"Pak Jim, kang Bugi dan semua bpk ibu kelg besar Puspa Ragam, saya hanya bisa menghaturkan trimakasih dg tulus. Bangga nama saya ada di Buku Puspa Ragam.
Semula saya yg sdg melayang, diruang kosong yg hampa, sepeninggal suami dan anak yg hampir bersamaan, rasanya tdk mungkin sy bisa menulis.
Ttp ternyata bpk" ibu" dsn mampu menarik sy dari ruang kosong pindah ke aula yg gegap gempita dan membuat saya tersadar untuk mau ikut menari" dg jemari yg sdh kaku ini, shg terlahir sebuah cerita sederhana.
Bpk ibu semua, trimakasih sekali sdh membuat sy yg minder menjadi tertawa. Berharap tetap berkenan membimbing saya yang tdk pernah menulis ini. Atur nuhun."
Kesan kesepuluh datang dari ibu Wulandari yang berdomisili di Mojokerto. Kesan beliau terhadap buku ini yaitu:
"Buku Puspa Ragam adalah buku yang dahsyat ...buku pemersatu didalam aneka ragam perbedaan ... ke-dahsyatannya mendatangkan keajaiban.
Bagi saya...sangat beryukur dan berterima kepada teman2 semua yang berkenan berdampingan dengan segala keberdaan saya ..karena sesungguhnya teman2 semua adalah BPR itu sendiri (best personal remarkable)."
Kesan kesebelas datang dari ibu Yusti Inawati, yang menyamakan para penulis buku Puspa Ragam ini sebagai kelompok 'the real growing old'. Kesannya adalah sebagai berikut:
"KOMUNITAS THE REAL GROWING OLD
Usia menyusuri tepian cakrawala