Mohon tunggu...
Ibudias
Ibudias Mohon Tunggu... Aktris - Karyawan Swasta

Saya Karyawan dan suka nulis

Selanjutnya

Tutup

Politik

HmI di Tangan Gen-Alpha: Bagaimana Perubahan Digital Membentuk Aktivisme Masa Depan?

12 Januari 2025   02:44 Diperbarui: 12 Januari 2025   08:50 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Ilustrasi Aktivis Muda Gen-Alpha oleh Leonardo

Konflik Internal: Senioritas vs. Otonomi dalam HMI. Apakah Alpha akan Menggeser Dominasi Senioritas?

Salah satu tantangan yang akan dihadapi HMI adalah pergeseran dalam dinamika kekuasaan dan struktur organisasi. Dalam banyak organisasi, senioritas memegang peran penting dalam pengambilan keputusan. Namun, Generasi Alpha mungkin akan lebih memilih otonomi dan kebebasan dalam menentukan arah organisasi mereka. Di dalam organisasi mahasiswa seperti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), misalnya, penentuan calon kandidat dalam kepengurusan sering kali tidak hanya berdasarkan kompetensi, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor antara dan atau senioritas yang kerap mimbulkan konflik internal dalam tubuh organisasi HmI. Tradisi ini sudah mengakar selama bertahun-tahun, di mana para kader yang lebih lama bergabung dalam organisasi memiliki pengaruh besar dalam menentukan siapa yang berhak maju dalam pemilihan kepemimpinan. Namun, dengan hadirnya Generasi Alpha, yang lebih independen dan terbiasa dengan pola komunikasi digital yang lebih egaliter, muncul pertanyaan besar: Apakah intervensi senioritas dalam penentuan kandidat masih akan terus terjadi, atau justru melemah?

Dalam sejarahnya, HMI dikenal sebagai organisasi kaderisasi yang kuat, dengan pola kepemimpinan yang bertahap. Seorang anggota yang ingin maju sebagai pemimpin biasanya harus melalui berbagai tahapan, mulai dari Latihan Kader 1 (LK1), Latihan Kader 2 (LK2), hingga Latihan Kader 3 (LK3). Namun, dalam banyak kasus, senior-senior HMI terutama alumni yang sudah berkecimpung dalam dunia politik dan pemerintahan memiliki pengaruh besar dalam menentukan siapa yang dapat naik ke posisi strategis.

Fenomena ini selaras dengan konsep Patron-Client Relationship yang dijelaskan oleh James C. Scott (1972) dalam Patron-Client Politics and Political Change in Southeast Asia. Scott berargumen bahwa di banyak organisasi politik, ada hubungan patron-klien di mana individu yang lebih senior (patron) memiliki kendali atas individu yang lebih junior (klien), dengan imbalan dukungan dan perlindungan politik. Dalam konteks HMI, pola ini masih terlihat jelas, terutama dalam pemilihan ketua umum.

Generasi Alpha tumbuh dalam lingkungan digital yang lebih demokratis, di mana akses terhadap informasi dan kemampuan berkomunikasi tidak lagi bergantung pada hirarki formal. Dalam dunia digital, mereka terbiasa dengan struktur yang lebih horizontal, di mana siapa pun bisa berkontribusi berdasarkan kapasitasnya, bukan hanya berdasarkan senioritas.

Menurut Don Tapscott (2009) dalam Grown Up Digital, generasi yang tumbuh di era internet lebih kritis terhadap sistem yang dianggap tidak transparan dan cenderung mencari jalur independen dalam pengambilan keputusan. Ini berarti kemungkinan besar Generasi Alpha dalam HMI akan lebih menuntut sistem pemilihan yang lebih terbuka, berbasis meritokrasi, dan tidak terlalu bergantung pada restu senior.

Namun, apakah ini berarti dominasi senioritas akan hilang sepenuhnya? Kemungkinan besar tidak. Meskipun Generasi Alpha lebih independen, mereka tetap beroperasi dalam sistem yang sudah ada. Senior-senior HMI yang masih memiliki pengaruh dalam dunia politik dan pemerintahan tentu tidak akan melepaskan kendali begitu saja. Sebagai contoh, dalam beberapa tahun terakhir, pemilihan pemimpin di HMI masih melibatkan "restu" dari tokoh-tokoh senior, baik dalam bentuk rekomendasi langsung maupun melalui dukungan logistik dan sumber daya.

Namun, perubahan besar bisa terjadi dalam metode komunikasi dan advokasi internal. Jika sebelumnya lobi politik dilakukan dalam pertemuan tatap muka di kafe atau rumah makan, Generasi Alpha mungkin akan lebih mengandalkan platform digital seperti Telegram, Discord, atau bahkan voting berbasis blockchain untuk memastikan transparansi dalam pemilihan kandidat.

Era Tanpa Kertas: Pengelolaan Administrasi yang Lebih Efisien

Salah satu ciri khas dari Generasi Alpha adalah kemudahan mereka dalam mengelola segala sesuatu secara digital. Hal ini juga akan berdampak pada cara HMI mengelola administrasi internal mereka. Tidak ada lagi kebutuhan untuk mengelola dokumen fisik atau surat-menyurat yang rumit. Sebaliknya, aplikasi berbasis cloud dan alat kolaborasi digital akan memungkinkan pengelolaan dokumen dan kegiatan organisasi dengan lebih efisien.

The Economist dalam artikelnya, The Impact of Digital Media on Generation Alpha (2021), menyoroti bahwa media digital tidak hanya mengubah cara anak-anak berkomunikasi, tetapi juga cara mereka mengakses dan mengelola informasi. Generasi Alpha, yang lebih nyaman dengan teknologi, akan mendorong HMI untuk beralih ke sistem manajemen berbasis digital yang lebih efisien. Konvergensi antara berbagai platform ini akan memungkinkan HMI untuk bekerja lebih cepat dan lebih fleksibel, tanpa harus bergantung pada infrastruktur fisik yang lama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun