Kultur Baduy adalah kita
Melihat Baduy sebetulnya merupakan cerminan kita di 'masa lalu' yang kita lihat di kehidupan di zaman moderen ini. Hanya kita 'latah' cepat mengikuti perubahan, sementara mereka tidak.
Baduy Luar masih agak mengikuti perubahan zaman, seperti menggunakan alas kaki/sandal, menggunakan HP, naik kendaraan, tidak keberatan bila ada listrik, menggunakan sabun dan shampo, dimana di Baduy Dalam, hal-hal tersebut merupakan hal yang dilarang atau tabu.
Tetapi secara kultur dan sosial budaya, mereka tidak berbeda dengan kita seperti sangat menjaga sopan santun, berbahasa halus, jujur dan sederhana yang sepertinya kita banyak yang sudah tidak menerapkan hal-hal mendasar tersebut.
Hanya memang permasalahan pendidikan masih merupakan problema. Mereka tidak masalah untuk tidak sekolah, yang penting tetap mengikuti perintah ketua adatnya, ditengah masyarakat yang 'mengagung-agungkan pendidikan.'
Sampah
Kunjungan saya ke Baduy kali ini merupakan kesempatan kedua saya datang ke Baduy. Saya melihat ada yang harus sangat diperhatikan bagi masyarakat Baduy, terutama mereka yang datang ke Baduy, yaitu sampah. Mbok ya kalian yang datang ke Baduy ikut menjaga lingkungan gitu dengan tidak membuang sampah sembarangan.
Saya masih melihat di sepanjang perjalanan, sampah plastik satu dua dibuang di jalan. Kalian, untuk yang 'hobi' membuang sampah plastik sembarangan, tahukah bahwa plastik itu perlu ratusan tahun untuk terurai (kalau terurai, bila tidak?!) dan kalian menodai Baduy dengan sampah kalian. Mbok ya sampah plastikmu kamu bawa pulang kembali.
Tapi di beberapa rumah saya lihat ada karung plastik yang fungsinya untuk mengumpulkan sampah plastik (seperti botol minum) yang menurut informasi nanti ada yang mengumpulkan untuk dijual. That's better.
Tapi masalahnya kan bahwa tidak semua sampah plastik dapat atau laku dijual - tidak semudah menjual botol minum plastik kemasan misalnya.
Nah kalau seperti ini bagaimana? Yuk kita turut berkontribusi menjaga Baduy dengan tidak menjadi penyumbah sampah plastik di Baduy.