Mohon tunggu...
Bugi Kabul Sumirat
Bugi Kabul Sumirat Mohon Tunggu... Seniman - author, editor, blogger, storyteller, dan peneliti di BRIN

panggil saja Kang Bugi. Suka nulis, suka ngevlog, suka ndongeng bareng si Otan atau si Zaki - https://dongengsiotan.wordpress.com. 📝: bugisumirat@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

PT. KAI di-habis Gelap Terbitlah Terang-kan oleh Jonan

21 Agustus 2023   19:35 Diperbarui: 21 Agustus 2023   21:33 640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kereta Api Commuter Line dulu dan sekarang (sumber: kaskus)

Kondisi dulu: Dikira tadinya, kondisi ini ga akan berubah hingga berabad-abad ke depan. Tapi dengan tangan dingin Jonan, semua dapat ditertibkan dan ditingkatkan kualitasnya. Kalau dulu, wilayah PT. KAI, kita kira hanya sekitar stasiun saja, di luar itu bukan, karena yang coba dimaksimalkan hanya di sekitar stasiun saja. Itupun yah seperti itu saja. Kotor dan tidak terawat itu pasti. Toilet? Kadang ditemui dengan air yang tidak mengalir. Jadi mencari toilet, cukup dengan hidung saja, karena 'wanginya' semerbak beredar.

Kondisi sekarang: Tidak seperti dulu, sekarang kondisi stasiun ada keseragaman ala PT. KAI. Renovasi besar-besaran dilakukan oleh Jonan, tidak hanya di stasiun, tapi hingga di luar stasiun. Pokoknya, sepanjang itu lahan PT. KAI, dijaga kerapihannya. Jadi kalau kita naik CL akan terlihat bagaimana situasi di luar stasiun (sepanjang jalan CL) dan di kawasan Stasiun. Ada taman, ada sentuhan artistik, termasuk penataan toiletnya. Sekarang sangat standar di setiap stasiun dan mudah dijangkau yaitu toilet dan musala. Petugas kebersihanpun terlihat melakukan pekerjaannya beberapa kali, menjaga kebersihannya.

Presisi dan kejelasan informasi

Kalau dulu: Kedatangan kereta diinformasikan ke calon penumpang, tapi itu sudah tidak sesuai dengan jadwal yang diinformasikan sebelumnya. Ditambah lagi, kalau sudah di dalam kereta, kita buta akan informasi, karena tidak ada pengumuman di dalam kereta kita sudah sampai stasiun mana, stasiun apa yang baru kita tinggalkan dan informasi-informasi lainnya -- seperti aturan-aturan standar bagi penumpang yang akan naik CL. Kalau kita bingung, biasanya kita tanya ke sesama penumpang, "habis ini stasiun apa ya?" dan biasanya ada saja penumpang yang hapal stasiun yang akan disinggahi si CL. Biasanya dia juga akan bertanya lanjut,"emang mau turun dimane? Ntar saya kasih tauk." Begitu serunya naik CL ya. Tapi ......

Kondisi sekarang: kita tahu dan jelas tentang kedatangan kereta, karena ada penampang digital yang menginformasikan hal itu. Kitapun tahu kereta yang akan kita naiki sekarang ini posisinya ada di mana. Juga tentang keberangkatan dan kedatangan kereta, lumayan tepat waktu. Kalau ada keterlambatan ataupun halangan, akan ada informasinya secara jelas, baik di dalam gerbong, ataupun di stasiun.  Untuk CL, biasanya setiap 15 menit ada pemberangkatan CL sehingga penumpang dimudahkan bila ingin bepergian dengan CL. Tidak takut ketinggalan kereta, karena ada kereta lagi di jadwal berikutnya yang tidak terlalu lama. Kecuali mereka yang memang dengan jadwal yang ketat, harus mengikuti jadwal kereta, supaya tidak terlambat sampai di tujuan.

Kenyamanan

Secara umum, mulai pak Jonan menjadi nahkoda, banyak perubahan-perubahan yang dilakukan. PT. KAI berbenah di bawah pak Jonan. PT. KAI, melakukan transformasi secara besar-besaran. Di bawah pak Joko Widodo, Ignasius Jonan, yang lulusan Universitas Airlangga, menjadi Direktur Utama PT. KAI (Kereta Api Indonesia) ke-22 dari tahun 2009 s.d. tahun 2014. Jonan kemudian digantikan oleh Edi Sukmoro. Sementara itu, Jonan, yang juga lulusan pasca dari Tufts University, dipercaya menjadi Menteri Perhubungan Indonesia ke-36 dari mulai tahun 2014 s.d. tahun 2016. Setelah itu, Jonanpun dipercaya menjadi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia ke-17, dari mulai tahun 2016 s.d. tahun 2019.

Kenyamanan memang menjadi prioritas utamanya dalam men-transformasi PT. KAI. Yang menjadi sasarannya adalah bukan hanya kenyamanan para penumpang atau pengguna kereta api saja, melainkan, Jonan memperhatikan kenyamanan para karyawan PT. KAI, di semua lini. Mulai dari menaikkan gaji dan tunjangan karyawannya -- yang diminta agar output kerjanya senilai dengan penghasilannya itu -- sebagai timbal baliknya, menyekolahkan mereka ke luar negeri, bukan hanya di level eksekutif bahkan hingga tingkat operator. Dan hal ini terbukti bahwa ada rasa kebanggaan pada para karyawannya, perasaan merasa dihargai yang berdampak kepada peningkatan etos kerjanya.

Pak Jonan kedapatan tidur di dalam gerbong PT. KAI, saking capeknya (Sumber: Katadata)
Pak Jonan kedapatan tidur di dalam gerbong PT. KAI, saking capeknya (Sumber: Katadata)

Para penumpang, saya sangat mengakui ini, merasakan perubahan yang terjadi di PT. KAI betul-betul terasa manfaatnya. Mereka yang tidak mengalami bagaimana CL berubah hingga sampai kepada titik yang sekarang ini, tentuk tidak akan terlalu mengapresiasi perubahan yang terjadi. Tetapi tidak demikian bagi yang mengikuti/mengalaminya.

Bravo pak Jonan. Semoga perubahan-perubahan dan perbaikan-perbaikan terus menerus dilakukan kearah yang lebih baik lagi oleh penerus-penerus pak Jonan. Semoga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun