Begini informasi yang ia sampaikan kepada saya: yaitu bahwa sampai detik ini, saat saya sudah berada di ruangannya, ia belum berhasil menemukan satu orang Indonesiapun yang tinggal di Albury yang dapat ia kenalkan kepada saya. Juga, ia belum berhasil menemukan informasi tentang tempat ibadah Muslim di Albury. Tapi (Alhamdulillah masih ada tapinya, tidak titik), ia mendapatkan informasi bahwa ada alumni dari lain kampus yang sekarang sudah bekerja di Albury, warga negara Malaysia, dan ia juga seorang Muslim, dan yang terpenting, orang ini mau membantu saya untuk mendapatkan dua informasi penting yang saya butuhkan. Karena ia juga melaksanakan shalat Jumat dan ia mengetahui bahwa ada orang Indonesia juga yang tinggal tidak jauh dari kota Albury, dan ia mau mengenalkan saya ke WNI tersebut.
Alhamdulillah, pucuk dicinta ulam tiba, demikian kira-kira ucapan tanda syukur saya.
Sebut saja namanya Bob, dan ia adalah warga negara Malaysia.
Akhirnya dibuatlah janji untuk kopdar (kopi darat) dengan mas Bob ini.
Tentang pertanyaan pertama saya: Bahwa ada beberapa orang Indonesia, perempuan, yang tinggal di sekitar Albury, yaitu kota Wodonga. Kota Wodonga berbatasan langsung dengan Kota Albury dan hanya dipisahkan oleh sebuah Sungai saja. Mereka kadangnya menyebutnya sebagai the sister city, antara Albury dan Wodonga. Namun walau berdekatan, kedua kota itu berbeda koordinasi ke pusat pemerintahannya, karena Albury berada di bawah pemerintahan Negara Bagian New South Wales -- dengan ibu kota Sydney, sementara Wodonga, berada di bawah Negara bagian Victoria -- yang beribukotakan Melbourne.
Beberapa orang Indonesia yang tinggal di Wodonga itu bersuamikan orang Australia -- dan sudah dikonfirmasi oleh Bob, mereka bersedia bertemu dengan saya. Alhamdulillah. Akhirnya dapat juga 'Indonesia connection' di situ, walaupun berbeda kota tidak apa-apalah.
Tentang pertanyaan saya berikutnya: Bob ini, nanti akan membawa dan mengenalkan saya kepada komunitas Muslim di Albury. Memang di Albury tidak ada orang Indonesia Muslim yang menjadi bagian dari komunitas tersebut.
Jadi rupanya, Muslim-Muslim di Albury ini walau jumlahnya sedikit, tetapi berasal dari latar belakang yang berbeda. Ada yang berasal dari Malaysia, Bangladesh, Pakistan, Libanon dan Kepulauan Fiji.
Jadi rupanya memang belum ada Mushola di Albury. Komunitas Muslim di Albury bila melaksanakan sholat Jumat, mereka berkumpul di rumah Muslim, yang dianggap sebagai sesepuh Muslim di Albury. Sesepuh Muslim ini berasal dari Negara Kepulauan Fiji dan sudah lama pindah ke Australia dan bahkan sudah menjadi warga negara Australia. Lalu mereka bersholat Jumat di rumah sesepuh Muslim tersebut.
Alhamdulillah, akhirnya, kedua keinginan saya tersebut dapat terpenuhi.
Dari yang saya kisahkan di atas, bagi saya pribadi, sangatlah penting untuk bersilaturahmi, bernetworking, bekerja sama ataupun berkolaborasi dengan siapapun. Pengalaman di atas, rekan Bob dengan senang hati membantu saya, padahal sekalipun saya belum pernah bertemu dengan beliau dan belum pernah kontak-kontakan dalam bentuk apapun dengan beliau. Pelajaran berharga lainnya adalah bahwa dalam situasi seperti itu, nilai dan perbuatan tolong-menolong harus tetap diupayakan ataupun dimaksimalkan. Contoh yang saya alami tersebut membuktikan bahwa kita dapat saja menerima pertolongan dari orang yang bahkan kita tidak mengenalnya sebelumnya. Kebalikannya tentu ini menjadi pelajaran bagi kita untuk mau menolong siapapun yang memerlukan pertolongan kita, walaupun kita tidak mengenal sebelumnya.