Mohon tunggu...
Bukan Hantu
Bukan Hantu Mohon Tunggu... -

Manusia Biasa

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Berani Miskin?

13 Maret 2012   12:36 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:07 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kenapa ayah melabeli mereka sebagai penjahat pak?

Karena ayahmu berpikir demikian.

Kenapa dia berpikir seperti itu?

Semua orang bebas melabeli siapa saja, aku, kamu, termasuk ayahmu.

Lalu, seperti apakah seseorang yang bapak anggap sebagai penjahat?

Bagi bapak, orang yang takut miskin adalah penjahat.

Siapa orang yang takut miskin pak?

Kamu berani miskin?

Pria itu masih terdiam, masih memendam kerinduan masa lalunya, suatu kenangan yang tak dapat dilupakan. Kini, dari percakapan-pecakapan bersama sang guru, kebijaksanaan dari sang guru menjadikan pengalaman itu lebih berarti dari bangunan-bangunan yang telah retak tertelan oleh waktu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun