Mohon tunggu...
Budi Supriyatno
Budi Supriyatno Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Guru Besar Universitas Krisnadwipayana. Jakarta

Guru Besar Ilmu Pemerintahan Universitas Krisnadwipayana, Jakarta. Hoby: menulis buku dan artikel jornal international.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Fufufafa

5 Desember 2024   10:02 Diperbarui: 5 Desember 2024   16:31 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash

FUFUFAFA MAKAN ROTI 

Budi Supriyatno

Geger masyarakat indonesia munculnya akun Fufufafa”. Tidak hanya di indonesia di manca negara seperti inggris dan francis juga ikut bertanya. Fufufafa mengguncangkan jagat maya. 

Temanku di francis yang pernah tinggal di Jogya selama 10 tahun lebih,  yang fasih bahasa jawa tanya “Bro binatang apa itu fufufafa wkwkwkwk?” tanyanya nyindir sambil tertawa.  Saya jawab sekenanya, “oh bukan binatang, tapi sepotong roti seharga Rp.400 ribu, Bro” jawabku enteng seperti orang yang tidak pernah berdosa,  kalimatnya saya teruskan “itu sama dengan gaji guru honorer dua bulan," kataku sambil tertawa. 

Karena saya punya ponakan jadi guru SD di desaku sebagai guru honorer selama sebelas tahun belum diangkat menjadi ASN, dan gajinya tiap bulan cuma Rp. 200 ribu. Itupun dibayar pakai mata uang Japang “Yen”, Yen ono duite, lan yen ora lali sing mbayar (Kalau ada uangnya dan kalau yang bayar tidak lupa ngasih honor). 

Kasihan deh keponakanku yang kerja keras memintarkan anak bangsa, honornya kecil. Untuk memberikan semangat saya selalu memberi motivasi “Sabar yo nduk, Gustiallah ora sare” (sabar ya nak Tuhan itu tidak tidur, pasti akan memberikan terbaik untuk kamu, orang yang sabar).  “Inggih pakde” (ya pak de), jawabnya singkat. 

Tetapi anehnya ada orang tega pamer makan roti sepotong seharga Rp.400 ribu, itukan gaji dua bulan ponakanku ngajar jadi guru SD. Kok tega benar, manusia ini dibuat bahannya dari  apa ya? Opo iki jaman edan? (apa  ini zaman gila?)

Tentang kata Fufufafa, saya cari referensi di kamus Besar Bahasa Indonesia tidak kuketemukan. Nyari lagi di Longman Dictionary of Contemporary English kamus yang biasa saya tanya, kamus tersebut cuma ngguya-ngguyu (tersenyum) tidak bisa menjawab apa itu fufufafa?. 

Tanya teman dekat saya orang Korea yang baik hati dan suka humor dengan saya, mungkin juga temannya Shin Tae-Yong pelatih sepak bola PSSI, “kui dudu bahasaku, dudu bahasa korea, takono karo mulyono, pak de” (itu bukan bahasa saya, bukan bahasa korea, tanyalah ke mulyono, pak de). Jawabnya ngenyek (nyindir). 

Manggil pak de, kapan aku dadi bojone mbok demu wkwkwkwk (Kapan saya menjadi suami bu de mu).  Panggil pak de seenak jidat. Setelah saya pikir-pikir, saya kira ada benarnya saran  temanku dari korea itu, cerdas juga dia, disuruh tanya sama mulyono. Namun kalau tanya sama mulyono, saya sudah tahu jawabannya. Jawabanya pasti seperti ini. Mana aku tahu, kok tanya aku?. Pusingkan?

Dari pada pusing mencari pengertian tentang fufufafa yang sulit diketemukan, maka saya memberanikan diri membuat definisi sendiri.  Pengertian fufufafa menurutku  adalah sebuah akun pengguna kaskus yang “kurang ajar” menimbulkan heboh dan kontroversi. Mungkin didefinisi itu kurang tepat bahkan agak kacau. Tetapi nggak apa-apa, dari pada kosong,  tidak ada definsi yang jelas. 

Sebuah kata yang viral kalau tidak terdefinisi akan menjadi aneh dan ganjil bisa menjadi pertanyaan. Itulah definisi fufufafa menurutku, dipakai syukur tidak dipakai ya syukur hehehe.  Kenapa saya katakan kurang ajar? Sebuah akun twiter (X) yang menemukan jejak digital penghinaan terhadap Prabowo Subianto, putranya Didit Hediprasetyo, mbak Titiek Suharto mantan istrinya

Mengungkapkan temuan-temuan netizen (warganet) terhadap akun Kaskus yang diduga kuat milik Gibran Rakabuming penghinaan  seperti “Istri cerai, Anak homo, Trus mau lebaran sama siapa,pecatan TNI," dan "Ternyata pecatan dapat pensiunan juga." Postingan seperti itu benar-benar kurang ajar, yang tidak punya etika dan sopan santun dan cenderung benci pada Prabowo Subianto sebagai lawan politik bapaknya yaitu Joko Widodo 2014 dalam Pemilihan Presiden.

Penelusuran warganet lagi ditemukan bahwa fufufafa juga menghina Susilo Bambang Yudhoyono, dan Anies Baswedan, serta melecehkan sejumlah artis seperti Syahrini, Cinta Laura, Nadia Mulya, Bella Shofie, Pevita Pearce, Duo Serigala, Haruka Nakagawa, Nurul Arifin, Wanda Hamidah, Kartika Putri, dan Rachel Maryam. Waouuuu banyak benar.

Selain itu, fufufafa juga ditemukan oleh warganet memberikan komentar bernada rasis dan ofensif terhadap berbagai kelompok, salah satunya terhadap etnis Papua. Masih belum puas dengan pelcehan tersebut Fufufafa juga merendahkan buruh dan masyarakat kelas bawah. Misalnya, akun tersebut pernah menulis tanggapan sinis yang membahas kenaikan kelas buruh dengan mengatakan, "Pengen naik kelas? Jadi pengusaha aja tong."

Memang, berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang canggih dengan mudah  seseorang untuk mengakses dan mencari jejak informasi yang diunggah di media sosial seperti twiter (X), Facebook, Instagram dll. Hal ini mempunyai dampak baik dan buruk (plus-minus) terhadap opini masyarakat. Yang jelas dampak  penggunaan media komunikasi sosial yang kurang bijak dan kurang ajar   mengakibatkan kemarahan dikalangan masyarakat. Seperti munculnya postingan “Fufufafa”  itu,  terus menjadi trending topik di sosial media sepanjang masa.

Reaksi masyarakat warganet banyak yang mengecam komentar amoral  tersebut. Masyarakat menganggap bahwa pernyataan tersebut tidak pantas, dan melebih batas toleransi terutama mengingat posisi sebagai anak presiden waktu itu. Dan kini dipilih Prabowo menjadi wakilnya.  Gibran boleh saja membantah dan membela dirinya bukan sebagai pemilik akun,  ketika ditanya wartawan akun fufufafa Gibran hanya memberikan pernyataan. “mbuh, takono sing nduwe akun (tidak tahu tanya yang punya akun). Namun sebuah teori netizen yang cerdas menyebut Fufufafa milik Gibran dan idientik dengan Gibran.

Pernyataan Gibran mbuh... itu menimbulkan polemik di kalangan masyarakat dan mendorong pihak- pihak yang berwenang untuk mengungkap pemilik akun Fufufafa. Namun sayangnya yang berwewenang seperti Menteri Komunikasi dan Informatika berusaha menutupi kasus ini.

Menteri Komunikasi dan Informatika saat itu Budi Arie Setiadi menegaskan akun kaskus Fufufafa bukan milik Gibran. Nampaknya Budi Arie pasang badan membela anak majikannya. Herannya ketika ditanya kalau bukan Gibran siapa pemilik akun Fufufafa? Dia tidak bisa menjawab siapa pemilik akun Fufufafa yang sebenarnya.

Sejatinya pemilik fufufafa bisa ditelusuri. Kalau punya niat baik Kementerian Komunikasi dan informasi punya akses menelusuri siapa dan dimana pemilik akun fufufafa. Dan akan mudah ditemui. Masa sebuah kementerian yang besar punya pejabat dan staf banyak yang hebat-hebat, dan punya anggaran puluhan milyaran rupiah tidak bisa menemukan pemilik akun fufufafa? Inikan ironis banget?. Masa kementerian sebesar itu kalah sama fufufafa?.  Anehkan?

Mendadak Panggil Menkomdigi 

Gibran mendadak memanggil Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) ke Istana Wapres, Merdeka Utara, Jakarta, (29/10/2024). Meutya Hafid Menkomdigi pun menegaskan bahwa pertemuannya dengan Wapres Gibran hanya membahas Komdigi, tidak ada pembahasan makan bergizi gratis. "Pokoknya hanya terkait Komdigi," tegasnya. 

Kalau membicarakan tentang Komdigi kenapa tidak mau menjelaskan secara gamblang kepada wartawan? Apa ada rahasia yang menggangu fufufafa? Pertanyaan selanjutnya mengapa pemanggilan Meutya Menkomdigi begitu mendadak? Sebagai masyarakat wajar kalau curiga? Apakah diminta untuk melindungi akun  fufufafa? Seperti menteri sebelumnya? Jawabnya yang tahu hanya Gibran dan Meutya. 

Kalau gibran bisa bungkam kemenkomdigi kasus tersebut bakalan tidak akan terungkap. Namun pasti akan menjadi masalah gibran sendiri sepanjang karir politikanya,  akan selalu ditanyakan tentang fufufafa  oleh nitizen (warganet).

Fufufafa akan menjadi bola liar, menggelinding terus sepanjang masa,  sebelum ada informasi yang jelas dari pihak pemerintah maupun Gibran sendiri. Karena orang-orang cerdas,  kritis, berani dan konsisten  seperti Mas Suryo, dr. Tifa, Bang Refly  Harun dan warganet lainya akan mengkritisi terus sampai ada jawaban dari pemilik akun fufufafa yang sebenarnya.

Mengapa demikian, yang jelas menyangkut "kredibilitas"seorang pimpinan negara Indonesia dipertaruhkan. Rakyat Indonesia menginginkan pemimpin yang bersih, jujur, beretika, bermoral punya sopan santun, tidak Korupsi, kolusi, nepotisme dan memiliki kompetensi tinggi untuk memperjuangkan nasip rakyatnya yang lebih sejahtera. Bukan pimpinan yang digambarkan fufufafa yang amoral tidak memiliki etika, menjelek-jelekan tokoh bangsanya sendiri demi kepentingan pribadi.

Oh Fufufafa, fufufafa....makan roti deh,  seharga  empat ratus ribu...sambil nebang pesawat ke amerika.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun