Kenapa ayah melabeli mereka sebagai penjahat pak?
Karena ayahmu berpikir demikian.
Kenapa dia berpikir seperti itu?
Semua orang bebas melabeli siapa saja, aku, kamu, termasuk ayahmu.
Lalu, seperti apakah seseorang yang bapak anggap sebagai penjahat?
Bagi bapak, orang yang takut miskin adalah penjahat.
Siapa orang yang takut miskin pak?
Kamu berani miskin?
Pria itu masih terdiam, masih memendam kerinduan masa lalunya, suatu kenangan yang tak dapat dilupakan. Kini, dari percakapan-pecakapan bersama sang guru, kebijaksanaan dari sang guru menjadikan pengalaman itu lebih berarti dari bangunan-bangunan yang telah retak tertelan oleh waktu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H