Mohon tunggu...
Bugi Kabul Sumirat
Bugi Kabul Sumirat Mohon Tunggu... Seniman - author, editor, blogger, storyteller, dan peneliti di BRIN

panggil saja Kang Bugi. Suka nulis, suka ngevlog, suka ndongeng bareng si Otan atau si Zaki - https://dongengsiotan.wordpress.com. 📝: bugisumirat@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Pelatihan MTG Baik untuk Melatih Pengambilan Keputusan Petani Hutan Rakyat

9 April 2018   10:11 Diperbarui: 9 April 2018   13:42 1018
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Praktik dan foto bersama alumni pelatihan (sumber foto: Nur Hayati & Arifin

Memberikan pelatihan kepada para petani hutan rakyat  sepertinya sudah menjadi kebutuhan yang tidak bisa tidak, harus dilakukan. Hal ini tercermin dari kegiatan pelatihan MTG (Master TreeGrower) yang dilaksanakan di Kelurahan Benjala, Kabupaten Bulukumba, Prov. Sulawesi Selatan, yang berlangsung dari tanggal 4 s/d 7 April 2018 yang difasilitasi oleh tim pelatih Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Makassar.

Peserta yang menjadi partisipan kegiatan pelatihan MTG kali ini sebanyak 20 petani hutan rakyat diantaranya 5 petani perempuan. Mereka semua adalah petani yang antusias dan bersemangat menerima ilmu baru, informasi baru serta semangat baru dalam memelihara tanaman-tanaman komoditas kehutanan miliknya.  

Siapa yang disebut petani hutan rakyat itu? Secara sederhana, mereka yang memiliki lahan atau kebun dan di atas lahan atau kebunnya itu ditanami tanaman-tanaman yang masuk kedalam kategori komoditas hutan rakyat (seperti tanaman jati lokal, jati putih, sengon, mahoni, jabon dan lain-lain), maka mereka digolongkan sebagai petani hutan rakyat.

Suasana pelatihan MTG di kantor Kelurahan Benjala (sumber foto: Nur Hayati)
Suasana pelatihan MTG di kantor Kelurahan Benjala (sumber foto: Nur Hayati)
Pelatihan MTG di Bulukumba tersebut bukan yang pertama kali diadakan dan kegiatan ini bukan bersifat lokal saja, tetapi terkait dengan kegiatan serupa yang dilakukan di Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi DI Yogyakarta (oleh tim pelatih Universitas Gadjah Mada - UGM -seperti dalam video terlampir). 

Tim pelatih BP2LHK Makassar dan UGM ini melaksanakan kegiatan pelatihan dalam kerangka rangkaian kegiatan penelitian kerjasama ACIAR (Australian Center for International Agricultural Research) dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KemenLHK) yang dalam hal ini dilaksanakan oleh Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi (BLI) KemenLHK (project ID: FST/2015/040).

Praktik dan foto bersama alumni pelatihan (sumber foto: Nur Hayati & Arifin
Praktik dan foto bersama alumni pelatihan (sumber foto: Nur Hayati & Arifin
Pelatihan MTG itu sendiri merupakan suatu metode pelatihan bagi petani hutan rakyat yang diperkenalkan oleh Rowan Reid sejak tahun 1996 yang menekankan kepada perubahan paradigma berpikir petani hutan rakyat, terutama kaitannya dengan pengambilan keputusan (decision making) bagi peningkatan serta kesinambungan lahan hutan rakyat yang dimilikinya. 

Para petani hutan rakyat tersebut perlu menyadari bahwa mereka itu adalah manajer-manajer atas lahannya sendiri. Sehingga dengan perannya sebagai manajer tersebut, mereka perlu memiliki kemampuan untuk menghasilkan keputusan yang tepat bagi kemajuan lahan hutan rakyatnya.

Tim pelatih MTG BP2LHK Makassar - bersama Dr. Muktasam (sumber foto: Nur Hayati)
Tim pelatih MTG BP2LHK Makassar - bersama Dr. Muktasam (sumber foto: Nur Hayati)
Yang dimaksudkan dengan 'tepat' di sini adalah bahwa, sesuai dengan pola CBCF (community-based commercial forestry) atau kehutanan komersial berbasis masyarakat, para petani hutan rakyat perlu memperhitungkan lahannya dengan industri kayu (industri berbasis kayu). Artinya, saat petani hutan rakyat tersebut menanam tanaman-tanaman hutannya, mereka sudah harus dapat memprediksi atau memperhitungkan kapan akan melakukan pemanenan, akan dijual kemana, berapa kira-kira harga yang akan diperoleh oleh mereka (dengan perhitungan volume kayu dalam meter kubik) serta bagaimana kualitas kayu yang dihasilkan dan bagaimana upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk dapat mencapai hal-hal tersebut (misalnya dengan merawat lahan hutan rakyatnya).

Pelatihan MTG memberikan 'ilmu-ilmu' tersebut yang diperlukan oleh petani hutan rakyat. Sifat pelatihan adalah terbuka, artinya petani diberikan informasi secukupnya sesuai dengan modul yang telah disiapkan, soal keputusan yang akan dilakukan oleh para peserta (petani hutan rakyat) tersebut diserahkan kembali kepada keputusan-keputusan selanjutnya yang akan mereka buat. Menarik kan ya?! (info lain terkait pelatihan MTG -- Master TreeGrower dapat dilihat di sini)

Tanaman Bitti dan praktik lapangan di kebun bitti (sumber foto: Nur Hayati & Haji Jumaring)
Tanaman Bitti dan praktik lapangan di kebun bitti (sumber foto: Nur Hayati & Haji Jumaring)
Hal baru yang ditambahkan sebagai materi dalam modul pelatihan MTG yang tidak diberikan saat pelatihan-pelatihan MTG sebelumnya adalah tentang materi hasil hutan bukan kayu (HHBK) dan kelembagaan serta jejaring (networking). 

Materi HHBK kali ini disajikan materi tentang pengenalan budidaya lebah madu dan tanaman kelor (Moringa sp) -- yang saat ini sedang mulai menanjak namanya. Kedua materi ini diberikan oleh petani hutan rakyat, dari antara peserta itu sendiri yang telah lebih dulu memiliki pengalaman dalam kedua bidang tersebut. 

Materi tentang lebah madu diberikan oleh bp. Arifin, sedangkan materi tentang kelor diberikan oleh bp. Abdul Rahim. Kedua materi ini mendapat sambutan yang cukup bersemangat dari para peserta pelatihan (seperti dalam video terlampir).

Alasan menampilkan materi HHBK cukup penting, sambil menunggu masa panen yang biasanya dapat memakan waktu hingga lima tahunan (seperti sengon, mahoni - tergantung dari jenis pohonnya), mereka dapat memperoleh hasil sela dari HHBK. Lebah madu dan tanaman kelor dapat menjadi HHBK pilihan. Hal ini dikarenakan mudah penanganannya, mudah untuk dijual -- bila petani ingin menjualnya  serta memiliki khasiat utama di bidang kesehatan.

Di hari terakhir pelatihan (hari keempat), satu hal menarik muncul dari para peserta -- sebagai inisiatif dari mereka. Para peserta berniat untuk membentuk semacam wadah bagi 'ikatan alumni' peserta pelatihan MTG -- dengan cara memberi nama ikatan alumni tersebut serta membentuk group Whatsapp bagi kelompok yang mereka coba bentuk ini. Tujuannya adalah untuk membentuk jejaring (langsung mempraktikan ilmu tentang kelembagaan/jejaring yang baru saja mereka terima dalam pelatihan MTG ini), sarana tukar-menukar informasi dan saling menyemangati didalam mengelola hutan rakyatnya masing-masing. 

Nama group tersebut adalah Jati Putih dengan ketua bp. Samsul Kusuma Wijaya (serta pengurus lainnya - sekretaris dan bendahara) yang terpilih berdasarkan pemilihan (voting). Ikatan alumni inipun kemudian membentuk group whatsapp yang akan mengakomodir pada mereka yang mengikuti pelatihan MTG kali ini saja, tetapi mencoba mewadahi para petani hutan rakyat yang telah mengikuti pelatihan MTG di Kabupaten Bulukumba tersebut.

Logo Master TreeGrower (sumber foto: Harsoyo)
Logo Master TreeGrower (sumber foto: Harsoyo)
Sesuai dengan lagu MTG yang menjadi lagu 'wajib' dalam setiap pelatihan MTG (seperti dalam video terlampir), dimana dikatakan bahwa dengan melakukan pemeliharaan pohon -- dapat dihasilkan kayu yang lebih berkualitas -- kualitas kayu baik, harga baik -- semua ini yang akan diuntungkan adalah para petani hutan rakyat itu sendiri.

Pelatihan MTG ini tidak pernah 'memaksakan' kehendak kepada para pesertanya. Tujuan perubahan paradigma pengelolaan hutan rakyat tidak akan terwujud bila para petani hutan rakyat tersebut melakukannya dengan 'terpaksa'. Yang diharapkan adalah semua keputusan harus dibuat oleh petani hutan rakyat itu sendiri untuk keberhasilan pengelolaan hutan rakyat milik mereka. 

Pelatihan MTG hanya berkewajiban memberikan sebanyak-banyaknya ilmu atau informasi seperti yang telah tertuang dalam modul atau panduan pelatihan MTG dan tidak ikut campur dalam proses pengambilan keputusan mereka. Walau pada awalnya peserta agak kurang mengerti dengan proses seperti ini -- akibat terbiasa menerima informasi atau ilmu yang bersifat 'top-down' (arahan dari atas) tetapi dengan cepat, mereka dapat menerima dan malah sangat senang dengan proses pembelajaran seperti ini. 

Apalagi mereka tidak hanya berada di dalam kelas, tetapi disertai dengan praktik pasar (berkunjung ke industri kayu) serta melakukan praktik pengukuran pohon (volume), penjarangan pohon dan lain sebagainya.

Bp. Abdul Rahim menyerahkan tanda (sign) MTG kepada peserta (sumber foto: Arifin)
Bp. Abdul Rahim menyerahkan tanda (sign) MTG kepada peserta (sumber foto: Arifin)
Seperti telah diungkapkan di atas, bahwa sebagai pemilik lahan hutan rakyat, mereka adalah tuan atau manajer bagi lahan mereka sendiri. Sebagai manajer, tentu diperlukan keahlian dalam mengelola atau memenej lahan hutan rakyatnya tersebut. 

Selama ini, mereka tidak pernah menerima ilmu ataupun informasi-informasi seperti yang diberikan dalam pelatihan MTG (berbasis CBCF). Pelatihan-pelatihan MTG yang telah dilakukan selama ini masih berbasis penelitian. Ke depan, sudah perlu dipertimbangkan untuk lebih memperluas lagi model pelatihan MTG ini ke berbagai kelompok tani hutan rakyat di berbagai tempat. Dukungan dari berbagai pihak masih sangat diperlukan.


Semoga bermanfaat,

@kangbugi

 NB: bila ada pertanyaan ataupun hal-hal yang ingin diketahui lebih lanjut terkait pelatihan MTG ataupun hal lainnya dapat menghubungi tim peneliti ACIAR-KemenLHK melalui email: enhancing.cbcf@gmail.com

Artikel-artikel terkait: 

- https://www.kompasiana.com/bugisumirat/mtg-pelatihan-petani-hutan-rakyat-sangat-diperlukan-untuk-petani-pembelajaran-dari-bulukumba-sulawesi-selatan_555bd39af09273d70ef9f88f

- https://www.kompasiana.com/bugisumirat/hutan-rakyat-dirawat-kualitas-kayu-lebih-baik-petani-sejahtera-pembelajaran-dari-pelatihan-mtg-di-bulukumba-sulawesi-selatan_555fe07c719773f9108b4576

- https://www.kompasiana.com/bugisumirat/petani-hutan-rakyat-perlu-pintar-membuat-keputusan-pembelajaran-dari-pelatihan-mtg-di-bulukumba-sulawesi-selatan_555cd793739773911a308736

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun