Mohon tunggu...
Budi Wahyu
Budi Wahyu Mohon Tunggu... Guru - Guru

Bahasa Korea | Pendidikan | Fotografi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kurikulum Merdeka: Di Balik Pembelajaran Berdiferensiasi

11 Februari 2024   22:02 Diperbarui: 11 Februari 2024   22:33 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: wikipedia.com

Sistem ini melibatkan pola stabilitas dan perubahan dalam kehidupan anak. Kronosistem mencakup berbagai peristiwa hidup yang penting pada individu dan kondisi sosio-kultural mereka. Perubahan yang terjadi dapat disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal, sehingga kronosistem benar-benar memayungi seluruh sistem yang telah disebutkan.

Selain Sistem Ekologi Bronfenbrenner, Pembelajaran Berdiferensiasi diilhami oleh multiple intelligences atau kecerdasan majemuk. Penjelasannya adala sebagai berikut.

Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences)

Kecerdasan majemuk atau multiple intelligences merupakan kemampuan yang dimiliki oleh individu dalam memecahkan persoalan yang nyata dan dalam situasi yang bermacam-macam.

Sumber: wikipedia.com
Sumber: wikipedia.com

Menurut Gardner, kecerdasan bukanlah satu kesatuan, melainkan terdiri dari delapan jenis kecerdasan yang berbeda, yaitu.

  1. Kecerdasan Verbal-Linguistik: Kemampuan untuk memahami dan menggunakan bahasa dengan baik.
  2. Kecerdasan Logis-Matematis: Kemampuan untuk berpikir logis, bernalar, dan menyelesaikan masalah matematika.
  3. Kecerdasan Spasial-Visual: Kemampuan untuk memahami dan memanipulasi ruang visual.
  4. Kecerdasan Kinestetik-Jasmani: Kemampuan untuk menggunakan tubuh dengan terampil dan mengkoordinasikan gerakan.
  5. Kecerdasan Musikal: Kemampuan untuk memahami dan menciptakan musik.
  6. Kecerdasan Interpersonal: Kemampuan untuk memahami dan berinteraksi dengan orang lain dengan baik.
  7. Kecerdasan Intrapersonal: Kemampuan untuk memahami diri sendiri dan mengelola emosi.
  8. Kecerdasan Naturalis: Kemampuan untuk memahami dan menghargai alam.

Zone of Proximal Development (ZPD)

Zona Perkembangan Proksimal merupakan jarak antara tingkat perkembangan actual yang ditentukan oleh pemecahan masalah secara mandiri dan tingkat perkembangan potensial yang ditentukan melalui pemecahan masalah dengan bantuan orang dewasa atau melalui kerja sama dengan orang yang lebih mampu. Vygotsky menjelaskan bahwa ZPD digunakan untuk mendeskripsikan tingkat perkembangan terakhir seseorang dan tingkat berikutnya yang dapat dicapai dengan menggunakan lingkungan sekitar dan orang dewasa sebagai fasilitator atau melalui teman sejawat yang lebih mampu.

Vygotsky memandang bahwa penggunaan ZPD dalam pembelajaran memiliki fokus pada pengkategorian pencapaian peserta didik. Pengkategorian ini terbagi atas tiga kelas, yaitu 1) peserta didik berhasil mencapai pembelajaran dengan baik, 2) peserta didik memerlukan bantuan untuk mencapai pembelajaran dengan baik, serta 3) peserta didik gagal mencapai keberhasilan. ZPD hadir sebagai jarak yang mengatur tingkatan kemampuan perkembangan individu dalam memecahkan masalah secara mandiri dengan bantuan orang dewasa atau melakukan kolaborasi dengan teman sejawat yang lebih mampu. Hasil dari pengkategorian tingkatan tersebut merupakan bentuk refleksi yang dilakukan guru tentang pembelajaran yang akan dilakukan ke depannya. Dengan demikian, guru dapat menentukan dan menyediakan pendidikan bagi peserta didik berdasarkan tingkatan kemampuan yang ada.

Learning Modalities

Setiap orang memiliki cara belajar yang berbeda. Gaya belajar adalah cara favorit seseorang dalam memproses informasi dan memahami konsep baru. Gaya belajar ini dibentuk oleh berbagai faktor, seperti preferensi sensorik, kepribadian, dan pengalaman belajar. Secara umum, gaya belajar terdiri atas tiga macam, yaitu Visual, Auditori, dan Kinestetik.

Visual

Gaya belajar visual adalah cara belajar yang berfokus pada penggunaan indera penglihatan untuk memahami dan mengingat informasi. Umumnya, orang dengan gaya belajar ini lebih mudah belajar dan memahami informasi melalui gambar, video, peta, diagram, dan sebagainya. Gaya belajar ini memudahkan individu mengingat tentang apa yang mereka lihat daripada apa yang orang lain katakan. 

Auditori

Gaya belajar auditori berfokus pada indera pendengaran untuk memahami dan mengingat informasi. Orang dengan gaya ini belajar lebih efektif dengan cara mendengar daripada hanya melihat sesuatu. Penyerapan informasi terbaik dilakukan melalui pembicaraan, ceramah, diskusi, tukar pendapat, dan sebagainya. 

Kinestetik

Gaya belajar terakhir adalah dengan banyak kegiatan bergerak atau melalui aktivitas fisik. Orang dengan gaya belajar ini lebih mudah mengingat dan memahami informasi jika terdapat kegiatan yang menggerakkan anggota tubuh atau learning by doing daripada dua gaya belajar sebelumnya. Aktivitas pada gaya belajar ini dapat dilakukan melalui aktivitas langsung, outdoor learning, melalui pengalaman, eksperimen, simulasi, dan sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun