Mohon tunggu...
Bukik Setiawan
Bukik Setiawan Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Penulis #AnakBukanKertasKosong. Telah tersedia di toko buku kesayangan anda

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Bukik Bertanya pada @erdiAN_aJI – Anji

23 Agustus 2011   15:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:31 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namaku Erdian Aji PrihartantoErdian diambil dari ‘dian’ yang berarti pelita. Aji pemberian eyang kakung artinya berharga. Prihartanto diambil dari ‘prih’ yang berarti prihatin atau bisa juga rasa perih. Kata ibuku, arti keseluruhannya adalah sesuatu yang sangat berharga disaat beliau mengalami hal yang perih.

Beberapa teman dekat memanggilku ‘joy’ yang berarti kegembiraan, keceriaan. Mungkin karena aku membawa banyak keceriaan saat ada di sekeliling mereka. Tsah!

Seperti beberapa takdir yang menghampiri tanpa kutahu apa alasannya, aku juga mengalami beberapababak kehidupan yang mengejutkan, setidaknya untukku sendiri. Bahkan dalam sehari aku mengalami beberapa babak peningkatan maupun penurunan emosi. Cuma memang, sampai saat ini ada beberapa yang terkenang.

Misalnya:

Saat kelahiran (alam bawah sadarku mencatatnya). Hal menarik dari kelahiranku adalah tanggalnya bertepatan dengan ulang tahun Ibu. Saat aku lahir, bedah caesar bukanlah hal lumrah dan murah. Hal lainnya, aku lahir tanpa Ibu merasakan sakit, beda dengan kelahiran anak pertama dan ketiga (aku anak kedua). “kaya mules mau BAB aja, tinggal ngeden, kamu keluar,” begitu penjelasannya suatu kali. Dan cerita itu sering diceritakan ibuku ke siapapun.

Kelas 4 SD, pertama kalinya aku mendapat panggung pertama dan tepukan teman-teman dan pujian guru, usai menyanyikan Bintang Kejora di depan kelas. Sejak itu, aku mempunyai mimpi untuk menjadi seorang penyanyi yang dikenang dalam sejarah musik Indonesia.

Masa perkuliahan. Pertama kali aku tinggal sendirian,  me ‘manage’ kehidupanku sendiri walau masih dengan suplai biaya dari orang tua, juga tak ada yang mengingatkan untuk belajar. Kemandirian dan pola berpikir ditempa di masa ini.

Masa bekerja. Ada beberapa tahap juga seperti menjadi guru, penguji dan pengawas untuk pengujian Tenaga Kerja Indonesia yang mau berangkat ke Taiwan, juga beberapa pekerjaan lainnya. Intinya di sini mulai mendapatkan uang sendiri. Mulai memahami kalimat “mencari uang itu susah”

Masa sekarang. Masa dimana banyak sekali pergulatan dengan emosi sendiri, polaritas dengan ego sendiridan berbagai kejadian berharga saat mereka dihadapkan pada proses pencapaian mimpi.

Untuk babak lain sampai nanti menjelang ajal, aku belum bisa menebaknya namun sangat menantikannya.

Satu benda yang melukiskanku? Aduh, mimpi bukan suatu benda sih ya. Aku memulai hidupku dengan mimpi. Menjalaninya dengan mimpi dan sampai sekarang masih berkutat dengan mimpi-mimpi, yang lama dan baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun