Mohon tunggu...
Bugi Kabul Sumirat
Bugi Kabul Sumirat Mohon Tunggu... Seniman - author, editor, blogger, storyteller, dan peneliti di BRIN

panggil saja Kang Bugi. Suka nulis, suka ngevlog, suka ndongeng bareng si Otan atau si Zaki - https://dongengsiotan.wordpress.com. 📝: bugisumirat@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Anak Presiden Tidak Suka Baca Buku?

20 Oktober 2017   12:09 Diperbarui: 20 Oktober 2017   12:54 1529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok pribadi dari live streaming Facebook Najwa Shihab

Mas Gibran (begitu ia - Gibran Rakabuming, putra pertama pak Joko Widodo - biasa dipanggil) nggak suka baca buku? Ya, begitulah yang dikatakan oleh mas Gibran langsung saat menjawab pertanyaan mbak Najwa.

"Jujur nggak suka baca." begitu ungkapnya dalam gaya khasnya.

Tapi rupanya itu belum kalimat yang berhenti hingga titik benar.  Gibran menambahkan, ia tidak terlalu suka membaca, tapi ia, pemilik Markobar  nama 'kedai' martabaknya - yang telah memiliki 29 cabang di 17 kota ini, tetap suka baca, hanya di jenis-jenis bacaan dalam genre tertentu, seperti membaca komik, artikel-artikel ringan di website (internet) dan ia juga suka membaca bacaan yang bersumber dari ebook (electronic book) yang ia download sendiri plus suka pula bacaan yang isi bukunya bisa menimbulkan motivasi bagi yang membacanya.

Pojok Baca Markobar-Lakopi (dok pribadi dari live streaming Facebook Najwa Shihab)
Pojok Baca Markobar-Lakopi (dok pribadi dari live streaming Facebook Najwa Shihab)
Mata Najwa vs Mata Gibran (dok pribadi dari live streaming Facebook Najwa Shihab)
Mata Najwa vs Mata Gibran (dok pribadi dari live streaming Facebook Najwa Shihab)
Hal di atas terungkap hari Senin malam lalu (16/10/2017) dalam acara 'live Talkshow' Mata Najwa vs Mata Gibran saat peresmian Pojok Baca Markobar - Lakopi di Jalan Lombok 17, Makassar.

Gibran Rakabuming (dok pribadi dari live streaming Facebook Najwa Shihab)
Gibran Rakabuming (dok pribadi dari live streaming Facebook Najwa Shihab)
Dalam acara peresmian yang dibuat secara sederhana namun meriah dan terbuka untuk umum ini (kalangan umum dapat hadir hanya dengan dengan mendonasikan sebuah buku sebagai tiket masuknya) Gibran dan mbak Nana (sebutan akrab untuk Najwa Shihab yang juga merupakan Duta Baca Indonesia) hadir langsung. Kehadiran mereka tentunya adalah untuk menjelaskan apa maksud dan tujuan dari Pojok Baca Markobar-Lakopi ini apa manfaat pojok baca, serta mengajak para hadirin yang 'menyesaki' acara ini, baik yang hadir langsung maupun yang hanya bisa hadir dengan cara mengikuti live streaming acara tersebut melalui facebook - yang rupanya diikuti pula oleh pemirsa dari berbagai belahan bumi ini, untuk mendukung dan kalau bisa 'meniru' kegiatan positif ini dengan mendirikan pojok baca-pojok baca (atau hal sejenisnya) dimanapun hal tersebut dimungkinkan.

Martabak Markobar (dok pribadi dari live streaming Facebook Najwa Shihab)
Martabak Markobar (dok pribadi dari live streaming Facebook Najwa Shihab)
Disebut dengan Pojok Baca Markobar - Lakopi karena memang  lokasi pojok baca tersebut berada di tempat yang merupakan perpaduan (kerja sama)  antara warung martabaknya mas Gibran dan coffee shop-nya bu Inggrid (pemilik cafe Lakopi).

Bagi Markobar, pojok baca ini merupakan pojok baca yang kedua.  Pojok baca yang pertama dibuka di Markobar di kota Solo pada bulan Mei 2017.

Dalam talkshow yang berisi rangkaian tanya-jawab antara mas Gibran dan mbak Nana yang memang sangat menarik dan sangat menginspirasi ini, cukup banyak hal yang 'menggigit' yang terinformasikan, seperti salah satunya yang telah disebutkan sebagai judul tulisan di atas.

Hal lain yang diungkap adalah bahwa ternyata, masih menurut Gibran, budaya membaca buku di rumah mas Gibran itu tidak ada. Yah kecuali kebiasaannya membaca komik dan main PS (playstation) saja. Ia mengakui bahwa contoh ini adalah contoh yang salah dan harus diperbaiki. Namun contoh ini juga dapat saja terjadi (dan merupakan contoh atau fenomena) di banyak keluarga lain di Indonesia. Perlu upaya untuk memperbaikinya secara bersama-sama, apalagi mbak Nana juga menyajikan data hasil penelitian yang menyajikan informasi betapa masih rendahnya minat baca dan jumlah bahan bacaan yang tersedia,terutama untuk masyarakat yang cukup mengalami kesulitan dalam mendapatkan akses memperoleh bacaan-bacaan yang baik. Hal ini harus dilihat, masih menurut mbak Nana, sebagai keprihatinan kita bersama tapi juga sekaligus sebagai tantangan, semangat atau pemicu untuk terus bekerja sama dan bergerak menanganinya secara bersama-sama. Pendirian Pojok Baca Markobar ini adalah salah satu contohnya.

dok pribadi dari live streaming Facebook Najwa Shihab
dok pribadi dari live streaming Facebook Najwa Shihab
Contoh lain yang disampaikan NajwaShihab adalah fenomena yang menarik saat di pagi harinya, sebagai Duta Baca Indonesia, ia diundang hadir dalam acara peresmian Pustaka Jeruji Indonesiadi Lembaga Pemasyarakatan (lapas) Kota Maros (Maros adalah nama kabupaten terdekat dari kota Makassar).

dok pribadi dari live streaming Facebook Najwa Shihab
dok pribadi dari live streaming Facebook Najwa Shihab
Perpustakaan model Pustaka Jeruji Indonesia ini baru pertama kali ada di Indonesia. Mekanisme perpustakaan ini adalah buku-buku diletakkan dalam kotak-kotak atau boks-boks, kotak-kotak ini kemudian diedarkan ke blok-blok ruang lapas, sehingga dalam mekanisme ini, buku-buku yang menghampiri para penghuni lapas dan bukan sebaliknya. Penghuni lapas, dalam kondisi keterbatasannya ini tetap dapat memperoleh ilmu atau manfaat dari buku-buku yang dibacanya sekaligus menumbuhkan atau menularkan minat bacanya. Mbak Nanapun kemudian menambahkan bahwa informasi terbaru terkait Pustaka Jeruji Indonesia di Lapas Maros baru ia terima, yaitu bahwa sistem yang diterapkan oleh Pustaka Jeruji Indonesia ini telah di 'adopsi' secara resmi oleh Kemenkumham untuk dijadikan model bagi lapas-lapas lain di seluruh Indonesia agar meniru dan menerapkan sistem tersebut di lapasnya masing-masing. Wah...  kabar gembira lagi tuh untuk pegiat/dunia literasi malam itu.

Sementara mas Gibran, menurut mbak Nana, telah memberikan contoh bagi kalangan dunia usaha untuk dapat meniru hal yang telah dilakukan oleh Markobar ini. Silakan tiru saja konsepnya, lakukan di tempat kerja atau usahanya. Insya Allah dunia literasi di Indonesia akan semakin baik lagi.

Gibran menambahkan pula keberadaan Pojok Baca Markobar dapat menjadi tujuan positif anak muda. Sehingga kedatangan mereka ke Cafe Markobar Lakopi di malam Minggu misalnya, karena ingin membaca sambil menikmati hidangan yang disediakan dan bukan tujuan yang tidak positif.

Saya, Nana & Gibran (dok pribadi)
Saya, Nana & Gibran (dok pribadi)
Sayapun, yang dalam acara peresmian Pojok Baca Markobar berkesempatan tampil mendongeng atau bercerita bersama si Otan - boneka orang utan saya (atas nama komunitas Pendongeng Indonesia), berusaha untuk menyelaraskan dengan memilih cerita yang sesuai dengan acara peresmian itu.  Pun sambil berkampanye bahwa  mendongeng adalah bagian dari memajukan dan mendukung literasi. Karena sejatinya, mendongeng atau bercerita dapat berpengaruh terhadap perkembangan karakter anak dan dapat menyebabkan anak-anak menjadi gemar membaca. Jangan lupa juga lho bahwa pendongeng, khususnya di kota Makassar, oleh Pemkot Makassar dianggap juga sebagai bagian dari Duta Baca Indonesia.

Kami, Pendongeng Indonesia, memiliki visi untuk menyebarkan atau lebih tepatnya menularkan kebiasaan baik mendongeng dengan cara memasyarakatkan mendongeng dengan cara mendongengkan masyarakat. Wah,  apalagi tuh?  Artinya, di berbagai kesempatan kami mendongeng, kami terus-menerus mensosialisasikan atau 'mengkampanyekan' kegiatan mendongeng ini terutama tentang manfaat dari mendongeng.

Dalam kesempatan itu saya mendongeng tentang perlunya memilah atau menganalisa informasi yang kita terima,  sebelum menerimanya dan kemudian menyebarkannya, hal-hal yg sedang marak belakangan ini. Namun cerita tersebut berbungkus kejadian di negeri antah-berantah dimana rajanya sedang memilih putra mahkota diantara tiga putranya melalui sebuah pertanyaan yang sangat mudah yaitu menebak sesuatu yang sudah jelas wujudnya, yaitu satu buah pisang. Anak pertama dan anak kedua dengan pongahnya langsung menjawab pertanyaan ayahnya bahkan dengan sedikit meledek, "ayah, mengapa memberikan pertanyaan yang sangat mudah, semua orang juga tahu bahwa itu adalah satu buah pisang."

Saat itu sang ayah tetap diam dan menatap wajah anak ketiganya,"bagaimana menurut kamu?" begitu tanya sang Raja.

Putra ketiganya tidak langsung menjawab melainkan maju mendekati sang ayah. Diambilnya pisang itu, diamatinya dengan seksama. Kemudian dikupas bagian ujungnya dan dicicipi sambil dirasakan tekstur daging buahnya. Kemudian ia menghadap sang Raja dan mengatakan,"ayah, setelah saya amati, saya lihat langsung sumbernya, saya sedikit mencicipi isinya, hamba berkeyakinan, bahwa benda tersebut adalah betul sebuah pisang." begitu ujar putra ketiga ditengah keriuhan gelak tawa ejekan putra pertama dan kedua.

Sang Raja terlihat tersenyum dan kemudian berkata,"putra ketigaku, kamulah yang ayah inginkan menjadi putra mahkota untuk kelak menggantikanku. Ayah ingin, mulai dari sekarang hingga sepeninggal ayah nanti, kamulah yang bertanggung jawab atas jalannya roda pemerintahan di negeri ini.  Ayah tidak mau negeri ini hancur oleh informasi-informasi yang tidak baik yang berseliweran. Semua informasi haruslah dilihat dulu dan dianalisa secara sesama sebelum kita percaya dan kemudian kita bagikan (share). Kamulah putra mahkota negeri ini." (tamat).

Setiap kita memiliki kewajiban membangun negeri Indonesia ini. Salah satunya membangun dunia literasi di Indonesia. Sebagai contoh Mbak Nana berkontribusi dengan kegiatan-kegiatannya,  mas Gibran dengan mengembangkan pojok baca Markobar-Lakopi-nya, Lapas Maros dengan model perpustakaan di dalam lapas-nya, saya dan teman-teman di Pendongeng Indonesia melalui kegiatan mendongengnya dan kegiatan-kegiatan oleh pegiat-pegiat literasi lainnya lain.

Kita ingin bangsa kita cerdaskan, ayo kita dukung kegiatan-kegiatan literasi di sekeliling kita atau ciptakan kegiatan literasi yang menjadi khas anda atau sekemampuan anda, di lingkungan anda.

Bagaimana?

Info pembukaan pojok baca Markobar (dok Markobar)
Info pembukaan pojok baca Markobar (dok Markobar)
Semoga bermanfaat.

@kangbugi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun