Selesai mengembalikan motor saya kembali menyusuri Jalan Legian untuk membeli kaos. Kembali ke hotel sudah dalam kondisi lelah yang amat sangat. Berangkat tidur setelah sebelumnya dengan membunyikan alarm dobel 3, khawatir tidak kebangun karena pukul selepas subuh harus segera ke bandara.
Alhamdulillah, dini hari bisa mendapatkan ojek online secara cepat dan perjalanan tidak macet sama sekali (baru ketika pulang saya mendapatkan kabar, jelang tahun baru Bali macet parah dan bahkan ada yang berjalan kaki menuju bandara). Biaya ojek online Rp53.000,00.
Berdisiplinlah terhadap Itinerary
Jika di awal tulisan saya menyampaikan bahwa syarat utama backpakeran itu jangan malas, maka sebagai penutup saya sampaikan satu syarat berikutnya. Apa itu? Berdisplinlah dengan rencana perjalanan atau itinerary yang telah disusun. Mengapa demikian? Karena backpakeran berbeda dengan menggunakan travel. Backpakeran itu terserah kita. Mau kita seharian full menghabiskan waktu di hotel, nggak ada yang bakalan ngejar-ngejar kita harus pergi ke mana. Akibatnya, rencana yang telah disusun dengan baik menjadi sekadar tinggal rencana tanpa eksekusi. Ketika pulang, bukankah pasti akan menjadi sebuah penyesalan? Jangan sampai terjadi, ya.
Berikut rincian pengeluaran selama trip Lombok—Bali
Tiket kereta Stasiun Tugu ke Stasiun Gubeng Rp255.000,00
Ojek online dari Stasiun Gubeng menuju Pelabuhan Tanjung Perak Rp75.000,00
Tiket Kapal Kirana kelas ekonomi tidur Rp231.125,00
Sewa motor 2 x 24 jam dan pengantaran dan penjemputan motor Rp290.000
Bensin selama trip di Lombok kurang dari Rp75.000,00
Lombok Vaganza Hotel & Convention Rp302.000,00
Tiket Pantai Pink 1 Rp7.500,00