Mohon tunggu...
Bugi Kabul Sumirat
Bugi Kabul Sumirat Mohon Tunggu... Seniman - author, editor, blogger, storyteller, dan peneliti di BRIN

panggil saja Kang Bugi. Suka nulis, suka ngevlog, suka ndongeng bareng si Otan atau si Zaki - https://dongengsiotan.wordpress.com. 📝: bugisumirat@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Tinggal di Kota yang Tidak Ada Orang Indonesianya

17 Agustus 2023   23:47 Diperbarui: 17 Agustus 2023   23:50 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prayer room (koleksi: Novus)

Ini pengalaman saya saat bersekolah pasca sarjana di Australia di sekitar tahun 2007. Sudah lama ya? Namun demikian, pengalaman ini tidak akan pernah saya lupakan dan kerap saya kisahkan Kembali ke kolega yang ingin mendengarkannya.

Jadi ceritanya begini....

Di tahun 2007, menjelang saya memasuki kampus baru untuk memulai perjalanan pasca sarjana saya di sebuah kampus di kota Albury di negara bagian New South Wales, Australia, saya melakukan komunikasi dengan pihak yang mengurusi International Student yang sangat ramah dan menyenangkan kalau diajak bicara itu. Saya ditanya tentang kira-kira sebagai International Student (sebutan bagi mahasiswa yang berasal dari luar negara Australia), kebutuhan apa yang saya perlukan untuk dapat mendukung kegiatan menuntut ilmu saya di kampus tersebut, tetapi di luar kebutuhan akademik, karena untuk bagian ini, ada bagian tersendiri yang mengurusinya.

Apalagi berdasarkan informasi awal yang saya dapatkan, tidak ada satupun orang Indonesia yang di kota tersebut.  

Dua hal utama yang saya sampaikan terkait kebutuhan tersebut, adalah:

  • Bisa nggak saya dicarikan satu saja orang Indonesia yang tinggal di Albury?
  • Adakah mushola di kota itu hingga saya bisa melaksanakan salat Jumat -- yang dilakukan seminggu sekali itu?

Jawaban pertanyaan pertama cukup menyesakkan dada, katanya, "maaf saya tidak dapat mendapatkan informasi tentang keberadaan orang Indonesia yang tinggal di Albury. Tetapi kami akan tetap mencari informasi terkait hal ini."

Jawaban keduapun demikian. Kurang mengenakkan. Katanya,"kami tahu bahwa ada orang-orang Muslim yang tinggal di Albury, hanya kami tidak tahu dimana mereka melaksanakan ibadah Jumat mereka." Dan lagi, beliau meminta saya menunggu informasi selanjutnya, karena ia akan mencari tahu lebih jauh tentang mushola itu di Albury dan kemana Muslim di Albury melaksanakan Shalat Jumat.

Tidak sampai seminggu, saya mendapatkan informasi yang 'good news'. Jadi International Student Advisor yang ramah ini sudah mendapatkan informasi yang saya butuhkan.

"Bugi, I've got an excellent news for you." Katanya beliau berhasil mendapatkan informasi yang saya butuhkan.

Lalu bergegaslah saya ke ruangannya Setelah kuliah usai.

Begini informasi yang ia sampaikan kepada saya: yaitu bahwa sampai detik ini, saat saya sudah berada di ruangannya, ia belum berhasil menemukan satu orang Indonesiapun yang tinggal di Albury yang dapat ia kenalkan kepada saya. Juga, ia belum berhasil menemukan informasi tentang tempat ibadah Muslim di Albury. Tapi (Alhamdulillah masih ada tapinya, tidak titik), ia mendapatkan informasi bahwa ada alumni dari lain kampus yang sekarang sudah bekerja di Albury, warga negara Malaysia, dan ia juga seorang Muslim, dan yang terpenting, orang ini mau membantu saya untuk mendapatkan dua informasi penting yang saya butuhkan. Karena ia juga melaksanakan shalat Jumat dan ia mengetahui bahwa ada orang Indonesia juga yang tinggal tidak jauh dari kota Albury, dan ia mau mengenalkan saya ke WNI tersebut.

Alhamdulillah, pucuk dicinta ulam tiba, demikian kira-kira ucapan tanda syukur saya.

Sebut saja namanya Bob, dan ia adalah warga negara Malaysia.

Akhirnya dibuatlah janji untuk kopdar (kopi darat) dengan mas Bob ini.

Tentang pertanyaan pertama saya: Bahwa ada beberapa orang Indonesia, perempuan, yang tinggal di sekitar Albury, yaitu kota Wodonga. Kota Wodonga berbatasan langsung dengan Kota Albury dan hanya dipisahkan oleh sebuah Sungai saja. Mereka kadangnya menyebutnya sebagai the sister city, antara Albury dan Wodonga. Namun walau berdekatan, kedua kota itu berbeda koordinasi ke pusat pemerintahannya, karena Albury berada di bawah pemerintahan Negara Bagian New South Wales -- dengan ibu kota Sydney, sementara Wodonga, berada di bawah Negara bagian Victoria -- yang beribukotakan Melbourne.

Beberapa orang Indonesia yang tinggal di Wodonga itu bersuamikan orang Australia -- dan sudah dikonfirmasi oleh Bob, mereka bersedia bertemu dengan saya. Alhamdulillah. Akhirnya dapat juga 'Indonesia connection' di situ, walaupun berbeda kota tidak apa-apalah.

Tentang pertanyaan saya berikutnya: Bob ini, nanti akan membawa dan mengenalkan saya kepada komunitas Muslim di Albury. Memang di Albury tidak ada orang Indonesia Muslim yang menjadi bagian dari komunitas tersebut.

Jadi rupanya, Muslim-Muslim di Albury ini walau jumlahnya sedikit, tetapi berasal dari latar belakang yang berbeda. Ada yang berasal dari Malaysia, Bangladesh, Pakistan, Libanon dan Kepulauan Fiji.

Jadi rupanya memang belum ada Mushola di Albury. Komunitas Muslim di Albury bila melaksanakan sholat Jumat, mereka berkumpul di rumah Muslim, yang dianggap sebagai sesepuh Muslim di Albury. Sesepuh Muslim ini berasal dari Negara Kepulauan Fiji dan sudah lama pindah ke Australia dan bahkan sudah menjadi warga negara Australia. Lalu mereka bersholat Jumat di rumah sesepuh Muslim tersebut.

Alhamdulillah, akhirnya, kedua keinginan saya tersebut dapat terpenuhi.

Dari yang saya kisahkan di atas,  bagi saya pribadi, sangatlah penting untuk bersilaturahmi, bernetworking, bekerja sama ataupun berkolaborasi dengan siapapun. Pengalaman di atas, rekan Bob dengan senang hati membantu saya, padahal sekalipun saya belum pernah bertemu dengan beliau dan belum pernah kontak-kontakan dalam bentuk apapun dengan beliau. Pelajaran berharga lainnya adalah bahwa dalam situasi seperti itu, nilai dan perbuatan tolong-menolong harus tetap diupayakan ataupun dimaksimalkan. Contoh yang saya alami tersebut membuktikan bahwa kita dapat saja menerima pertolongan dari orang yang bahkan kita tidak mengenalnya sebelumnya. Kebalikannya tentu ini menjadi pelajaran bagi kita untuk mau menolong siapapun yang memerlukan pertolongan kita, walaupun kita tidak mengenal sebelumnya.

Peristiwa di ataspun mengingatkan saya akan sebuah ayat di dalam Al Quran yang berbunyi, "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa -bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.( Al-Hujurat 13 ).

Bekerjasamalah, berkolaborasilah, bernetworkinglah, supaya luas penghidupan kita. Walaupun Albury merupakan kota kecil, tidak ada lagi kesepian ataupun perasaan sendiri di kota yang cukup kecil itu, karena kemudian Bob menghangatkan suasana dengan memperkenalkan saya dengan komunitasnya yang lebih luas dimana terdapat cukup banyak orang Indonesia yang tinggal di Australia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun