangkat isu perisakan yang terjadi di sekolahan.Â
Apalagi korban perisakan digambarkan sangat tersiksa dengan keadaan yang dia alami. Hal ini persis seperti yang terjadi di dunia nyata. Sehingga konteksnya cukup lekat dengan para remaja dan persoalan yang mereka alami.
Saya jadi mengingat-ingat betapa dirisak itu menyakitkan. Saya sempat dirisak, meski tidak terlalu parah. Namun saya sempat mengetahui teman saya dirisak hingga orang tuanya datang ke sekolahan dengan marah-marah. Bahkan orang tua teman saya sempat melaporkan perisakan itu kepada polisi. Dan polisi itu ke sekolahan dengan seragam khas yang biasa dikenakannya.
Maksud saya, perisakan pasti membuat korbannya atau teman saya sangat tersiksa.
Hanya saja dalam novel ini. Saya kurang menemukan cara-cara agar tidak dirisak. Semacam solusi yang ditawarkan dan menjadi pelajaran berharga bagi pembacanya.Â
Jika penulis mencantumkannya, tentu nilai dari buku ini akan bertambah. Namun saya juga tidak bisa berharap lebih. Mengingat apabila menambahkan peristiwa tertentu sama dengan merombak alur cerita. Dan itu tidak mudah bagi penulis.
Tentang penulis
Dalam catatan identitas, buku ini adalah buku thriller pertamanya. Membuat saya terkesan karena cara penulisannya begitu rapi meski ini karya thriller pertamanya. Apalagi caranya membuat penasaran pembaca.
Saya belum cukup kenal dengan Vie Asano. Hanya sekadar tahu karena kami sempat mengikuti kelas kepenulisan di WhatsApp grup. Saat itu materinya tentang menulis novel thriller yang diadakan teman-teman Books4care. Tentu saja Vie Asano berperan sebagai pemberi materi.
Selanjutnya, saya mulai mengikuti akun Instagram yang dia miliki. Termasuk saya jadi tahu apabila dia adalah salah seorang di akun Instagram @ExpertClassProject termasuk Lia Nurida. Sedangkan kabar terakhir saat ulasan ini ditulis Vie Asano baru menjadi editor di salah satu penerbit yang lumayan besar.Â
Selamat membaca, ya!