Mohon tunggu...
Bugi Kabul Sumirat
Bugi Kabul Sumirat Mohon Tunggu... Seniman - author, editor, blogger, storyteller, dan peneliti di BRIN

panggil saja Kang Bugi. Suka nulis, suka ngevlog, suka ndongeng bareng si Otan atau si Zaki - https://dongengsiotan.wordpress.com. 📝: bugisumirat@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Apa Kesan Para Penulis tentang Bukunya?

1 Mei 2022   11:50 Diperbarui: 1 Mei 2022   11:56 2197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku Puspa Ragam karya penulis-penulis berusia 50 tahun ke atas (dokumentasi pribadi)

Masih melanjutkan tulisan saya pada artikel sebelumnya, yaitu di sini, terkait buku antologi kesebelas saya yang baru terbit adalah: Puspa Ragam Kisah Inspiratif Warga 50+: Berbagi pengalaman dan nilai-nilai kehidupan bagi warga senior dan generasi muda. 

Dalam buku ini, saya merupakan salah satu penulis dari 33 penulis berusia oversek atau lima puluh tahun ke atas (over seket) dan sekaligus edtornya. 

Sungguh menyenangkan bisa tergabung dalam kelompok oversek khusus penulis buku yang dengan ceria, tapi serius, tapi nekad, tapi dinamis, tapi tetap semangat mau berjibaku bersama untuk menuis hingga menerbitkan buku.

Modal tekad yang nekad akhirnya dapat mewujud hingga terbitnya si buku itu. Walau dari rencana awal yang ditargetkan agak meleset (target awal buku dapat diterbitkan pada tanggal 14 Februari 2022, tetapi akhirnya baru dapat diterbitkan pada tanggal 23 April 2022), tetapi ternyata ada hikmahnya. 

Meleset dari diterbitkan pada hari Valentine atau hari kasih sayang, tetapi malah jadinya terbit bertepatan dengan peringatan Hari Buku Sedunia. Yo kok bisa pas juga gitu ya. Itulah mungkin yang disebut dalam bahasa 'Jerman' dengan ndilalah atau blessing in disguise? Wallahualam....Alhamdulillah

Tapi memang buku ini yang didapuk sebagai buku yang berisi kisah-kisah inspiratif warga oversek, yang didalamnya berisi kisah-kisah penambah semangat itu. 

Namun sejatinya, yang disampaikan buku ini bukan hanya tentang kisah-kisah didalam buku, melainkan juga kisah-kisah di luar buku itu, yaitu kisah kejuangan para penulisnya serta kisah kejuangan dalam proses penulisan hingga penerbitannya, yang bila dituliskan, dapat menjadi sebuah buku tersendiri. Karena banyak kisah seru di dalamnya, banyak kisah yang dapat menjadi pembelajaran di dalamnya. 

Apalagi sebagian penulis buku belum 'terbiasa' menulis tulisan seperti ini - seperti pengakuan penulis-penulis tersebut. Tentulah, dalam proses menulisnya, banyak ditemui kekikukkan-kekikukkan saat menulis. Tapi di situlah esensi pembelajarannya, nilai literasinya dan nilai inspiratifnya. Dari tidak bisa menjadi bisa misalnya, itu kan sesuatu sekali.

Pun hal menarik lainnya adalah bahwa kita sebelum berada dalam group menulis buku Puspa Ragam itu tidak saling mengenal satu dengan lainnya. 

Para penulis itu berbeda latar belakang sama sekali. Niat 'ingsun' untuk menulis bukulah yang mempertemukan dan menyatukan kami, para penulis buku Puspa Ragam.

Nah, untuk itu, melalui whatsapp group saya mencoba merangkum survei kecil-kecilan untuk menggali beberapa kesan dan pesan dari para penulis buku Puspa Ragam terkait buku yang telah ditulis dan diterbitkannya itu. 

Sekitar setengah dari 33 penulis yang menyampaikan kesan-kesannya yang sepertinya sudah cukup mewakili dan saya coba bagikan dalam tulisan ini. begitulah mereka melihat apa yang telah dilakukannya, ditulisnya hingga diterbitkannya. Maka wajar bila kesan yang disampaikan tidak melulu mengenai buku, tapi terkait seluruh proses yang melingkupinya.

Walau usia sudah SENIOR, tetap semangat membaca buku dan menulis buku (sumber foto: depositphotos.com) 
Walau usia sudah SENIOR, tetap semangat membaca buku dan menulis buku (sumber foto: depositphotos.com) 

Selamat menikmati kesan-kesan para penulis buku Puspa Ragam:

Kesan pertama disampaikan oleh ibu Sonya Saija yang tinggal di Kanada. Begini beliau menulis kesannya:

    "Para sahabat "Menulis" dan mentor ku (kang Bugi, pak Jim) yg ku cinta. Buku edisi 1 Puspa Ragam ini amat sangat berbobot banget, mengingat banyak pemula penulis yg TDK muda lagi sich..semangatnya bagaikan api... Terima kasih ya grup ini dan para mentor sudah memberikan WArna Lain dalam kehidupanku....Semangat tetap menyala ya..utk menulis edisi berikutnya. God bless your day... Gilaaaaaaaaaa abis buku ini....."

Kesan berikutnya dari saya sendiri, yaitu sebagai berikut:

"Saya melihat buku Puspa Ragam ini adalah cerminan para penulisnya yang juga sangat Puspa Ragam. Puspa berarti bunga. Ragam artinya bermacam-macam. 

 Masing-masing dari kita adalah bunga yang dalam kelompok ini kita sangat beragam. Namun, masing-masing kita, dengan tulisan yang dibuatnya dan dibukukan dalam buku Puspa Ragam ini, menebarkan aroma wangi bunga yang berupa nilai-nilai kehidupan yang akan sangat bermanfaat bagi yang membacanya. 

 Betapa indahnya hidup kita bila selalu dapat menebarkan manfaat kepada sekeliling, kepada sesama. Teruslah menulis, teruslah menebar manfaat. 

 Agar hidup kita akan semakin berkah dan manfaat. Amin"

Kesan ketiga disampaikan oleh Bapak Sutarno, yang tinggal di Bekasi dan mahir menorehkan ungkapan hati dan pikirannya kedalam bentuk puisi. Begini kesannya yang juga ditulis dalam bentuk puisi:

"CLBK, CINTA LAMA BERSEMI KEMBALI

 

Seperti membuka kenangan indah

Ada getaran hangat

Banyak kisah diingat

Banyak cerita diungkap

 

Cinta lama bersemi kembali

Kala pertama memeluk pena

Menuangkan ide sederhana

Dalam goresan menjelma dalam tulisan

 

Puspa ragam ingatkanku

Kisahmu bukan hanya untukmu

Tebarkan dalam pena

Semarakkan karya bersama sahabat tercinta"

Sementara kesan selanjutnya datang dari pak Harry Bustaman, yang dalam proses launching buku bertindak selaku Ketua Panitia Launching buku Puspa Ragam dan kemarin ini memberikan upaya ekstranya dengan menjamin sampainya buku tersebut -- dari tangan penerbit ke tangan para penulisnya:

"Dengan terbitnya BPR, yang ingin saya ungkapkan pertamakali adalah rasa syukur kpd Tuhan Yang Maha Esa, betapa Dia telah memberikan mukjizatNya sehingga 33 orang SENIOR yang sebelumnya tidak saling mengenal dan, biasanya kurang bergairah thd hal2 baru, bisa menorehkan prestasi sekaligus legacy melalui sinergi di dunia maya. 

 Rasanya belum pernah ada hal semacam itu di Indonesia. Dengan demikian kesan saya sangat mendalam dan takjub atas terbitnya BPR. 

 Harapannya, kita tidak cepat berpuas diri sebab banyak peluang untuk meningkatkan kualitas karya2 kita di masa depan.

 Tetaplah bersinergi krn dgn sinergi, 4 x 4 itu tidak hanya berjumlah 16. Melalui sinergi, 4 x 4 bisa menghasilkan jumlah 24 atau 30 atau 36, bahkan lebih besar lagi."

Kesan berikutnya muncul dari ibu Imma Soekoto, begini kesan singkat padatnya:

"Alhamdulillah. Ternyata usia hanya angka. Nyatanya penulis BPR bak kelapa, semakin tua semakin berminyak dan legit tulisannya. Bravo!"

Kesan keenam muncul dari ibu Evelyn Sutedjo, yang juga adalah seorang penulis di Kompasiana, begini kesan beliau:

"Bhineka Tunggal Ika !!!

Buku Puspa Ragam perwujudan beragam laku yang menyatu dalam buku cerita.

Semoga pembaca menemukan makna."

Kesan berikut datang dari ibu Meidy Marinka yang di wag-pun kerap menorehkan kata-kata indahnya. Begini kesannya:

"Buku ini karya nekad para 50+, akhirnya terwujud juga berkat kesabaran kang Bugi dan pak Jim.

Bondo nekad, kata arek Suroboyo.

 

Growing 50's gracefully,

Growing old is a matter of numbers

Do not say I am old,

I am a gown-up senior

who can still be creative and active

to colour the world of the seniors

 

Grup ini namanya Oldies Being Creative and Productive."

Kesan ibu Ika Batubara lain lagi, beliau adalah salah satu editor di buku ini yang mendukung proses layout serta proses pemeriksaan naskah, kejelian matanya dalam menemukan kesalahan dalam tulisan sangat membantu proses editing dan beliau banyak mengikuti proses yang terjadi dalam proses penerbitannya dengan lebih detail dan seksama:

 "Betul Bu Meidy.. ngototnya Kang Bugi patut diacungin jempol..hehe.. mulai aja dulu.. kita gak bisa memenuhi target pasar **** (penerbit itu), cari penerbit lain... akhirnya berjodoh dgn Leutikaprio.

 Hanupis Kang Bugi"

Kesan ibu Wied Dahlan adalah salah satu dari kesan-kesan yang muncul. Kesan beliau adalah sebagai berikut:

"Pak Jim, kang Bugi dan semua bpk ibu kelg besar Puspa Ragam, saya hanya bisa menghaturkan trimakasih dg tulus. Bangga nama saya ada di Buku Puspa Ragam.

 Semula saya yg sdg melayang, diruang kosong yg hampa, sepeninggal suami dan anak yg hampir bersamaan, rasanya tdk mungkin sy bisa menulis.

 Ttp ternyata bpk" ibu" dsn mampu menarik sy dari ruang kosong pindah ke aula yg gegap gempita dan membuat saya tersadar untuk mau ikut menari" dg jemari yg sdh kaku ini, shg terlahir sebuah cerita sederhana.

 Bpk ibu semua, trimakasih sekali sdh membuat sy yg minder menjadi tertawa. Berharap tetap berkenan membimbing saya yang tdk pernah menulis ini. Atur nuhun."

Kesan kesepuluh datang dari ibu Wulandari yang berdomisili di Mojokerto. Kesan beliau terhadap buku ini yaitu:

"Buku Puspa Ragam adalah buku yang dahsyat ...buku pemersatu didalam aneka ragam perbedaan ...  ke-dahsyatannya mendatangkan keajaiban. 

 Bagi saya...sangat beryukur dan berterima kepada teman2 semua yang berkenan berdampingan dengan segala keberdaan saya ..karena sesungguhnya teman2 semua adalah BPR itu sendiri (best personal remarkable)."

Kesan kesebelas datang dari ibu Yusti Inawati, yang menyamakan para penulis buku Puspa Ragam ini sebagai kelompok 'the real growing old'. Kesannya adalah sebagai berikut:

"KOMUNITAS THE REAL GROWING OLD

 

Usia menyusuri tepian cakrawala

Berjalan bertongkatkan pena

Menoreh adab mengukir asa

 

Hati membara menebar wangi kehidupan

Bagai cahaya menepis kabut

Menyibak keheningan menuai semburat cahaya"

Kesan ibu Nia Afriana yang bekerja di sebuah rumah sakit pemerintah di Kota Bogor ini lain lagi, berikut kesannya:

"Membaca buku Puspa Ragam ini memang benar-benar serasa berada di Taman Bunga yang indah dan harum. 

 Soalnya isi buku ini hanya menampilkan  kebaikan yg mewangi."

Kesan ketigabelas datang dari bapak Kustiyana yang sehari-harinya bekerja di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, kesan beliau adalah seperti ini:

"Ada kata ada makna 

 

Rangkuman kata menguntai kalimat 

Susunan kalimat menata paragraf 

Tumpukan paragraf  memakna cerita 

Ragam cerita menjelma buku 

Buku Puspa Ragam 

 

Ada rasa bangga di dada 

 Terima kasih Pak Jim, Kang Bugi, Pak Harry dan Bapak Ibu Semua.... 

 Tanpa Anda Semua, nama saya tidak ada di sana..."

Kesan berikutnya muncul dari ibu Dewa yang merupakan aktivis di NGO. Kesan beliau adalah sebagai berikut:

"Puji syukur saya haturkan kepada Tuhan YME atas perkenanNya saya berada di keluarga 50+ ini, Bersama dengan para senior saya mendapatkan bimbinganya utk bertumbuh  bersama. Terima kasih. I love you."

Kesan terakhir datang dari seorang bapak yang masih memiliki keinginan untuk dapat membuat novel, yaitu bapak Frans D. Viera dengan kesannya sebagai berikut:

"Untuk Buku Puspa Ragam ini saya hanya bisa nulis begini:

 

Ketika kata menjadi aksara

Terbata aku menyusun tanda baca

Terangkai kisah kasih penuh makna

Tersusun ragam puspa

Kuncupnya aneka warna

Biar tangan kita tetap erat

 

Terima kasih Sahabat

Yang telah membuat 

hati tetap berbunga

Merubah bumi ini penuh warna

 

Beta suka walau beda rasa

Teruslah kita merangkai kata cinta.

 

Salam Jumat berkah"

Anda penasaran apakah kesan-kesan penulis itu benar demikian adanya? Untuk mengetahuinya, tentu anda perlu membaca bukunya, buku Puspa Ragam itu. Sementara bagi yang sudah membaca bukunya, bagaimana kesan-kesan anda setelah membaca buku tersebut? Apakah anda memperoleh inspirasi setelah membaca buku tersebut?  

Silakan tulis di kolom komentar ya. Terima kasih sebelumnya.    

Salam Literasi, Salam Menulis, Salam Menerbitkan Buku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun