Mohon tunggu...
buffmerah
buffmerah Mohon Tunggu... Guru - mahasiswa

memiliki hobi membaca buku sehari minimal 3 artikel ilmiah

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Kajian tematik benda-benda langit dalam perespektif Al-quran: matahari, bulan dan bintang

22 Desember 2024   09:09 Diperbarui: 22 Desember 2024   09:09 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Kumpulan ayat-ayat tersebut, kandungan isinya dapat dikategorikan sebagai berikut: Pertama, sebanyak sebelas kali menunjukan peredaran matahari dan bulan, yakni pada QS. al- An'am [6]: 96, QS. al-A'raf [7]: 54, QS. Yunus [10]: 5, QS. al Ra'd [13]: 2, QS. Ibrahim (14): 33, QS. al-Anbiya' [21]: 33, QS. Lukman [31]: 29, QS. Fir [35]: 13, QS. Ysn [36]: 39-40, QS. al-Zumar (39): 5, QS. al-Rahman [55]: 5. Kedua, dua kali menggambarkan manfaat mata- hari dan bulan bagi kehidupan manusia, yakni QS. al-Nahl [16]:12, QS. Nuh [71]: 16. Ketiga, satu kali mengenai keingkaran orang kafir terhadap penciptaan langit, bumi, ketundukan matahari, dan bulan yakni QS. al-Ankabut [29]: 61. Keempat, satu kali tentang larang-an sujud kepada matahari dan bulan yakni pada QS. Fussilat [41]: 37. Kelima, satu kali mengenai ciri-ciri kehancuran alam, yakni QS. al-Qiyamah (75): 9.

Matahari sebagai benda luar angkasa digambarkan dalam beberapa ayat antara lain: QS al-Furqan (25): 61, QS Nh [71]:16, dan QS. al- Naba' [78]: 13, menggambarkan matahari sebagai siraj kata siraj dalam kamus al-Munawwir diartikan pelita atau lampu. De-ngan demikian, matahari meman-carkan sinar. Sedangkan, pada QS.Yunus (10): 5 matahari digambarkan sebagai benda langit yang bersinar. Mengacu kepada ayat-ayat ini dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri matahari adalah benda langit yang memiliki sinar, dimana sinarnya sebagai penerang bagi kehidupan.

  • Bulan

Bulan dalam al-Quran disebut dengan istilah syahr , qamar    dan hilal diulang sebanyak 40 kali. Sedangkan, bulan dengan istilah qamar dan hilal secara bergan-dengan diulang sebanyak 27 kali. Bulan dalam istilah qamar saja diulang sebanyak 26 kali. Karena syahr merupakan kata yang tidak menunjukkan pada pengertian bulan yang hakiki maka tidak akan dibahas dalam makalah ini secara mendalam. Namun demikian, kata memiliki keterikatan dengan qamar dan hill, karena kata ini sebagai perhitungan jumlah bilangan qamar dan hill.

Kata qamar dan hilal bermakna bulan dalam arti hakiki. Keduanya menyatakan makna bulan dalam arti hakiki, namun memiliki perbedaan maksud. Kata qamar bermakna bulan yang sempurna. Ini dapat dipahami dari QS. al-Insyiqah [84]: 18 yang artinya: "dan dengan bulan apabila jadi  purnama"   yang  menghubungkan  kata  qomar    dengan  purnama. Begitu  juga ketika  al-Quran  selalu  mengungkapkan  kata qamar   dalam  bentuk mufrad,  melambangkan  bahwa   bulan  yang  sempurna hanya  sekali setiap  bulan yaitu pada bulan  purnama. Dengan demikian,  kata qamar   hanya  berarti  bulan   purnama (ketika  penampakan  bulan  sempurna).  Kata   hill   diungkapkan  dalam al-Quran hanya satu kali dalam  bentuk  jamak  . Kata ini ditemui  pada  QS. al-Baqarah (2): 189. Ini dapat  dipahami  bahwa  hill   itu  berulangulang, tidak  hanya  seka-li.  Dalam arti,  perjalanan  bulan  dari  sangat  tipis menuju  sempur-na dan  dari  sempurna  menuju  tipis  kembali  dapat  disebut  hill.

Dengan demikian,  peredaran  bulan (   dan   )  selama  satu  bulan terdiri dari,  sekali  bulan  "qamar"  dan  yang lainnya  adalah  bulan "hill".   Ini  berarti  bahwa   "hill"   bermakna  bulan  yang  tidak  sempurna,  nampak sedikit, sebagian, separuh, atau  hampir  sempurna, ketika  sempur-na  maka  tidak  disebut  hill, tetapi  disebut  qamar. Dengan kata lain penampakan qamar yang tidak sempurna disebut hill, sedangkan kata qamar  itu  sendiri  lebih  berorientasi pada hakikat bulan yang  sempurna. Berdasarkan  pada QS. Nuh [71]: 16  dan QS. Yunus [10]: 5,  sebagaimana diungkapkan pada  bagian  terdahulu dapat  disimpul-kan  bahwa  bulan merupakan  benda  langit  yang  memiliki    cahaya   .

Mengingat  sebagian  besar  ayat-ayat  tentang  matahari  dan bulan  selalu  digandeng, maka  dapat  disimpulkan  bahwa  antara  sinar matahari  dan  cahaya  bulan  memiliki  keterikatan.  Ini  memberikan  indikasi  bahwa  cahaya  bulan  sangat  tergantung  pada  sinar  matahari.  

  • Bintang 

Bintang  disebut  al-Quran  dengan istilah   ,   , dan .  Al-Quran tidak   banyak   menceritakan   bintang, baik  dengan   istilah     nujm dan buruj maupun  dengan  istilah  kaukab . Ketiga  Istilah  tersebut  digunakan  secara  bergantian  untuk menggambarkan obyek  yang  berbeda. Misalnya,   dalam  QS.  al-An'am (6): 76 digunakan  kata  kaukab disini  kata  kaukab   digunakan  untuk  menggambarkan  bintang  sebagai  benda  yang  di-kagumi  Ibrahim,  kemudian  dalam  QS. Yusuf (12): 4  kata  kaukab   digunakan  untuk  meng-gambarkan   bintang  dalam  alam mimpi, sementara  dalam  QS. al-Nur [24]: 35, kata  kaukab   digunakan  untuk  menggambarkan  bintang  sebagai  benda  langit  yang  memiliki  cahaya, namun  sebagai  obyek  perumpamaan.

Dari  sini  dapat  dipahami  bahwa  kata  kaukab   dalam  al-Quran digunakan untuk menggambarkan bintang sebagai  benda  langit  yang  berada  dalam   alam  khaya-lan/angan-angan  atau  sesuatu yang berada  dalam  dunia  ide. Jadi kata  kaukab  , bukan untuk menunjukkan  bintang yang  ada dalam  dunia realitas, tetapi  menunjuk  pada  bintang  yang  ada dalam ide. QS. al-Hajj [22]:18  mengguna-kan  kata nujm   ,  untuk menggambarkan  bintang  sebagai  benda langit   yang  tunduk pada  perintah  Allah.  

Dalam QS. al-Najm [53]: 1  kata nujm   , diguna-kan  untuk  menggambarkan  bin-tang  sebagai  benda  langit   untuk  obyek  sumpah  (qasam).  Dalam  QS. al-Tariq [86]: 3  kata  nujm , digunakan untuk  meng-gambarkan bintang  sebagai  benda  langit  yang  bercahaya.  Berdasar-kan  pada  beberapa  ayat  di atas  kata nujm   ,  memiliki  makna   bintang  dalam  arti yang  hakiki. Pernyataan  ini  diperkuat  oleh  QS. atTakwir [81]: 2 yang  meng-gambarkan  ciri  hari  kiamat  dengan berjatuhannya bintang .  Di sini  digunakan  kata  nujm   , bukan  kaukab.  

Oleh  karena  itu, tampaknya  pengguna-an  kata nujm    dalam  al-Quran  untuk  menggambarkan  bintang  dalam  pengertian yang hakiki.  Sehingga,   ilmu   yang  berbicara  me-ngenai  perbintangan,  disebut  ilmu  nujm.  Selain  kata nujm   untuk  menggambarkan   bintang, dalam  alQuran   digunakan   kata burj  (  ) sebagaimana   ditemui dalam al-Hijr (15): 16, al-Furqan (25):61, QS. al-Burj (85):1.  Dalam  Tafsir  al-abar  diceritakan  bahwa  menurut  Ibn  Abbas  yang  dimaksud  dengan burj   adalah: yakni  gugusan   bintang-bintang Berdasarkan pada  QS. an-Nur (24): 35, dan QS. al-ariq (86): 3 memberikan  pemahaman bahwa  bintang  adalah  benda  langit  yang  memancarkan  cahaya. Sedangkan,  QS. al-Buruj (85): 1,  menggambarkan gugusan  bintang  di langit.   Kata  burj  dalam  ayat  tersebut  meng-gambarkan  ciri-ciri  dari  nujm. Karena  itu,  bintang  memiliki  ciri-ciri  diantaranya  adalah  benda  langit  yang  membentuk  gugusan.  Gugusan  bintang di langit  diper-kuat  oleh  QS. al-An'am [6]: 97. Menurut  Shihab  bintang merupakan   petunjuk    perjalanan  manusia, baik  di darat  maupun  di laut. Dengan  mengetahui  bintang, terutama  bintang  tak  bergerak, seseorang   yang  akan  bepergian   dapat  menentukan  arah   yang  hendak  dituju.  

  • Peredaran Matahari dan Bulan. 

Benda-benda  langit  dalam perspektif  al-Quran  terdiri  dari  matahari (syams),  bulan(qamar dan hilal),   dan  bintang  (nujm). Peredaran  benda-benda  tersebut ditemukan dalam al-Quran yakni   QS. al-An'am [6]: 96, QS.  al-A'raf [7]: 54, QS. Yunus [10]: 5, QS. ar Ra'd [13]: 2, QS. Ibrahim [14]: 33, QS. al-Anbiya' [21]: 33, QS. Lukman (31): 29,  QS. Fir (35): 13,  QS. Ysn (36): 39-40, QS. al-Zumar (39): 5, QS. arRahman (55): 5.   Dalam  ayat-ayat ini  peredaran  matahari  dan  bulan selalu  disebutkan  secara  bersamaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun