Mohon tunggu...
Bukan Sandiwara
Bukan Sandiwara Mohon Tunggu... -

Bukan sandiwara

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Nelson Mandela dan Konflik PSSI

26 Maret 2012   06:10 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:28 624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Sikap PSSI akhirnya berbuah petaka. Indonesia yang diperkuat oleh pemain-pemain dari IPL dibantai Bahrain 10-0 pada laga pamungkas penyisihan Grup E Pra Piala Dunia (PPD) 2014, Februari lalu.Ini merupakan sejarah kelam timnas Indonesia setelah 38 tahun terakhir. Tak hanya itu, laga ini juga sedang diselidiki FIFA karena dianggap tidak lazim mengingat skor pertemuan Indonesia dan Bahrain tidak pernah seperti ini. FIFA perlu melakukan investigasi, karena dalam duel ini Bahrain butuh kemenangan besar untuk melaju ke babak selanjutnya meski akhirnya gagal karena di laga lain, Qatar berhasil menahan imbang pimpinan grup Iran 2-2

Kebencian terhadap kepengurusan Djohar semakin meluas saat salah seorang pemain Malaysia, Safee Sali yang bermain di ISL masih bisa membela negaranya saat beruji coba melawan Filipina di hari yang sama saat Indonesia kalah 0-10 dari Bahrain.

Pemerintah juga geram akibat kekalahan ini. Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono meminta agar PSSI segera menyelesaikan konflik yang melanda sepak bola Indonesia. SBY juga meminta agar PSSI lebih mendengarkan suara rakyat Indonesia.

PSSI kembali berkelit. Djohar dalam sebuah acara jumpa pers justru menuding wasit sebagai biang keladi kekalahan memalukan timnas. PSSI bahkan terkesan berlindung di balik investigasi FIFA dan juga menuding pihak-pihak yang berseberangan lah yang membuat situasi menjadi kacau.

Sanksi pun diumbar. Sebanyak 32 klub dan 25 pengurus Provinsi dibekukan. Mereka juga dicoret peserta Kongres Tahunan yang akan digelar PSSI di Palangkaraya, Kalimantan Tengah.

PSSI sempat bernafas lega saat timnas U-21 lolos ke final Turnamen Sultan Hassanal Bolkiah. Pengurus yang berada di Jakarta pun menggelar acara nonton bareng untuk menyambut kemenangan Garuda Muda yang akan berhadapan lawan Brunei Darussalam.

Harapan untuk memenangkan laga cukup besar. Pasalnya selama ini Brunei kerap tak berkutik saat menghadapi Indonesia. Sayang di final BHT tersebut, Andik Vermansyah justru kalah 0-2. Kekalahan ini semakin membuat posisi PSSI Djohar terpojok.

PSSI akhirnya membuka jalur rekonsiliasi. Namun upaya ini dijalankan setengah hati. Bahkan belakangan, PSSI menuding Komite Olahraga Nasional Indonesia ( KONI) yang memediasi PSSI dan lawan-lawannya justru berat sebelah.

Sebaliknya kubu lawan yang tergabung dalam Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) menganggap agenda rekonsiliasi sudah terlambat. Komite yang dibentuk oleh anggota-anggota PSSI ini memilih untuk menggelar KLB dan membentuk PSSI tandingan di bawah komando La Nyalla Mattalitti.

Di lain pihak, PSSI juga menggelar Kongres Tahunan di Palangkaraya, Kalteng. Kongres yang dihadiri oleh pengusaha Arifin Panigoro ini mengeluarkan 14 keputusan, di mana salah satu poinnya adalah mengakui kompetisi ISL dengan lima persyaratan yang mustahil diikuti klub-klub yang selama ini memilih berseberangan.

Konflik kini semakin meruncing. KPSI telah melaporkan PSSI ke Badan Arbitrase Olahraga Dunia (CAS). Sedangkan KONI menganjurkan agar perselisihan diselesaikan di Badan Arbitrase Olahraga Republik Indonesia (BAORI), namun ditolak oleh PSSI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun