- Tidak ada sama sekali acara penobatan Raja Gowa di Istana Balla Lompoa, karena di Kabupaten Gowa sudah tidak ada lagi raja. Semua sudah bergabung ke dalam NKRI. "Bila ada raja, dimana wilayahnya, mas?" demikian tambahnya.
- Dengan nada bergurau, iapun menambahkan bahwa orang yang bernama I Maddusila memang begitu, ia sudah beberapa kali melantik dirinya menjadi raja Gowa tanpa dukungan dari masyarakat. iapun menginformasikan bahwa semalam, pihak I Maddusila berusaha menyusup ke Istana Balla Lompoa, tetapi tidak berhasil karena berhasil di cegah dan museum tempat benda-benda pusaka dalam keadaan tergembok. Sehingga I Maddusila tidak mungkin dinobatkan karena mahkota raja dan benda-benda pusaka tersimpan didalam museum tersebut. "Seperti pencurilah." Begitu ujarnya dengan kesal.
- Ketika ditanyakan apakah saya boleh melihat-lihat museumnya saja, karena sudah terlanjur sampai di Istana Balla Lompoa dan saya belum pernah sekalipun memasuki kawasan istana tersebut, satpol PP menambahkan bahwa Museum Balla Lompoa sekarang dalam keadaan tergembok (terkunci) karena banyak barang-barang pusaka yang hilang. Untuk keamanan, maka museum sementara ditutup dan digembok.
- Iapun kemudian menanyakan apakah saya saat masuk ke dalam kawasan istana ditanya oleh petugas (satpol PP)? Ketika saya katakan tidak iapun kemudian mengatakan bahwa saya dan bapak utusan itu beruntung karena seharusnya ditanya oleh petugas terlebih dahulu. Artinya, saya tidak boleh memasuki kawasan itu untuk sementara.
Yah akhirnya setelah ngobrol sebentar dengan mereka, kamipun undur diri. Di jalan keluar istana saya menanyakan kepada bapak utusan pejabat itu, apakah boleh melihat undangannya. Iapun membolehkan memperlihatkan undangannya yang cantik dan mewah seperti foto-foto terlampir. "Terima kasih ya pak." Foto-foto undangannya dapat melengkapi postingan ini.
Sore harinya saat membuka twitter, barulah ada beberapa informasi yang menambahkan apa yang terjadi dari pagi hingga siang harinya, yaitu:
- Pagi hari terjadi demonstrasi masyarakat yang menentang acara penobatan Raja Gowa di depan gerbang Istana Balla Lompoa (sumber: Tribunnews.com 29/05/2016).
- Ternyata acara penobatan dipindahkan secara mendadak menjadi dilaksanakan di Gedung Krakatau Hotel Horison, Jl. Sudirman, Makassar. Tidak jelas apakah kedua menteri tersebut jadi datang atau tidak.
Entah pihak mana yang benar dan pihak mana yang salah. Namun sayang sekali sebetulnya hingga peristiwa budaya ini harus berakhir demikian tragisnya. Sebagai masyarakat yang cinta akan budaya Indonesia, hanya dapat berharap agar ontran-ontran ini dapat segera berakhir. Kedua kakak beradik itu dapat duduk bersama termasuk dengan Pemda Gowa untuk bersama-sama mencari jalan keluar dari kisruh ini. Budaya dan kebudayaan Gowa telah menunjang sebagai unsur kebudayaan-kebudayaan yang ada di Indonesia, sudah selayaknya diperlakukan dengan baik dan didahulukan. Bukan mendahulukan ego-ego pribadi.
Namun sisi positifnya adalah karena ingin menyaksikan peristiwa penobatan Raja Gowa itu, saya akhirnya dapat juga memasuki kawasan istana Tamalate, kawasan Balla Lompoa, walau acara penobatannya batal.
Semoga cepat selesai deh permasalahannya. It's my only hope.