Jam tangan saya telah menunjukan pukul 10.00 WIB. Kami akhirnya sepakat untuk kembali ke rumah. Namun, tantangan utama sebelum mencapai rumah adalah naik menuju tempat di mana kami memarkirkan motor.Â
Naik dari dasar Kali Suci menuju ke tempat parkir memang membutuhkan tenaga yang tidak sedikit. Sebagai perokok, saya benar-benar merasakan lelahnya jalan menanjak yang diselingi dengan kelokan. Untungnya, hati saya gembira kala itu sehingga perjalanan tidak terasa.
***
Sekembalinya ke rumah teman, handphone saya kembali berdering. Betul, lagi-lagi itu adalah notifikasi dari kantor. Bukan lagi ditanya progress pekerjaan, tapi langsung diberi tenggat waktu terakhir pengumpulan.
Saya rasa, hal tersebut merupakan tanda bahwa harus segera kembali pulang menuju Banjar. Kembali ke kamar saya yang direka-reka agar nyaman bekerja dan bercumbu kembali bersama laptop yang saya juluki sebagai black panther berjam-jam (julukan terinspirasi dari seseorang yang sangat berjasa bagi kehidupan saya).
***
Kepulangan di luar jadwal membuat saya melewatkan banyak hal. Ihwal bertemu seorang teman hingga alfa-nya saya mengunjungi tempat yang cukup bermakna.Â
Meski demikian, dalam perjalanan panjang selama 9 jam dari Gunung Kidul menuju Kota Banjar, saya menyempatkan singgah di beberapa titik di Jalan Deandels.
Jalan ini juga adalah faktor lain yang membuat saya tidak akan pernah melewatkan sesi foto di tempat atau kota mana saja yang saya singgahi.Â
Jalan yang selalu membuat saya bernyanyi macam-macam hal dan jalan yang selalu membuat patah ribuan kali. Jalan ini juga yang membuat saya berfikir bahwa "Jika tidak bisa kembali saling rindu dalam rasa dan jiwa, setidaknya tetap bisa saling rindu dalam kenangan bukan?"
***