Mohon tunggu...
Budi Sutrisno
Budi Sutrisno Mohon Tunggu... Guru - Guru, Best Writer 2023, pemenang berbagai lomba menulis

Saya seorang guru di Jakarta. Memiliki hobi membaca dan menulis. Beberapa tulisan saya berupa puisi, cerpen, dan artikel telah memenangi sejumlah lomba menulis tingkat nasional.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembawa Obor Harapan: Generasi Z Menyinari Gelapnya Stigma Kesehatan Mental

2 Agustus 2024   10:21 Diperbarui: 2 Agustus 2024   10:28 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: unsplash.com

Seperti kita ketahui, generasi Z adalah generasi yang lahir di antara tahun 1997 hingga 2012. Mereka merupakan generasi yang tumbuh bersama kemajuan teknologi yang pesat. Dengan akses internet yang hampir tak terbatas dan media sosial yang menjadi ruang kedua mereka. Tak pelak, generasi ini memiliki kesadaran yang tinggi terhadap berbagai isu, termasuk kesehatan mental. Di Indonesia, generasi Z berada di garis depan sebagai agen perubahan yang menggagas inisiatif-inisiatif yang berani untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan mental.

Peran media sosial                                                                        

Generasi Z memiliki karakteristik unik yang membedakan mereka dari generasi sebelumnya. Dengan kecakapan digital yang melekat, mereka terampil menggunakan platform media sosial; tidak hanya untuk berkomunikasi, tetapi juga untuk menyebarkan informasi tentang kesehatan mental. Generasi ini tidak takut untuk berbicara tentang masalah pribadi; menjadikan mereka peneroka dalam mempromosikan dialog terbuka tentang kesehatan mental di Indonesia.

Dalam kiprahnya di bidang kesehatan mental, generasi Z tidak hanya bergerak sendiri. Mereka juga berkolaborasi dengan para profesional kesehatan untuk menciptakan sumber daya yang dapat diakses dan terpercaya. Dengan menggabungkan pengetahuan mereka tentang teknologi dengan keahlian para profesional, mereka telah berhasil menciptakan aplikasi, situs web, dan platform digital lainnya yang menawarkan dukungan kesehatan mental yang inovatif dan relevan dengan kebutuhan generasi mereka.

Salah satu kontribusi terbesar generasi Z adalah upaya mengurangi stigma yang selama ini melekat pada kesehatan mental. Dengan berani mereka berbagi kisah dan pengalaman pribadi, membuka jalan bagi pemahaman yang lebih dalam dan empati dari masyarakat luas. Kisah-kisah ini, yang sering menjadi viral, membantu mengubah narasi seputar gangguan mental dari sesuatu yang tabu menjadi topik yang dapat didiskusikan secara terbuka dan tanpa rasa takut.                                                                                                       

Kita menyadari, bahwa kemajuan dunia digital juga dapat memberikan dampak negatif. Karenanya, generasi Z memerlukan pendidikan yang memadai agar dapat memanfaatkan media sosial secara bijaksana.dalam kaitan dengan kesehatan mental. Tak syak lagi, pendidikan merupakan salah satu fokus utama generasi Z dalam upaya mereka untuk mengubah pandangan negatif  tentang kesehatan mental. Mereka dapat mendorong terciptanya kurikulum tentang kesehatan mental yang inklusif di sekolah dan universitas, serta mengadvokasi pentingnya pendidikan kesehatan mental sejak dini. Sebagai contoh, kepada mereka dapat diberikan pengajaran tentang pengenalan konten yang berpotensi merugikan dan bagaimana meng-counter-nya. Pertanyaan besarnya: Sudahkah Kemdikbudristek kita siap untuk memperbarui dan menyempurnakan kurikulum pendidikannya?

Penerapan di Indonesia

Kemajuan teknologi digital telah membuat anak bangsa mampu berinovasi dengan menciptakan platform yang berfokus pada kesehatan mental. Platform ini merupakan bukti nyata kreativitas generasi Z dalam memanfaatkan teknologi untuk tujuan yang mulia. Inovasi ini bukan sekadar komunitas daring biasa, melainkan sebuah ekosistem yang dirancang khusus untuk memberikan dukungan emosional, tempat berbagi pengalaman, dan sumber informasi tentang kesehatan mental yang dapat diandalkan. 

Dengan visi yang jelas untuk memperkuat kesadaran dan dukungan terhadap isu kesehatan mental, platform ini telah menjadi pelopor dalam menyediakan ruang aman bagi siapa saja yang membutuhkan. Berbekal penggunaan yang mudah dan aksesibilitas yang tinggi, platform ini memungkinkan individu dari berbagai latar belakang untuk saling terhubung, berbagi kisah hidup, dan menemukan jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi. 

Platform yang digagas oleh para pemuda Indonesia yang bersemangat tinggi ini, telah berhasil mengintegrasikan kecanggihan teknologi dengan kehangatan komunitas. Keberhasilannya telah mengukir dampak positif yang signifikan, tidak hanya sebagai tempat curhat atau mencari dukungan, tetapi juga sebagai pusat edukasi yang menyebarkan kesadaran tentang pentingnya menjaga kesehatan mental. 

Pada dasarnya, platform ini dirancang untuk menjembatani kesenjangan yang ada dalam layanan kesehatan mental, dengan menyediakan solusi yang tidak hanya terjangkau, tetapi juga mudah diakses dari mana saja. Pendirinya berkomitmen untuk mengikis stigma negatif tentang kesehatan mental yang masih melekat erat dalam masyarakat, menjadi wajah baru yang positif.

Keberadaan platform kesehatan mental telah membuktikan bahwa generasi Z berperan lebih dari sekadar pengguna teknologi. Mereka adalah para inovator yang berani, yang memanfaatkan kecanggihan perangkat digital untuk mendorong perubahan sosial yang bermakna. Mereka membawa angin segar dalam upaya meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang kesehatan mental di Indonesia.

Pendidikan di sekolah

Kesehatan mental adalah fondasi dari pembelajaran yang efektif. Siswa yang sehat secara mental memiliki kemampuan yang lebih baik untuk berkonsentrasi, berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran, dan menunjukkan tingkat kreativitas serta pemikiran kritis yang lebih baik. Oleh karena itu, sekolah harus menjadi tempat yang mendukung, di mana siswa merasa aman dan nyaman untuk mengekspresikan diri serta mendapatkan dukungan untuk menghadapi tantangan emosional. Karenanya, pelajaran tentang kesehatan mental harus menjadi bagian dari kurikulum sekolah, mulai dari pengenalan konsep dasar hingga penerapan strategi yang efektif dalam pencegahan stres.

Langkah yang tak kurang pentingnya adalah mewujudkan program peer support (dukungan sebaya) yang sangat efektif untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan. Siswa dapat dilatih untuk menjadi pendengar yang baik dan memberikan dukungan kepada sesama teman. Dukungan sebaya telah terbukti sebagai salah satu metode yang efektif dalam menangani masalah kesehatan mental. Generasi Z memahami bahwa berbicara dengan seseorang yang memiliki pengalaman langsung dengan masalah serupa, dapat memberikan perspektif yang berharga dan solusi yang lebih relevan.

Pengembangan aplikasi digital

Fakta menunjukkan bahwa generasi Z di Indonesia tidak hanya aktif dalam berinteraksi melalui platform media sosial, tetapi juga berperan aktif dalam inovasi teknologi, khususnya dalam pengembangan aplikasi digital yang berfokus pada peningkatan kesehatan mental. Mereka telah berhasil mengembangkan aplikasi yang berinisial  "R" dan  "M", yang muncul sebagai solusi kreatif yang dirancang oleh anak muda Indonesia untuk memberikan dukungan psikologis yang mudah diakses.

Aplikasi inovatif ini dirancang dengan fokus pada aksesibilitas, sehingga memastikan bahwa setiap individu---terlepas dari lokasi atau kondisi ekonomi---dapat memperoleh dukungan kesehatan mental yang mereka butuhkan. Ini adalah langkah revolusioner, terutama di negara-negara dengan keterbatasan akses ke layanan kesehatan mental profesional. Dengan teknologi yang ramah pengguna dan biaya yang terjangkau, aplikasi ini dapat membuka pintu bagi banyak orang untuk mendapatkan bantuan tanpa harus khawatir dengan hambatan geografis atau biaya yang memberatkan.

Keberadaan aplikasi ini adalah bukti adanya potensi besar yang dimiliki oleh generasi muda dalam menciptakan perubahan positif melalui pemanfaatan teknologi. Siapa bilang generasi Z hanya gemar melibatkan diri dalam tawuran dan penyalahgunaan narkoba?

Kesimpulan

Menurut hemat penulis, dalam perjalanan menuju kesehatan mental yang lebih baik, teknologi jangan kita pandang sebagai musuh, melainkan sebagai mitra yang berpotensi membawa perubahan positif. Dengan pendekatan yang tepat, kita dapat mengarahkan kekuatan teknologi untuk mendukung kesehatan mental yang lebih baik bagi seluruh lapisan masyarakat.

Penulis percaya, bila digunakan dengan bijak oleh generasi Z, teknologi canggih dapat menjadi kekuatan yang sangat positif untuk membangun masyarakat yang lebih sehat secara mental. Stigma negatif yang melekat pada kesehatan mental dan wajahnya yang semula bertudung mendung, telah berubah menjadi terang bagi perjalanan anak bangsa menuju hari depan yang penuh pengharapan dan kejayaan.

Generasi Z tidak hanya sekadar berdiri di garis depan perubahan, tetapi juga menulis narasi kesehatan mental dengan tinta empati dan inovasi. Dalam setiap diskusi tentang kesehatan mental yang melibatkan mereka, terdapat jiwa manusia dan harapan serta masa depan yang lebih cerah yang sedang merekaukir dengan penuh semangat.

Daftar Pustaka

Adams, R. E., & Lawrence, R. H. (2020). The impact of social media on mental health: A systematic review. Journal of Mental Health,           29(3), 217-232. https://doi.org/10.1080/09638237.2020.1720528.

Ahmad, N., Rahman, M. S., & Rahman, S. (2021). Mental health issues among adolescents in Indonesia: A scoping review. BMC Public          Health, 21, 137. https://doi.org/10.1186/s12889-021-10259-3.

B, Diva Sevia, Fadiyah, Anisa, Kusumawardani, Frisca, Qhosiah, Husnul, Yuliani, Yolanda. (2024). Peran media sosial Instagram                    @rahasiagadis pada pengendalian kesehatan mental generasi Z di kota Tangerang. Kultura: Jurnal Ilmu Hukum, Sosial, dan                      Humaniora. http://jurnal.kolibri.org/index.php/kultura/article/view/650.

Komang, I. K. (2020). Youth-led mental health initiatives in Indonesia: Challenges and opportunities. Journal of Youth Studies, 23(4),         451-467. https://doi.org/10.1080/13676261.2019.1620925.

Pratama, A., & Sari, D. (2019). Digital mental health interventions: An emerging role of technology in mental health care in Indonesia.         Journal of Health Informatics in Developing Countries, 13(2), 1-15. http://www.jhidc.org/index.php/jhidc/article/view/268.

Saraswati, M. (2021). The role of peer support groups in promoting mental health among adolescents: Evidence from Indonesia.                   Asian  Journal of Psychiatry, 55, 102527. https://doi.org/10.1016/j.ajp.2021.102527.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun