Mohon tunggu...
Bugi Kabul Sumirat
Bugi Kabul Sumirat Mohon Tunggu... Seniman - author, editor, blogger, storyteller, dan peneliti di BRIN

panggil saja Kang Bugi. Suka nulis, suka ngevlog, suka ndongeng bareng si Otan atau si Zaki - https://dongengsiotan.wordpress.com. 📝: bugisumirat@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

6 Alasan Saya Mengagumi Gus Dur

27 Mei 2019   23:39 Diperbarui: 27 Mei 2019   23:41 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gus Dur (sumber gambar: Nudotordotid)

Gus Dur, dimata saya adalah tokoh fenomenal sekaligus tokoh kontroversial yang saya kagumi. Ketokohan beliau, justru disebabkan oleh kerendahan hati serta keluasan ilmunya. Gus Dur itu orangnya asyik. Bisa Coba perhatikan deh, saat beliau masih hidup,  bagi yang mengingatnya. Beliau adalah pribadi yang unik. Namun dari sepengetahuan saya serta yang saya amati, saya melihat ada 6 alasan mengapa saya mengagumi Gus Dur.

1. Keulamaan Gus Dur

Gus Dur yang memiliki nama lengkap KH. Abdurrahman Wahid ini lahir di Jombang, Provinsi Jawa Timur pada tanggal 7 September 1940 dan meninggal pada usia 69 tahun. Gus Dur banyak mempelajari ilmu tentang Islam dari mulai pesantren di Pulau Jawa, karena ia memang lahir dari keluarga pesantren. 

Kakeknya  - dari garis ayah adalah KH. Hasyim Asyari, yang merupakan pendiri Nahdlatul Ulama (NU) dan kakek dari pihak ibunya adalah KH. Bisri Syansuri. KH. Bisri merupakan pengajar pesantren pertama yang mengajarkan kelas pada perempuan. Ayahnya merupakan Menteri Agama Republik Indonesia yang diangkat pada tahun 1949.

Di luar negeri, ia belajar Islam di Universitas Al Azhar - Mesir, universitas Baghdad di Irak, hingga universitas di Leiden di Belanda dan sempat melanjutkan di universitas di Jerman dan Perancis, sebelum kembali ke Indonesia pada tahun 1971. Keilmuan tentang Islam Gus Dur bukan hanya diperoleh di dalam negeri, tetapi dari luar negeri.

2. Gus Dur, manusia setengah wali

Ia kadang disebut sebagai wali. Yang moderat menyebutnya dengan manusia setengah wali. Gus Dur yang lahir dari ibu bernama Ny. Hj. Sholehah - yang merupakan putri pendiri Pondok Pesantren Denanyar Jombang, memiliki pandangan seorang visioner sejati - hingga kemampuan futuristiknya meningkat. 

Yang sebetulnya kemampuan itu bukan kemampuan yang bernuansa mistis, melainkan kemampuan menganalisa dan memprediksi yang tinggi serta mengambil keputusan yang tepat. Salah satu contohnya adalah saat ia membubarkan Departemen Penerangan saat beliau menjabat sebagai presiden. Ini merupakan keputusan yang tepat dan luar biasa berani - berani memutuskan rantai perilaku 'orde baru'.

Hal lain adalah saat Gus Dur menyebut kelakuan para anggota DPR itu dengan menyamakannya dengan murid taman kanak-kanak. Saat itu semua terperanjat dan menimbulkan reaksi negatif di kalangan anggota dewan yang terhormat itu. Tapi kita semua dapat melihat kemudian bahwa apa yang diucapkannya itu adalah merupakan suatu kebenaran.

3. Seorang humoris 

Tidak ada yang menyangsikan kalau Gus Dur adalah seorang humoris tingkat dewa. Artinya, ia mampu menempatkan humor-humornya pada proporsi yang pas, baik humor untuk level kalangan bawah hingga kalangan atas atau politik di tingkat tinggi, baik di dalam maupun di luar negeri. Idiom yang paling dikenal seantero jagad adalah 'Gitu Aja Kok Repot'. Idiom ini merupakan gambaran bagaimana ia menyublim humor menjadi pemecah persoalan di segala lini.

Peristiwa yang cukup mewakili tingkat humor Gus Dur diantaranya adalah saat ia melakukan kunjungan kenegaraan ke Arab Saudi. Saat  acara makan malam kenegaraan, ia beberapa kali berhasil membuat Raja Arab tersebut tertawa. Padahal pihak istana Kerajaan Arab Saudi sendiri menyatakan, sang Raja merupakan orang yang serius dan jarang bercanda/tertawa.

4. Gus Dur adalah seorang pemimpin atau negarawan

Gus Dur, disamping seorang ulama dan tokoh agama, iapun merupakan seorang pemimpin atau negarawan. Ini telah dibuktikannya dengan keberhasilannya menjadi pemimpin di tingkat organisasi kemasyarakatan (ormas)  hingga menjadi presiden. Di tingkat ormas, ia berhasil memimpin NU dengan baik dan menakhkodai NU melewati dinamika perpolitikan yang ada di Indonesia ini. Dari segi perpolitikan, dengan sistem kepartaian yang baru, iapun memprakarsai berdirinya Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Ia menjadi contoh dari kesadaran seorang warga negara Indonesia yang patuh dan taat azas terhadap segala aturan perundang-undangan yang berlaku di negara ini. Termasuk dari segi politik. Prinsipnya untuk mendirikan PKB pun demikian. Bahwa PKB didirikan untuk memberi warna pada penentuan nasib Indonesia melalui sistem perpolitikan kepartaian seperti sekarang ini.

5. Guru bangsa

Gus Dur yang beristrikan Sinta Nuriyah dan dikaruniai empat orang putri ini (Alisa, Yenny, Anita, dan Inayah), selepas menjadi presiden saat dicabut mandatnya sebagai presiden oleh MPR pada tanggal 23 Juli 2001, justru menjadi tumpuan banyak orang dan banyak pihak. Gus Dur telah menjadi seorang guru bangsa. Bahkan sebetulnya, titik kulminasi beliau menjadi guru bangsa adalah saat peristiwa pen

copotannya dari kursi presidennya itu. Ia, saat itu, justru meminta pendukung-pendukungnya untuk dapat menahan diri dan tidak 'turun' ke jalan untuk mempertahankan kedudukan kepresidenannya itu. Ia mengajarkan kepada kita semua bahwa pencopotan dirinya dari kursi presiden adalah bukan hal penting. Yang terpenting adalah menjaga persatuan Indonesia. Hal ini merupakan pelajaran bagi bangsa ini yang bernilai sangat tinggi.

 

6. Penulis handal

Hal keenam yang menjadi kekaguman saya kepad Gus Dur adalah kemampuannya menulis, menuangkan ide-ide dan buah pikirannya kedalam tulisan. Sejak muda hingga bahkan saat ia mengalami gangguan penglihatan, tulisan-tulisannya terus mengalir keluar dari tubuhnya, sebagai suatu energi yang tiada habis. 

Tulisan-tulisannya mempengaruhi banyak pihak, karena yang disampaikannya adalah suatu kebenaran serta suatu ide untuk membawa Indonesia menuju keadaan yang lebih baik. Produktivitasnya dalam menulis serta kualitas dari tulisan-tulisannya sangat patut dicontoh - terutama kepada kita Kompasianer agar terus berproduksi menghasilkan tulisan-tulisan yang bermanfaat.

 Alhamdulillah, saat ini, salah seorang putrinya, Alissa Wahid, membentuk kelompok jaringan pemikiran Gus Dur yang bernama Gusdurian dan duduk menjadi Koordinator Nasionalnya. Alhamdulillah dan insyaallah dengan jaringan ini, pemikiran-pemikiran Gus Dur yang jauh ke depan ini dapat terus berkembang dan memberi manfaat positif kepada bangsa dan negara Indonesia.

Semoga bermanfaat 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun