Mohon tunggu...
Solehan Yusuf
Solehan Yusuf Mohon Tunggu... Buruh - Social Media Specialist

Hobi Bersepeda, Jogging, dan Futsal.

Selanjutnya

Tutup

Horor

Terjebak di Desa Kanibal

22 November 2023   15:08 Diperbarui: 22 November 2023   15:13 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh dari Pixabay 

Tersembunyi rapi, tapi tetap saja Agus bisa melihatnya. Ada sesosok mayat di bawah gapura.

Karena rasa penasarannya lebih tinggi dari rasa takutnya, akhirnya Agus memberanikan diri untuk mendekati mayat itu. Betapa terkejutnya saat diliat dengan seksama, ada gigitan di beberapa tubuh mayat itu. Dan yg lebih seramnya, gigitan itu seperti bekas gigi manusia.

"Din, sepertinya kita harus pulang lagi, jangan kita teruskan perjalanan ini, dan kita harus segera melapor polisi" ucap Agus yg mulai ketakutan.

"tapi gus, kita baru saja sampai, kita ini didanai oleh kampus utk penelitian di desa terpencil ini, dan kita udah pake setengah uangnya utk beli perbekalan kita" timpal Udin.

Agus dan Udin berdikusi dengan alot. Akhirnya mereka memutuskan untuk lanjut dan segera mencari rumah Pak RT desa itu.

Setelah 1 KM berjalan, akhirnya ketemulah rumah pertama di desa itu, Agus pun bertanya dimana Pak RT. Namun, warga di rumah tersebut tidak menjawab, hanya tersenyum sambil menunjuk arah rumah Pak RT dengan jempolnya.

"tuh kan din, desa ini udh ga beres dri awal juga, baru 1 org ketemu manusia. eh udh aneh aja tuh org" ucap Agus.

"tenang, mungkin dia lg sariawan" balas Udin sambil bercanda.

Tak lama, ada mobil dri arah depan melaju menghampuru agus dan udin. Ternyata itu Pak RT yg hendak mengajak kami k rumahnya.

"untung pak RT kebetulan lewat yah, jdi kita bisa cepet sampai di sini" ucap Udin kepasa Pak RT sambil turun dri mobil.

Mereka pun masuk ke rumah. Pak RT dgn sigap langsung mengunci pintunya. Tak berselang lama, bnyk warga (kira2 13 org) berdatangan  ke rumah Pak RT, namun tak ada seorang pun yg berbicara, mereka hanya tersenyum.

Agus dan Udin yg baru sadar ada yg tidak beres, langsung meminta pulang saat itu juga, namun Pak RT malah menyuruh mereka utk masuk k kamar tamu saja.

"tenang, mereka hnya tamu bapak, kalian berisitirahat saja di kamar yah" ucap Pak RT.

Setibanya di kamar, mereka berdua pun merencanakan utk kabur lewat pintu belakang dgn diam. Namun tiba2 saja mereka mengantuk, sangat mengantuk dan akhirnya tertidur.

Pak RT dan warga yg dtg, yg sudah mengira mereka tidur. langsung masuk ke kamar dan membawa Agus dan Udin ke dapur. Warga memasukan udin dan agus ke kuali besar yg sudah mendidih.

Karena guncangan yg hebat dan air yg panas, Udin dan Agus pun terbangun. Namun sayang, mereka tidak bisa bergerak karena tangan dan kakinya sudah dipotong.

Mereka pun menangis histeris. Pak RT dan warga tertawa-tertawa melihat buruannya menderita dan akhirnya meninggal.

Tak lama berselang, polisi datang. Mereka mendatangi desa tersebut setelah mengikuti pelacak yg disimpan di tasnya Agus.

Polisi pun menciduk Pak RT dan 11 warga itu krena telah terbukti melakukan pembunuhan.

Dalam sebuah kemenangan, terkadang memang dibutuhkan pengorbanan.

Pak Polisi mengorbankan dua mahasiwa pintar di sebuah kampus utk mendatangi desa yg sudah hampir 15 tahun dicurigai sebagai desa kanibal. Hampir sudah 100 org hilang di desa tersebut, hanya saja, polisi kesulitan menemukan pelakunya, walaupun sudah ada kecurigaan, tapi tetap, polisi butuh bukti.

Akhirnya, Agus dan Udinlah yg harus dikorbankan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun