Biopsi dilakukan dengan mengambil sampel kecil dari jaringan ginjal. Deteksi kerusakan ginjal kemudian dilakukan dengan memeriksa sel-sel ini dengan mikroskop.
Anda yakin ginjal Anda sehat? Tunggu dulu, kadang keyakinan itu bertolak belakang dengan kenyataan. Untuk lebih pastinya, lakukanlah salah satu tes atau cara diagnosis penyakit gagal ginjal tersebut. Dengan itu maka Anda bisa melakukan deteksi dini untuk selanjutnya melakukan pencegahan secepat mungkin.
Â
5 Stadium Penyakit Gagal Ginjal Kronis
Bukan bermaksud untuk menakut-nakuti, apalagi mendoakan. Semoga kita semua bisa terbebas dari penyakit gagal ginjal untuk selamanya. Namun, meski begitu kita tetap perlu waspada dan memelihara kesehatan kita.
Perkembangan penyakit gagal ginjal kronis diklasifikasi dengan sistem pemeringkatan (stadium). Terdapat lima stadium untuk mendefinisikan tingkat keparahannya, yaitu:
Stadium 1. eGFR bernilai di atas 90 atau normal. Walau nilai eGFR normal, terjadi kerusakan ginjal yang terdeteksi oleh tes lain.
Stadium 2. eGFR bernilai 60-89. Selain menurunnya eGFR ,tes lain mengindikasikan terjadinya kerusakan ginjal. Agar perkembangan kondisi ginjal dapat terus dipantau, pengidap CKD stadium satu atau stadium dua direkomendasikan untuk menjalani tes eGFR tahunan.
Stadium 3. eGFR bernilai 30-59. Pada stadium ini, perlu diadakan pemeriksaan lanjutan setiap enam bulan sekali.
Stadium 4. eGFR bernilai 15-29. Pada stadium ini, pengidap kemungkinan telah merasakan gejala-gejala CKD dan perlu mengikuti pemeriksaan tiap tiga bulan.
Stadium 5. eGFR bernilai di bawah 15. Disebut sebagai kondisi gagal ginjal, yaitu ginjal telah kehilangan hampir seluruh fungsinya. Setiap enam minggu, pasien gagal ginjal ini perlu menjalani pemeriksaan.
Perlu Anda tahu jika hasil eGFR dari waktu ke waktu dapat naik atau turun. Diagnosis penyakit gagal ginjal biasanya baru bisa dipastikan jika tes-tes eGFR yang dilakukan beberapa kali menunjukkan hasil konsisten di bawah normal.