Mohon tunggu...
Bugi Kabul Sumirat
Bugi Kabul Sumirat Mohon Tunggu... Seniman - author, editor, blogger, storyteller, dan peneliti di BRIN

panggil saja Kang Bugi. Suka nulis, suka ngevlog, suka ndongeng bareng si Otan atau si Zaki - https://dongengsiotan.wordpress.com. 📝: bugisumirat@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Cendol Sarerea Sakulawargi, Cendol Lezat Kreasi Keluarga

26 April 2021   23:29 Diperbarui: 27 April 2021   00:04 1885
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Adonan dibagi dua untuk dua warna (dok: istri saya)

Bikin cendol sarerea sakulawargi, artinya dalam bahasa Sunda itu membuat cendol rame-rame sekeluarga. Emang mau jualan? Nggak, bukan gitu. Untuk menu buka puasa dengan cendol, biasanya beli yang sudah jadi. Maklum, seumur-umur belum pernah membuat cendol. Ngeliat sih sering bagaimana cara membuat cendol. Melihat caranya di tivi pas ada acara masak-masak. Jadi tekad bulat untuk hari ini mau buat cendol.

"Serius?" tanya istri saya tidak percaya. Anak saya apalagi. Dia bilang, "emang Bab bisa?"

Saya bilang, "yaaa kita coba aja." Tapi istri saya lanjut bertanya, "kok tiba-tiba ingin buat cendol sih, beneran serius nih?"

"iya, tadi lihat di lemari ternyata kita masih punya sebungkus tepung hunkwe yang belum dibuat. So, bisa deh kita bikin cendol." lanjutku.

"Tapi kan kita ga punya cetakan untuk buat cendolnya..." kata istriku.

"hmmmmm iya ya." kataku sambil garuk-garuk kepala.

Tapi karena sudah mau nyoba serius, langsung deh 'berburu' apa yang bisa diburu di dalam rumah.

Pertama, cek mbah Google dulu, resep membuat cendol itu bagaimana. Ok, cek mbah Google sudah dilaksanakan.

Setelah itu, cek persediaan bahan: Tepung hunkwe (ada), tepung beras (ada), pewarna makanan merah (ada), pewarna makanan hijau (ada - mau buat dua warna cendol: merah dan hijau), daun pandan (ada - tinggal metik di halaman rumah), perasa vanila (ada), santan (nah ini gak ada, diganti susu UHT saja deh), gula merah (ada - tapi dibuat cair dulu), gula pasir (ada), air es atau es batu (cek kulkas, dan ada), cetakan cendol (nggak ada - jad pake apa dong ya ... akhirnya nemu saringan penggorengan, ya sudah tarraaaaa ... pake itu saja deh) dan jangan lupa garam (adalah yauw).

Yuk kita buat cendol!

Ups, tapi sebelumnya cek dulu resep dari my mbah Google itu:

- 1 kantong tepung hunkwe

- Sekitar 4 sendok makan tepung beras,

- Sekitar 600 ml air

- Santan

- Garam

- Es batu

- Pewarna makanan

- Es batu

- Daun pandan

- Gula merah

- Gula pasir

- Perasa vanilla

Sebelum membuat cendol, bagi-bagi tugas dulu nih. Saya bagian menimbang, mengadon, hingga memasak. Anak saya bagian menekan-nekannya di atas saringan penggorengan tadi, biar jadi seperti bentuk cendol pada umumnya, dan istri saya bagian membantu sana-sini dan mencampurnya setelah selesai nanti (bagian serve).

Dan, kriiiinnnggg ... mulailah 'the battle chef' tadi.

Adonan dibagi dua untuk dua warna (dok: istri saya)
Adonan dibagi dua untuk dua warna (dok: istri saya)
Mulai dari mempersiapkan bahan-bahan cendol (tepung hunkwe, tepung beras, pewarna makanan, perasa vanilla, garam dan air yang ditambah susu sebagian, kemudian mencampurnya jadi satu dan kemudian membaginya kedalam dua tempat. Satu tempat diberi pewarna merah dan satu tempat lagi diberi pewarna hijau. Setelah itu, mulai memasak yang merah dengan tidak lupa memberinya daun pandan, biar ada wangi-wangi pandannya. Setelah mendidih, aduk dengan agak cepat biar adonan menjadi agak bening. Matikan kompor dan lalu anak saya mulai mengambil sesendok demi sesendok, diletakkan di atas saringan penggorengan itu dan mulai ditekan-tekan hingga adonan habis. Adonan panas ditekan-tekan di atas baskom yang telah diberi air es dan es batu, agar cepat menggumpal.

Hal yang sama dilakukan untuk adonan yang hijau.

Nah ini yang jadi cetakan cendolnya hehe (dok: istri saya)
Nah ini yang jadi cetakan cendolnya hehe (dok: istri saya)
Di bagian kompor yang lain, dibuat kuah gula merah. Gula merah, gula pasir, garam dan daun pandan masukkan ke dalam panci, beri air secukupnya, lalu panaskan hingga gula merah mencair seluruhnya. Setelah cair, jangan lupa disaring terlebih dahulu. Kadang-kadang terdapat kotoran dari gula merah saat membuatnya di tempat pembuatannya dulu.

Terakhir, disajikan: cendol merah dan cendol hijau, tambahkan saus gula merah dan susu UHT, beri es batu secukupnya, dan jadilah cendol sarerea sakulawargi.

Cendol merah dan hijau sudah selesai dibuat (dok: istri saya)
Cendol merah dan hijau sudah selesai dibuat (dok: istri saya)
Kami semua puas. Not badlah untuk hasil buatan pertama kali. Rasanya? Semua bilang sih okay ehm ehm hehe. Hanya kata anak saya. Kok warna hijaunya agak lain ya, seperti hijau tosca gitu jadinya. Yah nak, namanya juga pertama kali, jadi mungkin ada ukuran yang kurang pas. Tapi rasanya Tapi sensasi membuatnya yang rame-rame sekeluarga itu lho yang warbiasah. Sukses membuat kita hepi pada akhirnya.

Yuk nikmati cendolnya yang luarbiasa ini. Mareeeee

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun