Mohon tunggu...
Budiman
Budiman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Penulis. Menyukai berbagai bidang pekerjaan yang menambah ilmu pengetahuan dan mendapatkan pengalaman.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Krisis Demokrasi dan Tantangan Terhadap Sistem politik: Mengidentifikasi Akar Masalah dan Potensi Solusi

26 Februari 2024   10:32 Diperbarui: 26 Februari 2024   10:47 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Demokrasi (Sumber: pascasarjana.umsu.ac.id/anugrahdwi)

Kesenjangan ekonomi yang terus-menerus memperburuk perpecahan sosial dan mengikis kepercayaan terhadap lembaga-lembaga demokrasi. 

Ketika kelompok tertentu merasa tertinggal atau dirugikan oleh globalisasi dan kemajuan teknologi, mereka mungkin akan beralih ke pemimpin populis yang menjanjikan solusi sederhana terhadap permasalahan yang kompleks.

2. Polarisasi Politik

Polarisasi ideologis telah memperparah kemacetan politik dan menghambat dialog dan kompromi yang konstruktif. 

Dalam lanskap politik yang semakin terpolarisasi, keberpihakan sering kali lebih diutamakan daripada kepentingan umum, sehingga melemahkan fungsi lembaga-lembaga demokrasi.

3. Erosi Pendidikan Kewarganegaraan

Kurangnya pendidikan kewarganegaraan dan literasi politik membuat warga negara tidak mampu mengevaluasi informasi secara kritis, terlibat dalam perdebatan yang bermakna, dan meminta pertanggungjawaban wakil-wakil mereka yang terpilih. 

Tanpa pemahaman yang kuat tentang prinsip-prinsip dan institusi demokrasi, individu mungkin rentan terhadap manipulasi dan informasi yang salah.

4. Gangguan Teknologi

Menjamurnya media sosial dan platform digital telah mengubah sifat komunikasi dan wacana politik. 

Meskipun teknologi ini berpotensi meningkatkan partisipasi dan transparansi demokrasi, teknologi ini juga memfasilitasi penyebaran disinformasi, ruang gaung, dan pelecehan online, sehingga melemahkan kepercayaan terhadap proses demokrasi.

Solusi Potensial

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun