Mohon tunggu...
Gladiyo
Gladiyo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa FISIP UAJY 2019

Pencinta Musik Etnik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menilik Konflik Psikologis dalam Film Susah Sinyal (2017)

15 November 2021   21:49 Diperbarui: 10 Desember 2021   13:57 783
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjadi seorang single parents bukanlah hal yang mudah. Namun memang perlu dilihat kembali apa saja aspek dalam kehidupan ini yang perlu diprioritaskan. Hubungan dengan anak harus tetap terjalin dengan baik agar pertumbuhan psikologis anak dapat baik.

Pada akhir tahun 2017 tepatnya tanggal 21 Desember, Ernest Prakarsa mengeluarkan sebuah film yang berjudul Susah Sinyal. Film ini berlatar belakang konflik antara ibu dan anak. Lokasi pengambilan gambar dalam film ini terbilang banyak, dengan fokus utama di Sumba.

Seperti film-film sebelumnya, Ernest yang merupakan sutradara yang juga merupakan seorang stand-up comedian tersebut memasukan unsur-unsur komedi. Beberapa pemain film juga memiliki latar belakang stand-up komedian seperti Abdur Arsyad, Arie Kriting, Dodit Mulyanto, Yusril Fahriza, Lolox, dan Muhadkly Acho. Walau pun demeikian film ini dapat dikemas secara apik dengan menonjolkan konflik dalam keluarga antara Kiara (anak) yang diperankan oleh Aurora Ribero dengan Ellen (ibu) yang diperankan oleh Adinia Wirasti.

Hubungan diri dengan orang lain adalah salah satu bidang perhatian utama dalam psikologi. Hubungan seperti itu dimulai sejak awal kehidupan seseorang, dengan hubungan seseorang dengan orang tua dan saudara kandung, tetapi terutama dengan orang tua. (Ryan, 2012)

Dalam fil ini diceritakan bahwa Ellen adalah seorang single parent. Sebagai seorang single parent ia berusaha untuk memenuhi setiap kebutuhan keluarganya. Oleh karena itu ia memutuskan untuk menjadi seorang wanita karir. Sebagai wanita karir, ia banyak menghabiskan waktu di kantor dengan pekerjaannya. Fungsi seorang ibu di rumah digantikan oleh nenek dari Kiara.

Dilihat dari alur cerita di atas kita dapat melihat bagaimana hubungan antara anak dengan orang tuanya tidak terjalin dengan baik. Keadaan dan situasi yang membuat Ellen harus bekerja dan akhirnya tidak memiliki waktu bersama sang anak. Dalam buku Film Theory: An Introduction (2012) dijelaskan bahwa dalam perkembangan normal, seseorang mulai dengan keterikatan pada pengasuhnya, dan ketika seseorang tumbuh, dia belajar untuk berpisah dari mereka dan untuk mencapai keberadaan yang mandiri.

Kiara yang kesehariannya diasuh oleh sang nenek memiliki hubungan yang sangat intim. Hal ini membuat kedekatan mereka terjalin dengan baik. Sampai pada akhirnya sang nenek meninggal dunia yang membuat kiara hancur dan sangat kehilangan. Ellen melihat kondisi dari anaknya tersebut akhirnya memutuskan untuk mencoba merekonsiliasi hubungan yang selama ini renggang. Mereka berdua akhirnya memutuskan untuk berlibur ke Sumba.

kiara-liburan-61b2fa2475ead64a7756e663.png
kiara-liburan-61b2fa2475ead64a7756e663.png
Ellen untuk pertama kalinya meninggalkan pekerjaan dan menghabiskan waktu bersama anaknya. Liburan ini tidak hanya sebagai sarana untuk bersenang-senang. Akan tetapi bagi Kiara liburan ini adalah self healing dari berbagai peristiwa yang dialaminya beberapa waktu terakhir. Setelah mengahabiskan waktu untuk berlibur bersama, akhirnya mereka berdua kembali ke Jakarta untuk mulai beraktivitas seperti biasanya lagi.

kiara-akur-61b2fa1406310e70ce240062.jpg
kiara-akur-61b2fa1406310e70ce240062.jpg
Kiara mulai mengeksplor dirinya dengan mengasah kemampuannya dalam bernyanyi. Di usia remaja seperti Kiara, banyak orang yang mulai mencari apa yang menjadi keunggulan dari diri mereka masing-masing. Mereka ingin menunjukan kemampuan mereka kepada orang banyak sebagai suatu pembuktian. Alih-alih tenggelam di dalamnya, seseorang memisahkan diri menjadi unit independen miliknya sendiri. Seseorang melakukan ini melalui konstruksi gambar kognitif atau representasi mental dunia. (Ryan, 2012)

Setelah beberapa lama menjalin hubungan yang baik paska liburan, hubungan ibu dan anak ini kembali renggang. Konflik bermula ketika Kiara meminta ibunya untuk hadir dalam audisi menyanyi yang diikuti Kiara. Ellen mengatakan bahwa ia akan datang. Kiara sudah menaruh kepercayaan kepada ibunya dan ia rupanya telah membuat sebuah lagu khusus untuk ibunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun