Perkembangan jurnalisme menuntut para jurnalis harus cepat beradaptasi. Para jurnalis dituntut untuk bisa mengasah kemampuan mereka dalam memproduksi berita. Elemen-elemen multimedia menjadi bahan dasar utama bagi jurnalis dalam menghasilkan sebuah produk jurnalisme.
Media massa menjadi tujuan utama bagi khalayak dalam mencari dan menikmati segala informasi teraktual. Hal ini membuat perusahaan media dituntut untuk cepat mengadaptasi segala peluang yang membuat perusahaan media tersebut tetap eksis.Â
Perkembangan Jurnalisme Multimedia
Salah satu cara yang belakangan dilakukan oleh beberapa media adalah menjadikan jurnalisme multimedia sebagai produk andalan mereka.
Selain beralih ke bentuk multimedia, media saat ini juga sudah merambah ke dunia online. Jurnalistik online merupakan generasi terbarukan dalam dunia jurnalisme setelah jurnalistik media cetak.
Jurnalistik online memiliki keunggulan dalam banyak hal seperti kebebasan bagi khalayak untuk memilih informasi/berita apa yang ingin mereka lihat, kecepatan dalam mengakses sebuah berita, dan produk jurnalisme yang beragam.
Maksud dari produk jurnalisme yang beragam ini adalah khalayak dapat memilih produk berita apa yang ingin mereka konsumsi seperti; teks, gambar, animasi, audio, dan video. Dibandingkan dengan jurnalistik media cetak tentunya jurnalisme multimedia online ini lebih menarik.
Para jurnalis dituntut untuk dapat mengikuti perkemelemen-elemen multimedia.
bangan pembaca di dunia maya, dimana informasi dituntut untuk menarik dan cepat. Agar berita yang disampaikan tersebut dapat menarik perhatian khalayak, jurnalis harus mampu mengemas berita tersebut denganPerkembangan media ini juga perlu diseimbangkan dengan kemampuan para jurnalis yang bekerja di perusahaan-perusahaan media. Ekosistem dalam dunia kerja media yang berubah tentunya membuat para jurnalis dituntut untuk meningkatkan kemampuan mereka.
Praktek Kehidupan Jurnalis
Para jurnalis tidak cukup dapat menyusun teks berita dan menampilkan foto saja, tapi mereka juga harus cakap dalam menambahkan audio dan video. (Jurnalistik Online)
Dalam (Re)defining multimedia journalism dijelaskan bahwa ada 8 hal yang perlu diperhatikan jurnalis dalam mengemas berita multimedia.
1. Lengkapi, Jangan Mengulang
Jurnalisme multimedia memiliki lima elemen yaitu teks, gambar, animasi, audio, dan video. Dalam memproduksi berita multimedia, lima elemen tersebut dapat digunakan secara bersamaan dan saling berhubungan.
Jurnalis harus mampu memaksimalkan kekuatan elemen-elemen tersebut dan bukan mengulangi informasi yang sudah disampaikan dalam elemen sebelumnya.
2. Mengintegrasikan Jenis Media
Porsi media visual harus seimbang dengan teks. Keseimbangan yang dimaksud adalah bagaimana jurnalis harus dapat memberikan porsi yang sesuai diantara media visual dan teks. Penyajian berita harus diposisikan secara grafik informasi dan bukan dengan tata letak.
3. Menyederhanakan
Seorang jurnalis harus mampu memutuskan informasi apa yang benar-benar perlu dimasukan dan apa yang dapat ditinggalkan saat merencanakan sebuah berita.
Berita yang terlalu panjang dapat menjadi rumit dan bahkan membingungkan. Hal ini membuat berita tersebut enggan untuk dibaca.
4. Menarik Perhatian Audiens Secara Visual
Dalam jurnalisme multimedia sebuah berita atau informasi dikatakan menarik apabila berita tersebut dapat membuat khalayak tergerak setelah membukanya. Oleh karena itu sebuah berita harus dibungkus dengan visual yang menarik agar audiens tergerak untuk melihatnya.
5. Nonlinear, Tidak Perlu Rumit
Berita dalam bentuk multimedia biasanya menyediakan pilihan bagi audiens untuk dapat melompat ke bagian mana yang ingin mereka pilih. Hal ini membuat terkadang setiap orang melewatkan informasi dan konteks yang ada dalam berita tersebut.
Namun hal inilah yang menjadi kekayaan multimedia yaitu menawarkan kepada jurnalis untuk dapat menyuguhkan berbagai sudut pandang dari sebuah cerita atau berita secara paralel, berlapis, disandingkan tetapi tidak perlu berlebihan.
6. Interaktivitas Rendah, Tidak Menjadi Masalah
Produk jurnalisme multimedia yang dimuat secara online mengundang interaksi dengan pemirsa atau pemabaca. Namun ada banyak media yang menawarkan pengalaman pasif.
Yang dimaksudkan dengan pengalaman pasif adalah media tersebut tidak memberi pilihan lain selain mengklik putar, jeda, atau hentikan. Hal ini membuat berita menjadi pasif dan tidak interaktif.
7. Aturan Pengalaman Imersif
Audiens ingin dibawa ke suatu tempat yang belum pernah mereka kunjungi. Produk jurnalisme multimedia dituntut untuk dapat menunjukan sesuatu hal yang baru, yang belum pernah dilihat sebelumnya.
8. Perlunya Pengawasan Terhadap Jurnalis
Produk jurnalis masih perlu diawasi dan dikontrol agar informasi atau berita yang disampaikan benar-benar sesuatu yang berasal dari realitas sosial tanpa adanya kepentingan lain.
Â
Jurnalis tentunya mengalami transisi dalam mengerjakan pekerjaan mereka di era multimedia yang serba online ini. Para jurnalis masih memiliki bayang-bayang jurnalisme konvensional sehingga mereka perlu melihat perbedaan antara Jurnalisme online dengan jurnalisme konvensional.
Untuk melihat perbedaan tersebut mari kita simak video berikut ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H