Dari Pelabuhan Bangsal kami keluar lurus. Sampai perempatan ambil kanan arah Senggigi. Jalan arah Senggigi halus dan lebar tetapi cukup ekstrem. Â Sepanjang jalan dari Pelabuhan Bangsal ke Senggigi, indahnya tak terkira. Sepanjang mata memandang warna tampak warna laut biru bergradasi. Tebing-tebing yang curam seolah menjadi pagar. Pemandangan ini mengingatkan saya saat melewati Tapak Tuan, Aceh. Selesai jalur Senggigi, kita akan sampai di Kota Tua Ampenan.
Hari sudah siang, sementara saya masih ingin mengunjungi beberapa tempat, maka harus mengisi amunisi. Pilihannya jatuh pada ikan lagi! Selain memang dasarnya suka ikan, mumpung di sana banyak olahan seafood yang masih segar. Untuk makan dan minum es kelapa muda, per orang kisaran Rp30.000,00
Perjalanan ke Desa Sukarara
Saya tidak mempunyai banyak gambaran ketika akan mengunjungi Desa Sukarara. Hanya berbekal Google Maps menuju ke sana. Yang ada dalam bayangan saya, mungkin ada semacam tempat jualan hasil kerajinan. Namun, takdir menuntun saya ke rumah Ibu Ririn. Salah satu pengrajin tenun tradisional. Dari beliau banyak hal yang saya dapatkan, antara lain keramahtamahan, ketulusan, dan kesyukuran.
Ibu Ririn mempunyai beberapa stok tenun. Dalam waktu dekat juga akan mengirimkan tenun ke Hongkong.
Dengan ramahnya Bu Ririn bercerita banyak tentang tenun. Dikenalkan juga berbagai jenis tenun, yang sayangnya, saya tidak sempat mencatat. Bu Ririn memakaikan kain khas Lombok, pakaian adat Sasak, kepada anak perempuan saya. Diminta juga praktik menenun. Dijelaskan berbagai hal yang menurut saya: proses menenun itu memerlukan kesabaran ekstra.
Megahnya Sirkuit Mandalika
Siapa yang tak kenal Sirkuit Mandalika? Awalnya saya ingin melihat Sirkuit Mandalika dari Bukit Seger. Namun, ternyata agak bingung dengan arahan dari Google Maps. Saya malah sampai di pintu masuk Pantai Tanjung Aan. Karena hari sudah menjelang sore, dan harus segera menuju Pelabuhan Lembar, maka saya putuskan untuk menuju Gate masuk Sirkuit Mandalika. Pertimbangan lain kenapa tidak ke Pantai Tanjung Aan karena sudah banyak wisata air yang didatangi!
Depan Sirkuit Mandalika terdapat masjid yang cukup besar dengan halaman luas. Saya ke sana untuk melaksanakan salat jamak takhir Zuhur dan asar. Selesai salat, Â segera menuju ikon Sirkuit Mandalika dan berfoto di sana. Ada banyak penjual suvenir Lombok di sana, misalnya kaus, kain tenun, gelang, topi, dan lain-lain. Masuk ke lokasi Sirkuit Mandalikan tidak dikenakan tiket alias gratis.
Mampir Makan Masakan Ayam Taliwang yang Aduh, Lezatnya!
Hari semakin mulai gelap karena memasuki sore dan mendung. Saya pun bersegera naik motor lagi untuk menuju Pelabuhan Lembar. Sepanjang perjalanan saya berharap menemukan rumah makan Ayam Taliwang khas Lombok. Akhirnya, dapat warung makan dengan tulisan besar: Â Warung Taliwang Rizqia yang berada di sebelah kanan jalan sebelum memasuki Pelabuhan Lembar. Â Harga satu porsi ayam taliwang dan minum, per orang Rp35.000,00.