Bikin cendol sarerea sakulawargi, artinya dalam bahasa Sunda itu membuat cendol rame-rame sekeluarga. Emang mau jualan? Nggak, bukan gitu. Untuk menu buka puasa dengan cendol, biasanya beli yang sudah jadi. Maklum, seumur-umur belum pernah membuat cendol. Ngeliat sih sering bagaimana cara membuat cendol. Melihat caranya di tivi pas ada acara masak-masak. Jadi tekad bulat untuk hari ini mau buat cendol.
"Serius?" tanya istri saya tidak percaya. Anak saya apalagi. Dia bilang, "emang Bab bisa?"
Saya bilang, "yaaa kita coba aja." Tapi istri saya lanjut bertanya, "kok tiba-tiba ingin buat cendol sih, beneran serius nih?"
"iya, tadi lihat di lemari ternyata kita masih punya sebungkus tepung hunkwe yang belum dibuat. So, bisa deh kita bikin cendol." lanjutku.
"Tapi kan kita ga punya cetakan untuk buat cendolnya..." kata istriku.
"hmmmmm iya ya." kataku sambil garuk-garuk kepala.
Tapi karena sudah mau nyoba serius, langsung deh 'berburu' apa yang bisa diburu di dalam rumah.
Pertama, cek mbah Google dulu, resep membuat cendol itu bagaimana. Ok, cek mbah Google sudah dilaksanakan.
Setelah itu, cek persediaan bahan: Tepung hunkwe (ada), tepung beras (ada), pewarna makanan merah (ada), pewarna makanan hijau (ada - mau buat dua warna cendol: merah dan hijau), daun pandan (ada - tinggal metik di halaman rumah), perasa vanila (ada), santan (nah ini gak ada, diganti susu UHT saja deh), gula merah (ada - tapi dibuat cair dulu), gula pasir (ada), air es atau es batu (cek kulkas, dan ada), cetakan cendol (nggak ada - jad pake apa dong ya ... akhirnya nemu saringan penggorengan, ya sudah tarraaaaa ... pake itu saja deh) dan jangan lupa garam (adalah yauw).
Yuk kita buat cendol!
Ups, tapi sebelumnya cek dulu resep dari my mbah Google itu:
- 1 kantong tepung hunkwe
- Sekitar 4 sendok makan tepung beras,
- Sekitar 600 ml air
- Santan
- Garam
- Es batu
- Pewarna makanan
- Es batu
- Daun pandan
- Gula merah
- Gula pasir
- Perasa vanilla
Sebelum membuat cendol, bagi-bagi tugas dulu nih. Saya bagian menimbang, mengadon, hingga memasak. Anak saya bagian menekan-nekannya di atas saringan penggorengan tadi, biar jadi seperti bentuk cendol pada umumnya, dan istri saya bagian membantu sana-sini dan mencampurnya setelah selesai nanti (bagian serve).
Dan, kriiiinnnggg ... mulailah 'the battle chef' tadi.
Hal yang sama dilakukan untuk adonan yang hijau.
Terakhir, disajikan: cendol merah dan cendol hijau, tambahkan saus gula merah dan susu UHT, beri es batu secukupnya, dan jadilah cendol sarerea sakulawargi.
Yuk nikmati cendolnya yang luarbiasa ini. Mareeeee
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H