Mohon tunggu...
Bugi Kabul Sumirat
Bugi Kabul Sumirat Mohon Tunggu... Seniman - author, editor, blogger, storyteller, dan peneliti di BRIN

panggil saja Kang Bugi. Suka nulis, suka ngevlog, suka ndongeng bareng si Otan atau si Zaki - https://dongengsiotan.wordpress.com. 📝: bugisumirat@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Wisata Bhinneka ke Kawasan Cilincing, Wisata Jiwa dan Raga

27 Maret 2023   06:53 Diperbarui: 27 Maret 2023   23:52 1296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ditengah-tengah umat Hindu Bali di Pura Segara (Dok. Pribadi)

Mesjid Al Alam dan Pelabuhan Nelayan Cilincing (Dok: pribadi)                                                                            

Awalnya saya membaca postingan mbak Gana Stegman, Ketua Koteka (Komunitas Traveler Kompasiana) di wag (whatsapp group) admin komunitas-komunitas yang berada di bawah naungan Kompasiana seperti dalam foto flyer. Koteka akan mengadakan kegiatan Kotekatrip ke-4 yaitu berupa walking tour: 'Wisata Bhinneka Cilincing, spesial perayaan Melasti.' Walking tour keempatnya ini akan menempuh rute yaitu: Masjid Al Alam Cilincing, Pelabuhan Nelayan Cilincing, Rumah Abu Wan Lin Chie, Kelenteng dan Vihara Lalitavustara, Tempat pembakaran mayat (Krematorium) Cilincing, Pura Segara serta melihat perayaan Melasti.

Pagoda (Dok: Pribadi)
Pagoda (Dok: Pribadi)

Di depan Pagoda (Dok: Ira Latief)
Di depan Pagoda (Dok: Ira Latief)

Rumah Abu (Dok: Pribadi)
Rumah Abu (Dok: Pribadi)

Di Vihara Kelenteng dg latar belakang Pagoda (Dok: Ira Latief)
Di Vihara Kelenteng dg latar belakang Pagoda (Dok: Ira Latief)

Perayaan Melasti itu sendiri merupakan perayaan Agama Hindu yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas umat Hindu agar lebih menaruh perhatian lagi kepada kelestarian alam lingkungan. Hal lain yaitu menghilangkan sifat merusak yang ada pada diri manusia, agar tidak menimbulkan kerusakan terutama kerusakan terhadap alam lingkungannya. 

Di dalam rumah abu, tampak deretan kotak-kitak tempat penyimpanan abu jenazah (Dok: Pribadi)
Di dalam rumah abu, tampak deretan kotak-kitak tempat penyimpanan abu jenazah (Dok: Pribadi)

Perayaan Melasti terdiri dari prosesi iring-iringan, prosesi ritual pembersihan di depan pintu masuk pura, pensthanaan (berarti penempatan atau tag lokasi) di linggih atau tempat yang sudah tersedia, pembacaan doa-doa oleh Pandita, mekobok (artinya adalah suatu tindakan yang mengacu pada suatu tindakan atau aktivitas untuk membersihkan sesuatu dengan cara menggosok-gosokkan sesuatu dengan kuat), persembahyangan bersama dan melakukan Banten Prani, yang berarti upacara atau ritual yang dilakukan sebagai penghormatan kepada makhluk hidup, baik manusia maupun hewan dimana dalam upacara ini dilakukan pembakaran sesaji atau persembahan berupa nasi, bunga, dupa dan kemenyan sebagai tanda penghormatan dan ucapan terima kasih atas keberadaan makhluk hidup yang telah memberikan manfaat bagi manusia, pada sore harinya.

Rumah abu di bangunan yg kedua  dg dupa to God di depannya (Dok: Pribadi)
Rumah abu di bangunan yg kedua  dg dupa to God di depannya (Dok: Pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun