Mohon tunggu...
Bugi Kabul Sumirat
Bugi Kabul Sumirat Mohon Tunggu... Seniman - author, editor, blogger, storyteller, dan peneliti di BRIN

panggil saja Kang Bugi. Suka nulis, suka ngevlog, suka ndongeng bareng si Otan atau si Zaki - https://dongengsiotan.wordpress.com. 📝: bugisumirat@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menyaksikan Sinta Obong di Yogyakarta

2 September 2014   19:19 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:49 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_321972" align="aligncenter" width="473" caption="Adegan Sinta Obong"][/caption]

Biasanya, sendratari Ramayana bisa disaksikan di pelataran Candi Prambanan saat bulan purnama bersinar penuh. Walau saya belum pernah menyaksikan sendratari Ramayana - kisah percintaan Rama dan Sinta - di Candi Prambanan yang terkenal itu, tetapi beberapa waktu lalu, saya berkesempatan menyaksikan kisah cinta itu, bukan di tempat asli pertunjukannya, tapi di Yogyakarta.

Di Yogyakarta, tepatnya di jalan Brigjend Katamso, terdapat restoran yang sekaligus berfungsi sebagai tempat pertunjukan sendratari Ramayana. Restoran yang dikelola oleh pihak swasta ini tapi dengan lahan milik seorang kerabat Keraton Kasultanan Yogyakarta Hadiningrat ini bernama Purawisata.

Ketika anda memasuki areal Purawisata, yang menyatu dengan taman hiburan rakyat, anda akan melihat tulisan terpampang di pintu masuknya: RAMAYANA BALLET - PURAWISATA. Restoran dengan konsep prasmanan ini buka setiap hari (termasuk sendratari Ramayana yang digelar setiap hari) dan akan kosong saat pertunjukan Ramayana dimulai, yaitu pukul 20.00 wib, karena pengunjung restoran akan menghentikan kegiatannya dan beranjak ke panggung pertunjukan Ramayana yang berada di arah belakang restoran.

Restoran itu sendiri, yang bertarif tiga ratus lima puluh ribu rupiah tersebut (tarif makan sekaligus menonton sendratari Ramayana) memadukan menu tradisional Jawa dengan kuliner Eropa. Saya yang turut mencicipi hidangan restoran cukup dibuat bingung dengan ragam makanan yang disediakan. Mana yang harus didahulukan. Semuanya terlihat lezat dan menarik dari segi penyajian, dan memang demikian adanya. Tapi rasa nikmat tersebut cukup terkalahkan dengan keinginan segera menyaksikan sendratari Ramayana yang 'live' itu. Rupanya, gejolak seperti itu disikapi oleh pihak restoran dengan baik. Selama pengunjung menikmati hidangan makanan yang tersedia, mereka dihibur oleh tarian gaya Keraton Yogyakarta. Penari-penari itu menari di pusat pandangan pengunjung, yaitu di sekitar tempat tersedianya hidangan, sehingga dapat dilihat dengan jelas dari berbagai sisi. Sungguh suatu layanan yang cukup prima.

Tepat pukul delapan malam, saya diingatkan oleh rekan yang mengajak saya untuk segera menyelesaikan makan malam, karena pertunjukan akan dimulai. Saya pun baru menyadari melihat para pengunjung lain, yang kebanyakan adalah wisatawan-wisatawan asing, rupanya mulai bergegas pula menuju tempat pertunjukan yang terletak di bagian belakang restoran.

Memasuki tempat pertunjukan sendratari Ramayana (Ramayana Ballet), pengunjung disodori dengan kisah singkat tentang sendratari Ramayana ini, yang tertuang dalam kertas ukuran A4 dalam berbagai bahasa, guna melayani kebutuhan para pengunjungnya yang berasal dari berbagai latar belakang negara. Sambil menunggu pertunjukan dimulai, pengunjung dapat membaca dan mengetahui bagaimana jalan cerita sendratari itu.

Tempat pertunjukannya terdiri dari bangunan panggung permanen yang menyerupai bentuk Keraton dan  di bagian bawah lingkaran pertunjukan yang selebihnya adalah tempat duduk pengunjung yang dibuat bertingkat sehingga pengunjung yang berada di bagian depan tidak akan menghalangi penonton di belakangnya.

[caption id="attachment_321975" align="aligncenter" width="567" caption="Sinta Mengejar Kijang"]

14096337921293207258
14096337921293207258
[/caption]

Pertunjukan yang berdurasi dua jam ini menggunakan bahasa jawa dan diiringi gamelan itu disertai pula dengan tata cahaya yang baik yang disesuaikan dengan alur cerita.

[caption id="attachment_321980" align="aligncenter" width="560" caption="Sendratari Ramayana"]

14096341191328316370
14096341191328316370
[/caption]

[caption id="attachment_321982" align="aligncenter" width="475" caption="Pasukan kera"]

14096342052088333080
14096342052088333080
[/caption]

Bagi saya, ada dua bagian yang menarik dari pertunjukan live ini, yaitu pada bagian kera-kera anak buah Hanoman bermunculan dari berbagai penjuru panggung, termasuk dari atap bangunan 'keraton' yang sepertinya berbahaya - karena banyak dari penari-penari tersebut adalah anak kecil, yang meloncat-loncat bak seekor monyet dan dengan bentuk tarian dengan koreografi yang apik. Sedangkan bagian lain adalah saat Sinta obong (Sinta membakar diri), yaitu saat dimana Rama akan bertemu kembali dengan Sinta setelah Sinta lepas dari penyekapan Rahwana atas bantuan Hanoman. Saat itu, Rama meragukan kesucian Sinta dan untuk membuktikan kesuciannya, Sinta diminta melakukan a holy bath - ritual suci berupa bakar diri - masuk dalam 'pemandian' api dan jika Sinta tidak terluka oleh api yang dimasukinya, maka Sinta itu suci, tidak ternoda oleh Rahwana. Sintapun lolos ujian tersebut. Adegan ini dibuat demikian menarik dengan menggunakan api sungguhan, sehingga para pengunjungpun cukup terpesona oleh pertunjukan ini.

[caption id="attachment_321983" align="aligncenter" width="560" caption="Rama & Sinta sedang bercengkerama"]

1409634321103926644
1409634321103926644
[/caption]

Di akhir pertunjukan, sekitar pukul sepuluh malam, pengunjung diberi kesempatan untuk berfoto bersama para penari di atas panggung pertunjukan. Pada saat keluar areal pertunjukan pengunjung disodori makanan khas berupa onde-onde wijen Jawa yang legit dan gurih.

[caption id="attachment_321984" align="aligncenter" width="560" caption="Penonton asyik menikmati pertunjukan"]

1409634480303083453
1409634480303083453
[/caption]

Ramayana merupakan kisah percintaan yang luar biasa indahnya, seindah pertunjukan sendratari Ramayana yang saya saksikan itu.

Semoga bermanfaat

@Kangbugi

[Foto-foto koleksi pribadi]

[caption id="attachment_321985" align="aligncenter" width="539" caption="Sinta menari dalam tawanan Rahwana"]

14096345832048299801
14096345832048299801
[/caption]

[caption id="attachment_321986" align="aligncenter" width="560" caption="Sinta menari dalam tawanan Rahwana1"]

14096347452129622667
14096347452129622667
[/caption]

[caption id="attachment_321987" align="aligncenter" width="560" caption="Rama bertarung melawan pasukan Rahwana"]

14096348231615984419
14096348231615984419
[/caption]

[caption id="attachment_321988" align="aligncenter" width="560" caption="Adegan Sinta Obong"]

14096348861717114033
14096348861717114033
[/caption]

[caption id="attachment_321989" align="aligncenter" width="560" caption="Standing applause untuk para penari di akhir pertunjukan"]

1409634982672101176
1409634982672101176
[/caption]

[caption id="attachment_321990" align="aligncenter" width="560" caption="Para penari siap berfoto"]

1409635049885480739
1409635049885480739
[/caption]

[caption id="attachment_321991" align="aligncenter" width="332" caption="Berfoto bersama sebagian penari"]

14096350991455633251
14096350991455633251
[/caption]

[caption id="attachment_321997" align="aligncenter" width="300" caption="Onde-onde untuk pengunjung usai pertunjukkan"]

14096370001433505706
14096370001433505706
[/caption]

[caption id="attachment_321995" align="aligncenter" width="300" caption="Pengelola Restauran bersama suami (ibu Tuti & dr. Irwan T.)"]

14096363821162432105
14096363821162432105
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun