Mohon tunggu...
Bugi Kabul Sumirat
Bugi Kabul Sumirat Mohon Tunggu... Seniman - author, editor, blogger, storyteller, dan peneliti di BRIN

panggil saja Kang Bugi. Suka nulis, suka ngevlog, suka ndongeng bareng si Otan atau si Zaki - https://dongengsiotan.wordpress.com. 📝: bugisumirat@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sri Mulyani Menang

29 November 2013   09:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:32 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Walau tidak ada hubungan apapun dengan SMI, tapi ternyata muncul sedikit rasa gundah di hati ini.

“wah … kita kehilangan aset yang sangat berharga nih.” begitu hati kecil ini berharga.

Apalagi jika ternyata aset Indonesia yang sangat berharga ini ’harus’ hilang karena ada hubungannya dengan kasus yang menyeruak sebelumnya yaitu kasus Bank Century. Atau kata-kata yang lebih tepat adalah ‘dihilangkan’ bukan hilang.

Tapi, pagi ini, membaca postingan salah seorang anggota milis (Retna Hanani) di milis PPIA Canberra tentang suara hati nurani SMI ketika menyampaikan pemikiran mengenai Kebijakan Publik dan Etika Publik di hotel Ritz (yang sudah dalam bentuk transkrip - dibuat oleh salah seorang wartawan Media Indonesia, Ririn). Dimana intinya adalah SMI merasa menang karena SMI telah berhasil tidak mengkhianati kebenaran, tidak mengingkari hati nuraninya dan masih bisa menjaga martabat dan harga dirinya.

SMI, jika anda merasa menang, tentu itu sangat baik untuk anda dan tentu kitapun akan dengan legowo untuk kepergianmu ke USA. Minimal, mengurangi sedikit rasa gundah ini.

Pelajaran dan pengalaman anda seperti yang anda tuangkan dalam ‘kuliah’ tersebut, sangat dapat dijadikan sebagai sumber pembelajaran. Jangan bosan-bosan untuk berbagi pengalaman-pengalaman lainnya ya SMI ….

(Di bawah ini adalah isi transkrip tersebut).

Saya rasanya lebih berat berdiri disini daripada waktu dipanggil pansus Century. Dan saya bisa merasakan itu karena sometimes dari moral dan etikanya jelas berbeda. Dan itu yang membuat saya jarang sekali merasa grogi sekarang menjadi grogi. Saya diajari pak Marsilam untuk memanggil orang tanpa mas atau bapak, karena diangap itu adalah ekspresi egalitarian. Saya susah manggil ‘Marsilam’, selalu pakai ‘pak’, dan dia marah. Tapi untuk Rocky saya malam ini saya panggil Rocky (Rocky Gerung dari P2D) yang baik. Terimakasih atas…… (tepuk tangan)

Tapi saya jelas nggak berani manggil Rahmat Toleng dengan Rahmat Tolengtor, kasus. Terimakasih atas introduksi yang sangat generous. Saya sebetulnya agak keberatan diundang malam hari ini untuk dua hal. Pertama karena judulnya adalah memberi kuliah. Dan biasanya kalau memberi kuliah saya harus, paling tidak membaca textbook yang harus saya baca dulu dan kemudian berpikir keras bagaimana menjelaskan.

Dan malam ini tidak ada kuliah di gedung atau di hotel yang begitu bagus tu biasanya kuliah kelas internasional atau spesial biasanya. Hanya untuk eksekutif yang bayar SPP nya mahal. Dan pasti neolib itu (disambut tertawa). Oleh karena itu saya revisi mungkin namanya lebih adalah ekspresi saya untuk berbicara tentang kebijakan publik dan etika publik.

Yang kedua, meskipun tadi mas Rocky menyampaikan, eh salah lagi. Kalau tadi disebutkan mengenai ada dua laki-laki, hati kecil saya tetap saya akan mengatakan sampai hari ini saya adalah pembantu laki-laki itu (tepuk tangan). Dan malam ini saya akan sekaligus menceritakan tentang konsep etika yang saya pahami pada saat saya masih pembantu, secara etika saya tidak boleh untuk mengatakan hal yang buruk kepada siapapun yang saya bantu. Jadi saya mohon maaf kalau agak berbeda dan aspirasinya tidak sesuai dengan amanat pada hari ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun