Mohon tunggu...
Teguh Perdana
Teguh Perdana Mohon Tunggu... Editor - Menulis dan Berbagi Cerita

Berbagi Kata Berbagi Cerita

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Banjar hingga Gunung Kidul, Teori Hidup yang Fana dan Kepingan Rindu

31 Desember 2021   22:12 Diperbarui: 2 Januari 2022   02:15 939
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jam tangan saya telah menunjukan pukul 10.00 WIB. Kami akhirnya sepakat untuk kembali ke rumah. Namun, tantangan utama sebelum mencapai rumah adalah naik menuju tempat di mana kami memarkirkan motor. 

Naik dari dasar Kali Suci menuju ke tempat parkir memang membutuhkan tenaga yang tidak sedikit. Sebagai perokok, saya benar-benar merasakan lelahnya jalan menanjak yang diselingi dengan kelokan. Untungnya, hati saya gembira kala itu sehingga perjalanan tidak terasa.

***

Sekembalinya ke rumah teman, handphone saya kembali berdering. Betul, lagi-lagi itu adalah notifikasi dari kantor. Bukan lagi ditanya progress pekerjaan, tapi langsung diberi tenggat waktu terakhir pengumpulan.

Saya rasa, hal tersebut merupakan tanda bahwa harus segera kembali pulang menuju Banjar. Kembali ke kamar saya yang direka-reka agar nyaman bekerja dan bercumbu kembali bersama laptop yang saya juluki sebagai black panther berjam-jam (julukan terinspirasi dari seseorang yang sangat berjasa bagi kehidupan saya).

***

Kepulangan di luar jadwal membuat saya melewatkan banyak hal. Ihwal bertemu seorang teman hingga alfa-nya saya mengunjungi tempat yang cukup bermakna. 

Meski demikian, dalam perjalanan panjang selama 9 jam dari Gunung Kidul menuju Kota Banjar, saya menyempatkan singgah di beberapa titik di Jalan Deandels.

Jalan ini juga adalah faktor lain yang membuat saya tidak akan pernah melewatkan sesi foto di tempat atau kota mana saja yang saya singgahi. 

Jalan yang selalu membuat saya bernyanyi macam-macam hal dan jalan yang selalu membuat patah ribuan kali. Jalan ini juga yang membuat saya berfikir bahwa "Jika tidak bisa kembali saling rindu dalam rasa dan jiwa, setidaknya tetap bisa saling rindu dalam kenangan bukan?"

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun